13

2.3K 467 47
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

[Tiga Belas]

Myungsooo menutup pintu kamar Suzy dengan keras, tergesa-gesa meninggalkan tempat itu dan memasuki kamar tidurnya sendiri. Mengunci pintu segera setelah dia berhasil masuk, sedangkan Suzy baru tersadar dari keterkejutan karena suara dentuman pintu yang tertutup tersebut.

"Apa itu tadi?" Ucapnya, masih belum sepenuhnya menemukan akal sehatnya. Dia terlalu terkejut, seakan waktu berhenti berputar dan dia seketika menjadi patung. Myungsoo tadi sedang mengajaknya untuk pacaran, atau menikah? Kenapa kalimatnya malah begitu?

"Ada apa sebenarnya dengan pria itu?" Pekik Suzy tertahan, menekan wajahnya sendiri dengan kedua tangan lalu menjatuhkan kepalanya di meja belajar yang terdapat buku-buku yang terbuka. Suzy malu sekali sekarang, kalimat Myungsoo sungguh membuat dirinya malu.

"Apa yang aku lakukan? Aku bilang apa tadi padanya? Ya tuhan!" di kamar sebelah Myungsoo juga menahan pekikannya sendiri karena malu, dia menghambur ke arah ranjang dan membenamkan wajahnya di sana. Dia pasti sudah gila.

"Bukan itu yang ingin aku katakan tadi, ya ampun― ada yang salah dengan mulutku, tidak― sepertinya ada yang salah dengan kepalaku." Dia mulai memukuli kepalanya sendiri dengan kepalan kedua tangan, tapi itu tetap tak mengurangi rasa malunya. Jantung pria itu berdebar dengan sangat keras, tubuhnya bahkan memanas. Rasanya seperti dia ingin berlari sekuat tenaga lalu memekik keras, frustasi sekali akibat tindakan tanpa pikir panjangnya tadi.

"Suami dan istri? Mati saja kau Kim Myungsoo!" Dia mulai mengelinjang di atas ranjang, membalikkan tubuhnya menjadikan posisinya sekarang terlentang. Memandang langit-langit kamar dengan napas yang memburu, jantungnya benar-benar menggila. Dia sadar bahwa dia telah lepas kendali tadi, sampai bisa bicara seperti itu.

***

Suzy sebenarnya ingin mencoba sekuat tenaganya untuk melupakan kata-kata Myungsoo dan bersikap biasa pada pria itu, hampir saja berhasil karena dia pikir dia pintar dalam hal berakting. Tapi semua itu gagal akibat Myungsoo, pria itu bersikap tidak biasa pada dirinya membuat Suzy merasa sedikit aneh.

Pria itu tak berani menatapnya lagi, bahkan saat makan di meja makan, dia akan selesai terlebih dahulu dan mendekam di kamarnya. Sudah tidak berani membuka pintu kamar Suzy lagi dan mengajak wanita itu bicara, bisa dibilang kalau Myungsoo itu sedang menjaga jarak― menghindari Suzy setiap kali keduanya tanpa sengaja bertemu. Di rumah ataupun di sekolah.

"Hyung." Myungsoo merengek, mengganggu Sungkyu yang baru pulang kerja dengan wajah kusut. Dia lelah dengan pekerjaan kantor, sesaat sampai di apartemen, yang dia lihat adalah wajah Myungsoo yang tak mau kalah kusut dari pada wajahnya.

"Hyung." Renggek pria itu lagi, mengekori Sungkyu yang berjalan mendekati kulkas untuk mengambil air dingin. Sungkyu mengacuhkan pria itu, dia yakin kalau Myungsoo sudah begitu, pasti sang adik sedang ingin meminta uang. Jatah jajannya pasti dipotong karena dia tidak mau belajar, setidaknya itulah yang ada dipikiran Sungkyu sekarang. Jadi dia mengabaikan renggekan adiknya tersebut.

"Aku sedang sedih hyung," adu Myungsoo, mendramatisir suasananya dengan memelaskan wajah. Sungkyu akhirnya menatap wajah pria itu. Berkata, "apa?" dengan malas, takut dikerjai oleh adiknya sendiri.

"Aku melakukan kesalahan yang fatal hyung." Ucap pria itu, memangku tangan di meja pantry sembari menatap botol minuman dingin Sungkyu yang ada di atas meja.

Love Me, Please [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang