Bab 6

59 12 0
                                    

Jam istirahat telah tiba, segerombol siswa masuk dalam satu kantin. Sangat sesak, hampir semua pedagang di penuhi dengan siswa. Terdengar suara teriakan siswa di setiap pedagang kantin yang tidak sabar menunggu pesanannya.

Sheila yang baru saja datang dari ruang uks, melihat ruang kelasnya hanya ada Mila dan Nathan yang sedang menunggunya.

"Dari mana?" tanya Mila menghampiri Sheila berbarengan dengan anak baru itu, Nathan.

"Laper ga?" tanpa menjawab pertanyaan Mila, "Kantin yuk," sambungnya berjalan duluan yang diikuti oleh Mila dan Nathan.

Sheila berjalan di depan Mila dan Nathan, berdesak-desakan dengan siswa lainnya. Seperti biasa Sheila ke kantin tidak jauh dari makanan favoritnya, batagor. Makan serba kacang adalah favoritnya.

Sheila sendiri menyerobot teman-temannya yang sedang mengantri sejak tadi.

"Ngantri dong," ucap salah satu temannya.

Wajar saja pada sewot, menunggu lama pesanan malah di serobot duluan.

"Ngantri dong woi, gimana sih," timpal yang lainnya yang tak kalah sewot.

Sheila tidak menjawab ocehan temannya, perut Sheila sudah tidak bisa di ajak kompromi.

"Bi Dah batagor Lala yang pedes banget ya," pesan Sheila berhasil menyerobot teman-temannya.

Bi Dah adalah penjual batagor di kantin sekolah, ntah kenapa batagor kacang pedas itu sangat enak membuat sheila selalu ingin nambah porsinya.

"La lu ga kepedesan? Nanti lambung lu sakit lagi gimana? Nanti lu gamasuk lagi, terus kalo lu gamasuk yang nemenin gua, yang ngedengerin gua curhat siapa?" tanya Mila tanpa jeda.

"Ribet." singkatnya menengok kesamping kanan, melihat Arlan yang tiba-tiba datang lalu duduk tanpa sapaan.

Mungkin dia marah.

Tak lama menunggu, batagor pesanan Sheila datang.

"Silahkan neng batagor kacang spesial untuk neng geulis ," rayu bi Dah dengan khas sunda nya.

"Itu apa?" tanya Nathan.

"Batagor." singkat sheila.

"Emang ada batagor?" tanya nya lagi yang sudah tau jelas-jelas itu batagor.

"Ada, gih pesen."

"Bi pengen batagor banyakin kecap di tambah saos, sambel dikit, timun banyak, makannya dipiring satu ya!" pesan Arlan terlalu membingungkan.

"Ribet banget sih Ar, kasian bi Dah nya," ketus sheila.

"Mas Arlan bikin sendiri ya, bi Dah repot ni!" jawab bi Dah sibuk dengan banyak pesanan.

Sheila, mila dan nathan hanya terkekeh.

Sheila yang sendari tadi makan batagor super pedas, meringis sakit perut. Lari terbirit-birit menuju toilet, meninggalkan batagor tanpa membayarnya terlebih dahulu.

"La! Batagor lo!" teriak Arlan, sheila tak kuat menahan sakitnya ia langsung bergegas ke toilet.

"Buat lo!" katanya sambil berlalu.

FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang