Kali ini sungguh tak ada kicauan burung dan senyuman sepucuk bunga. Rasanya hampa.
Perasaan Sheila tidak enak sejak mimpi tadi pagi, rasa nya satpam itu terus meneror nya.
"Ar," panggil Sheila tangannya menyempit pada gendongan tas, "Ar, tadi gue mimpi di kerjain si Yo--" sambung nya yang terpotong suara motor Arlan.
Suaranya seperti tronton kapal laut, membuat rumah di belakang membuka pintu, "Woi, berisik!" kata pak Anto pemilik rumah itu.
Arlan dan Sheila menengok ke arah suara itu, "maaf pak," balasnya berbarengan.
"Bisa ga kenalpot lu di ganti? bukan cuma tetangga gue yang resah, tetangga lu juga mungkin udah ngerencanain buat nge demo lu," kata Sheila setelah pak Anto masuk ke dalam rumah nya.
Bisa saja para tetangga Arlan demo tentang motor atau bisa aja ada salah satu tetangga yang berniat menculik motornya. Bahkan sheila sendiri sudah mempunyai niat itu.
"Lagian lu nyerocos mulu, mau nebeng ga?" tawar nya tanpa meminta maaf atas kejadian itu.
Gadis itu tersenyum sumringah, membunyikan suara jari tengah dan jempolnya, "kebetulan, ayok!" jawabnya meng iyakan.
"Buruan naik,"
Saat akan menaiki motor itu, Arlan mentancap gasnya. Candaan Arlan memang selalu berujung nyeri.
BRUK!
Sheila terjatuh kencang, lalu berdiri sambil menepuki roknya yang kotor, melirik ke arah belakang ada segerombolan laki-laki berseragam putih biru yang menertawakannya.
"Sableng!" kesalnya pada Arlan.
Sheila terus menepuki roknya hingga bersih, saat akan menepuki rok belakang, Astaga! rok gue robek, batinnya melihat lebih teliti sepanjang apa rok itu robek.
Rok abu nya robek begitu panjang, sehingga bisa membuat Sheila berjalan dengan langkah panjang seperti pria.
"La, kenapa?" suara berat itu tiba-tiba datang di hadapan Sheila. Lelaki dalam mimpi itu, dia yang menyuruhnya masuk ke ruang BK.
Itu hanya mimpi La, Yoyo baik kok, batinnya menatap Yoyo.
"Gue tadi jatoh, tapi gapapa kok,"
"Bener gapapa? tapi lutut lu berdarah..." Yoyo menunjuk luka Lala, "biar gue plaster ya," katanya sembari mencari plaster di tas.Sheila cepat-cepat menolaknya, "Makasih Yo, gue mau izin ga sekolah dulu aja..." tolaknya halus dan beralasan, "soalnya badan gue juga kurang sehat," sambung Sheila meliuk-liuk kan bahunya.
"Yaudah, mau gue anter pulang?" hati Sheila tidak karuan, memang tidak salah para gadis itu menyukai lelaki di hadapannya. Dia baik, pintar, tampan.
"Makasih banyak Yo, rumah gue deket ko," lagi-lagi Sheila menolak kebaikannya, "udah siang Yo. Nanti lu telat di marahin sama satpam, gue balik ya." sambung Sheila berbalik badan, berjalan menuju rumahnya yang tidak jauh dari tempat ia jatuh.
Akhirnya Sheila memutuskan untuk pulang meski harus di marahi Rinda, tapi mana mungkin seorang ibu bisa memarahi anaknya saat kondisi seperti itu.
Sampai di rumah Sheila mengetuk pintu pelan, hati nya menggebu, pikirannya kacau. Wanita berambut hitam itu terkejut ketika membuka pintu, berdiri mematung sejenak menatap dari atas hingga ujung kaki anak sulungnya pulang dalam keadaan super kacau.
"Habis dari mana, ko kotor?" tanya Rinda dengan heran, tanpa mempersilahkan putrinya masuk ke dalam rumah.
"Tadi Sheila jatuh mah," Sheila mengadu. Matanya berkaca kaca, "rok Sheila sobek."
"Kenapa bisa sobek, Sini duduk biar mama obatin," saut Rinda membantu putrinya berjalan, wajahnya cemas.
Rinda pergi mengambil kotak obat untuk mengobati luka ringan sheila, saat luka nya di bersihkan sheila meringis menahan rasa perih, "aduh ma..." rengek Sheila sembari meniupi lukanya.
"kamu istirahat aja, biar nanti mama telepon kepala sekolah," kata Rinda membereskan kotak obat.
Sheila terus meniupi luka nya, semakin dingin rasa perih itu tidak akan terasa. Hari yang sial.
Pikirannya terus terngiang pada Yoyo, wajah nya selalu terbayang bayang setiap lamunan Sheila.
Si Yoyo ngapain ada di pikiran gue sih, batinnya kesal. Setelah luka nya kering Sheila memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya. Merebahkan tulang-tulang yang tadi sempat bertabrakan.
-----------
Jangan lupa Vote dan komen bila ada yang typo ya✨
Cara untuk nge vote gampang kok, tinggal klik tanda ⭐ dibawah.
Next bab ya!
Jangan lupa senyum.
😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship
Teen FictionNanti akan ada masanya, seseorang mendapatkan pujaannya. Nanti akan ada waktunya semua do'a kita di ijabah. Tidak ada yang bisa melanggar apa yang telah tuhan tetapkan. Pria itu ... Mengingatkan ku pada Ayah. Pria yang pertama kali membuatku menger...