PART 9 : A CONVERSATION

194 30 12
                                    

Wonwoo masih menatap gadis bernama Jung Yerin yang tengah tertidur dengan kedua alis bertautan dan mulai menitikkan airmatanya. Igauannya memanggil ibunya membuat Wonwoo nelangsa. Dia tahu gadis ini sudah tidak memiliki orang tua, dan Wonwoo tahu penyebabnya. Wonwoo mengenali gadis ini ketika pertama kali melihatnya beberapa minggu yang lalu saat di taman bermain.

Hari itu, Yerin menabraknya dan saat Sowon muncul Wonwoo memutuskan untuk beranjak pergi menjauhi gadis itu, karena Wonwoo tidak mau membuat kehebohan. Tentunya jika melihatnya, Sowon akan memarahi Wonwo habis-habisan. Sowon selalu melarang siapapun mendekati Yerin. Sowon begitu protektif kepada adik-adiknya. Kelompok tari eksklusif dari Universitas Sungkyukwan dimana Sowon pernah bergabung dan menjadi ketuanya. Dan dari sana dia mengenal Yerin.

Begitu Seventeen bubar karena permasalahan internal tahunan yang lalu, Sowon memiih hanya berteman dengan beberapa teman perempuan dikampus. Sowon juga menjadi pribadi yang tertutup dan menjadi sangat dekat dengan Yerin dan adiknya yang berasal dari klub tari yang sama. Namun pertemanan mereka makin menguat karena mereka dihubungkan satu benang merah. Benang merah yang menyeret Wonwoo sekaligus.

Wonwoo mendaratkan pandangannya kearah lengan Yerin, yang baru dia sadari bahwa gadis itu terluka karena belati Mingyu. Wonwoo tahu Mingyu tidak bermaksud melukai Wonwoo ataupun Yerin. Dia biasa melakukannya jika sedang iseng. Tapi ternyata munculnya belati itu membuat Yerin mengira Wonwoo akan diserang Mingyu. Ada sebersit rasa aneh dalam diri Wonwoo jika mengingat bagaimana Yerin melemparkan diri kearah belati itu.

"Bagaimana jika kau bukan hanya tergores, Jung Yerin?" tanya Wonwoo pelan untuk dirinya sendiri. Karena gadis itu tidak akan mungkin mendengarnya.

Wonwoo bergerak dan mendekati Yerin, "Bangun, Jung." Panggil Wonwoo sambil mengguncang pelan bahu gadis itu. Dua guncangan Wonwoo dibahu Yerin sukses membuat gadis itu bangun. "Astaga, aku tertidur." Ujarnya.

Wonwoo berdecak. "Ya, kau tertidur dan juga ngiler. Merusak bukuku."

Yerin membulatkan matanya karena terkejut dengan kalimat Wonwoo dan menyadari kesalahannya. "Maaf. Pasti bukumu mahal." Ujar Yerin dengan nada bersalah.

"Bukan karena bukunya yang mahal. Yah walau kuakui itu buku khusus bertanda tangan JK Rowling sendiri waktu aku hadir ke peluncurannya dulu. yah, sudahlah." ujar Wonwoo pelan. Yerin menoleh takut-takut. Wonwoo kemudian menarik Yerin dengan lembut dan membawanya ke kamar mandi.

Yerin agak takut tapi dia tidak punya pilihan karena tangannya bertautan dengan Wonwoo akibat borgol yang dipasang Seungcheol. "Kau harus mencuci mukamu dan menggosok gigi." Ujar Wonwoo.

Yerin terpengarah namun menurut. Dia menerima sabun wajah milik Wonwoo juga sikat dan pasta gigi. Melakukan yang harus dia lakukan. Wonwoo memperhatikan gadis itu sambil kemudian tangannya yang bebas terulur kearah lengan Yerin yang terluka, "Dan kita harus membersihkan lukamu. Maaf aku baru menyadarinya. Terima kasih anyway."

Yerin berhenti menggosok giginya dan menoleh kearah Wonwoo yang berada dikanannya, tepatnya dibelakangnya. Wonwoo tampak tersenyum, saat itulah Yerin seolah tersihir dengan senyuman lebar Wonwoo yang tidak pernah liat sebelumnya. Membuat Yerin gugup dan bergegas menyelesaikan aksi gosok giginya. Sementara tangan kiri Wonwo yang seolah memeluk Yerin tampak mengulur kearah cabinet kecil dan mengambil salep transparan untuk membersihkan luka Yerin.

Wonwoo mengoleskan salep perlahan setelah Yerin selesai menggosok giginya. Yerin menatap pemuda itu melalui cermin. Wajah Wonwoo nampak serius dan sangat berhati-hati, seolah Yerin adalah patung kaca yang bisa pecah jika terlalu keras disentuh. Yerin merasakan sakit sesekali namun dia menahannya. Sampai akhirnya Wonwoo menyelesaikan pengobatannya dengan menempelkan pleser cukup lebar.

CHERRY BLOSSOMS IN WINTERWhere stories live. Discover now