Tentang sheila.
Aku pernah merasakan luka yang mendalam, mungkin memang benar kata orang, masa terindah adalah masa SMA.
Gemuruh asmara yang selalu ada di pikiran ku, terus tergoyah pada hal tak penting seperti itu.Aku bangga pada diriku sendiri, aku bisa berteman baik dengan orang yang sudah memberiku luka. Aku juga sangat bahagia di berikan sahabat yang begitu baik dan keluarga yang selalu mensupport ku.
Kata orang aku termasuk wanita yang cuek akan hal apapun, tapi menurutku tidak, hanya saja aku tak ingin tau hal apapun itu yang tidak mempunyai kepentingan lebih.
" Mil, than, Ar." Panggilku. Saat itu jen tidak ada di perkumpulan 'yuhuu' mungkin dia sibuk.
" apa la?" Jawab Nathan.
Mereka biasa memanggilku lala.
Ntah kenapa aku tidak bisa berucap satupun kata pada mereka, hanya tetesan air mata yang ada.
Aku tak sanggup bila nanti kita akan berpisah, dengan kesibukan masing-masing." Lah ngapa lu la, kesambet?" Tanya arlan.
" Aing saha aing." Canda Nathan sambil menunjuk pada dirinya sendiri.
Hanya mereka.
Hanya mereka yang bisa merubah suasana haru menjadi tawa." Si Aing anak na saha." Balas arlan dengan gaya yang sama.
" Sters lu pada." Ucap mila sembari cengengesan.
Saat itu aku masih memikirkan bagaimana caranya bila kuliah nanti, semua biaya di tanggung sendiri. Makan, uang kost an, belum lagi ukt. Rasanya ingin sudahi saja keinginanku untuk kuliah di indo, apa iya harus ikuti keinginan ayah?
Bayangin belum punya skill yang cukup, tapi beban terlalu banyak." Kenapa la?" Tanya Mila.
" Bingung kuliah.. apa gua lanjut tahun depan aja ya? Menurut kalian gimana?" tanyaku.Arlan mengangguk.
" jawaban lo ga pasti!" ketus ku.
" Ya terserah la, kalo lu mau tahun depan gapapa, tapi menurut gue sih.. Lu turutin kemauan bokap lu aja, ga semua orang punya kesempatan di univ ternama. Cocok ko buat lo."Giliran Nathan.
" Hm, gue setuju sama Arlan. Mending ikut kata ayah lu la. Tapi kalo lu maunya di indo sih gamasalah, kalo lu siap menghadapinya. Lagian kuliah itu ga kayak sekolah dasar harus umur segini. Kapan aja bisa ko, gitu la. Pikirin mateng mateng, jangan asal ambil keputusan."Giliran Mila.
" La, maaf ya gue lancang. Lu bikin puisi?"
" Iya, gue udah coba ikut lomba. Katanya sih sekarang pengumumannya, tapi gue cek tadi ga ada nama gue."
" Kata siapa?" Tanya nya lagi.
" kata gue barusan ngomong."" Ini apa?"
Membuka laptop , menunjukkan pesan dari sumbernya.Semesta memang tak pernah ingkar janji, semesta tau usaha orang yang benar-benar sungguh dan ikhlas.
Sahabatku bersorak seperti tiba nya tahun baru.
Mimpi apa aku semalam, ya tuhan terimakasih." Lu bisa pake uang ini ko la untuk keperluan lu nanti. Oiya la, oma gue kan jual pizza mini, buat nambah-nambah uang jajan, kalo lu mau ikut jualin juga gapapa, nanti hasilnya bagi dua sama..." Jelas Mila yang terpotong.
" Gue." Sambung Arlan
" wihhh, banyak amat la."" Kalian mau batagor ga? gue traktir" Laga ku.
" Batagor doang? gue maunya bakso." jawab Arlan.
" Selain batagor, bayar sendiri. Diatas 20.000 bayar sendiri. Dan makan harus pake sumpit."" Ribet." Singkat Arlan.
" AYOK!"
Langlahku terhenti..
" Siapa yang mau nganter? Lah gua bayar pake apa gaada uangnya gini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship
Novela JuvenilNanti akan ada masanya, seseorang mendapatkan pujaannya. Nanti akan ada waktunya semua do'a kita di ijabah. Tidak ada yang bisa melanggar apa yang telah tuhan tetapkan. Pria itu ... Mengingatkan ku pada Ayah. Pria yang pertama kali membuatku menger...