Wonwoo terbangun karena suara ponselnya. Wonwoo mengerjap-ngerjapkan matanya beberapa kali dan menyadari posisi tidurnya dan Yerin masih sama seperti semalam. Senyum Wonwoo tertarik sedikit, menyadari dia menyukai bagaimana tubuhnya dan Yerin saling nyaman satu-sama lain.
Wonwoo melirik jam dinding dan nyaris terkejut saat menyadari waktu sudah hampir menunjuk angka sepuluh yang berarti dia dan Yerin tertidur lebih dari 9 jam.
Wonwoo menarik pelan tangan kirinya dan sedikit membangunkan badannya, posisinya setengah duduk dan setengah rebah, kemudian dia mencari-cari ponselnya yang berbunyi tadi. Begitu menemukan apa yang dia cari Wonwoo segera meraihnya dan membaca beberapa pesan di konversasi grup Shadow.
From : Vernon Choi
to : Group Shadow
Jisoo. Vanilla Caffe, Hongdae. 11.30
Wonwoo menekan pelipisnya pelan, kemudian memanggil sebuah nomor yang masih dia simpan.
***
Seungkwan baru menyelesaikan sandwich buatan Eunha saat sebuah nomor yang terasa familiar diingatannya. "Yobboseyo."
"Hong Seungkwan, dimana Josh?" suara itu sangat dikenali Seungkwan karena mereka pernah menjadi teman dekat. Suara bariton yang khas, "Jeon Wonwoo?" ujar Seungkwan memastikan.
"Iya ini aku. Cepat katakan dimana, Josh?" suara itu menjadi tidak sabar. Seungkwan mendengus kesal namun mengingat Wonwoo bukan tipikal yang mudah sabaran, Seungkwan memilih segera beranjak dari samping Eunha dan menuju dimana Joshua berada. "Hyung, Jeon Wonwoo meneleponmu." ujarnya sembari mengulurkan ponselnya.
Kedua alis Joshua bertautan namun segera dia meraih ponsel Seungkwan. "Kenapa?" ujar Joshua tidak ramah.
"Aku tidak akan banyak bicara. Tapi mungkin kau sudah menyadarinya siapa Jung Yerin, kalau tidak, tidak mungkin kau menjaganya hanya karena Jihoon terluka. Tapi satu hal, bukan Shadow dalang dari semua kekacauan yang menimpamu dan keluargamu. Dan kalau ada yang membuat kau tenang, bagaimanapun kau selalu tahu, Yerin aman bersamaku saat ini. Dan mungkin ini bisa membantumu saat bertemu dengan Seungcheol nanti. Aku menyebutkan nama Hwang Eunbi padanya. Dan kusarankan kau ikuti permainanku, Choi Yuju dalam perjalanan dari Bandara Gimpo pukul 10.45. Jika kau berhasil mungkin bukan hanya Yerin yang bisa kau lindungi."
Sambungan diputus, Joshua melirik jam ditangan kanannya. Waktu sudah bergerak ke angka 10.11 menit. "Seokmin, jemput Yuju di Gimpo sekarang. Dan bawa dia dulu." perintah Joshua. Dan tanpa disuruh dua kali Seokmin sudah bangkit dari kursinya.
"Hyung..?" Seungkwan nampak menatap Joshua penuh tanda tanya. Joshua tersenyum sekilas karena Eunha berdiri mematung menatapnya alih-alih menjawab pertanyaan Seungkwan, "Apakah yang Oppa maksud adalah Choi Yuju?" tanya Eunha.
Joshua hanya mengangguk kecil, dia tahu sudah saatnya semua diceritakan pada Eunha.
***
Wonwoo melempar ponselnya begitu saja. Dalam kepalanya berputar rangkaian skenario yang mungkin terjadi. Dia sungguh-sungguh berharap Joshua mau mendengarkan sarannya dan mengikuti permainannya. Karena dengan begitulah dia bisa mengeluarkan Yerin dari rumahnya dan menjauhkannya dari Seungcheol. Jika tidak, mungkin Yerin akan mengalami hal buruk lainnya.
Wonwoo baru saja berniat merebahkan tubuhnya kalau bukan karena Yerin yang mendadak terbangun dan menatapnya dengan sepasang mata bulatnya. "Pagi." sapa Wonwoo. Tapi gadis itu diam tidak menjawab. Tatapannya masih menatap Wonwoo seolah tengah mempelajarinya.
Perlahan tangan Yerin terulur ke pipi Wonwoo. Wonwoo mematung merasakan sentuhan gadis itu. Pelan senyuman Wonwoo merekah dan dengan cepat Yerin menarik kembali tangannya. "Kupikir aku bermimpi." ujar Yerin. Wonwoo berdecak.
YOU ARE READING
CHERRY BLOSSOMS IN WINTER
Hayran KurguYerin mengusap air matanya sendiri, kemudian berlari memeluk pria yang menunggunya ditengah dinginnya musim dingin. "Kau bodoh!" ujar Yerin pada pria itu. Pria yang duduk nyaris membeku dibangku taman hiburan dimana mereka pertama kali bertemu itu t...