[4] Flora Aurelilly dan Amplop Hitam

7 3 0
                                    


Seperti biasa selain hari kamis, Rana sampai sekolah tepat dengan bel masuk berbunyi.

Rana berjalan dari parkiran menuju kelas. Disaat semua murid yang baru datang berlari kencang agar tidak telat, justru ia berjalan santai.

Saat sampai kelas, sudah ada Pak Bayu-Guru Matematika, terkiler.

Rana masuk menyelonong, namun tangannya dicekal oleh Pak Bayu.

"Tidak sopan, main masuk saja kamu." Ucap Pak Bayu menarik Rana mundur.

Rana diam. Lalu berkata

"Bapak.." Ucapnya memberi jeda.
Ia memiringkan kepalanya dan menatap intens Pak Bayu.

"Siapa?" Lanjutnya.

Langsung mendapat pelotot-an dari Pak Bayu.

"Huh! Kalau mau duduk. Kerjakan soal dipapan tulis." Ucap Pak Bayu membuang nafasnya kasar.

"Lah? Bapak siapa, berani nyuruh saya ngerjain soal itu?" Ucap Rana senga.

"Kamu ini! Saya guru matematika, sudah cepat kerjakan." Balas Pak Bayu tegas.

"Oh, bilang dong dari tadi." Ucap Rana berjalan mengambil spidol.

Satu menit berlalu Rana sudah selesai mengerjakan 3 soal itu. Lalu ia diperbolehkan duduk dibangku-nya.

***

Bel istirahat telah berbunyi beberapa menit lalu. Kelas sudah sepi, hanya tersisa Rana dan Geya.

Mereka sedang tiduran tengkurap di lantai depan papan tulis. Bagi mereka itu adalah hal yang paling menyenangkan.

Kruk kruk kruk.

Perut Rana berbunyi.

"Ya' denger gak?" Ucap Rana.

"Hooh, laper? Sama." Balas Geya.

"Tunggu apa lagi?" Ucap Rana.

"Ayo ke kantin!" Balas Geya bersemangat sambil berdiri dari tidurnya.

Lalu mengulurkan tangannya menarik tangan Rana agar ia bangun.

"Yang sampe duluan di kantin, makanannya dibayarin. Gimana?" Ucap Rana.

"Lah, ayo." Balas Geya.

"Satu"

"Dua"

"Tig_"

"Lariiiiii" Ucap Rana berlari memotong Geya yang sedang ngitung.

"EH SIALAN LO! TUNGGU!" Ucap Geya menyusul Rana yang berada didepannya.

Mereka pun berlari saling susul menyusul, agar lebih dahulu sampai di kantin.

Namun saat di belokan menuju kantin, Rana tak sengaja menabrak seseorang yang berlawanan arah dengannya.

Bruukk

Keduanya terduduk ke lantai.
"ADUH! JALAN PAKE MATA DONG!" Ucap Rana berteriak menyalahkan orang yang ia tabrak.

"Maaf, bukannya kamu yang lari terus nabrak aku?" Ucap Perempuan berambut panjang dengan mata keabuan dan kulit putih pucat, sambil bangun dari duduknya dan mengulurkan tangannya berniat membantu Rana.

One Day [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang