Chapter 3

67 4 0
                                    

Selamat membaca~

Hari ini seperti biasa Miku memakan bekal makan siangnya di halaman belakang. Hanya saja yg membedakannya adalah kehadiran beberapa pria yg memaksa untuk makan bersama dengannya. Padahal hari ini Miku ingin makan berdua dengan Kaito saja hari ini. Tapi saat mereka berdua akan keluar dari kelas, mereka berdua sudah dihadang oleh Kentaro dan Kaoru. Ditambah empat orang lain yg memang sudah menunggu di tempat itu, Tsukasa, Arata, Fumiya dan Seiya.

Keadaan ini benar benar membuat Miku merasa tidak nyaman. Sejak tadi mereka berenam menatap tajam Kaito, seolah ingin membunuhnya ditempat itu juga. Sedangkan yg ditatap hanya cuek dan malah menyuapi Miku beberapa kali. Sepertinya Kaito tidak terganggu maupun penasaran dengan keberadaan mereka yg tiba tiba mendekati kekasihnya. Ia sama sekali tidak berniat menanyakannya pada Miku. Ia hanya tetap diam menganggap mereka tidak ada.

Miku menghela nafas, ia lelah. Ia benar benar bersyukur bel masuk sudah berbunyi. Jadi ia terbebas dari situasi dingin dan tidak mengenakan itu.

Sebenarnya di kelas pun ia merasa tidak nyaman. Sejak kejadian mereka berenam mengaku sebagai suaminya, Kaoru dan Kentaro pindah tempat duduk tepat di depannya dan di depan Kaito. Berkali kali mereka mengusik Kaito, meski berakhir di anggap angin lalu olehnya.

Sepulang sekolah, Miku pergi ke ruang klub. Ia memainkan sebuah lagu menggunakan piano. Ia begitu menghayati lagu yg ia mainkan. Hingga tak sadar telah menarik perhatian semua anggota klub musik. Setelah menekan tuts terakhirnya. Ia membuka matanya dan tersenyum senang, seakan beban di pundaknya telah terlepas. Suara tepuk tangan, mengagetkannya. Miku menunduk menyembunyikan wajahnya karena malu.

Langit telah berubah menjadi gelap saat Miku pulang sehabis kegiatan klubnya. Ia berjalan seorang diri karena Kaito sedang ada latih tanding di sekolah lain. Di perjalanan, berkali kali ia merasakan firasat buruk. Hingga sampai di sebuah taman, muncul lingkaran hitam seperti sebelumnya. Keluarlah banyak iblis dari lingkaran tersebut. Miku merasa ketakutan, ia melangkah mundur dengan pelan. Iblis iblis itu menyeringai dan mulai menyerang. Miku yg ketakutan, menjulurkan tangan kanannya ke depan. Tanda di punggung tangan kanan Miku bersinar, memunculkan barrier yg melindungi tubuhnya sekaligus membuat iblis yg hendak menyerangnya terpental. Miku mengerjapkan matanya, masih tidak percaya atas apa yg ia lakukan.

sfx: 'sring' 'duar'

Muncul petir yg meledakkan para iblis itu.

'Petir itu.... seperti yg waktu itu. Kentaro kah?' pikir Miku.

Dan benar, munculah Kentaro di samping kanan barrier Miku.

"Wah Sayang, kau sudah ingat cara membuat barrier?" tanya Kentaro takjub pada Miku.

"T-tidak. A-aku melakukannya tanpa sengaja" ucap Miku sambil menyembunyikan wajahnya.

"Ini bukan waktunya mengobrol Kentaro. Musnahkan dulu para iblis itu" ucapan Tsukasa membuat Miku terkejut dan Kentaro merengut sebal. Miku tidak menyadari kehadiran Tsukasa.

Empat orang lainnya datang menyusul Kentaro dan Tsukasa. Mereka mulai mengeluarkan sihir mereka melawan para iblis.

Tsukasa membakar para iblis dengan api hitamnya. Arata membuat naga air dan menelan para iblis menggunakan naga itu, Seiya menumbuhkan akar akar tanaman dan melilit tubuh para iblis hingga hancur, Fumiya membuat angin yg ditajamkan hingga memotong tubuh para iblis menjadi beberapa bagian, Kaoru memunculkan golem tanah dan menghancurkan para iblis, dan Kentaro yg menyambar para iblis itu dengan petirnya.

Miku takjub melihat kekuatan mereka, hingga matanya beralih ke tanda di punggung tangannya yg masih bersinar dan mempertahankan barrier yg melindunginya.

'A-apa aku benar benar bisa sihir? R-rasanya sulit mempercayai apa yg telah aku buat. Dan juga......-BAGAIMANA CARANYA MEMBUAT BARRIER INI HILANG' jerit Miku dalam hati.

Para iblis yg menyerangnya telah habis. Mereka berenam menghampiri Miku.

"Queen sampai kapan kau akan memasang barrier itu?" tanya Kaoru. Membuat Miku tersenyum kikuk.

"A-aku tidak tahu cara menghilangkan barrier ini" ucap Miku sambil menatap keenam pria di hadapannya dengan pandangan memohon. Fumiya dan Kentaro nampak menahan tawa mereka. Sementara Kaoru dan Seiya tersenyum kikuk. Tsukasa dan Arata menghela nafas berat.

"Fumiya jelaskan cara melepas barrier pada Queen" ucap Tsukasa dengan nada memerintah.

"Baiklah. Apapun untuk istri kesayanganku" goda Fumiya sambil mengedipkan sebelah matanya pada Miku. Membuat Miku merinding.

"Nah sayang. Cobalah ulurkan tanganmu ke depan, fokuslah dan berkonsentrasi pada pikiranmu. Berikan perintah di pikiranmu agar barrier ini lenyap" ucap Fumiya. Miku melakukan apa yg dikatakan Fumiya dengan baik. Barrier yg melindunginya telah menghilang. Ia menghela nafas lega.

"Terima kasih sudah menolongku lagi" ucap Miku sambil membungkukkan badannya pada keenam pria di hadapannya.

"Sudahlah sayang. Itu sudah tugas kami untuk melindungimu sebagai suamimu. Dan melenyapkan iblis yg akan menghancurkan dunia ini" ucap Fumiya. Miku merona mendengarnya.

"Kami sepertinya harus melatih kekuatan sihirmu Queen. Agar kau bisa mengendalikan kekuatanmu kembali" ucap Tsukasa dengan tegas.

"Eh t-tapi-"

"Kau tidak boleh menolak. Itu demi kebaikanmu sendiri. Lagipula iblis iblis itu tidak akan berhenti menyerangmu Queen" ucapan Arata yg memotong perkataan Miku membuat gadis itu terdiam. Akhirnya dengan terpaksa ia menyetujuinya.

"Dan sebaiknya mulai sekarang salah satu dari kita harus selalu bersama Queen secara bergantian, agar bisa melindungi Queen" ucap Kaoru riang.

"Eeeehhhh t-tidak. K-kalau itu aku menolak. A-aku tidak mau k-kalian mengusik Kaito-kun seperti hari ini" ucap Miku.

"Tidak ada penolakan. Kami suamimu. Menjauhlah dari orang itu sayang" ucap Kentaro sambil menatap tajam Miku. Sepertinya ucapan Miku membuatnya kesal. Miku ketakutan melihat reaksi Kentaro.

"Ini demi kebaikanmu Queen" ucap Arata dengan lembut yg di setujui dengan anggukan oleh Tsukasa, Fumiya, Kaoru dan Seiya. Miku menghela nafas, pasrah.

"Baiklah" dengan berat hati ia menyetujuinya.

Keesokan paginya, mereka benar benar melakukannya. Salah satu dari mereka datang dan menjemput Miku. Kali ini Tsukasa, ia duduk di ruang makan berhadapan dengan Kaito. Ia dan Kaito saling bertatapan dengan tajam, mungkin jika di dunia animasi, sudah ada aliran listrik yg tercipta dari tatapan mata mereka. Sementara seluruh anggota keluarga Kise hanya tersenyum senang karena baru kali ini kedatangan teman Miku selain Kaito. Miku yg duduk di ujung meja diantara Kaito dan Tsukasa hanya bisa memakan sarapannya dengan pasrah.

Bersambung~

Dark LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang