¦act² - ᴀʙᴏᴜᴛ ʜɪᴍ

1.1K 179 4
                                    

Anzuly baru saja menyelesaikan kerja paruh waktunya. Seperti biasa, perempuan yang bekerja sebagai pelayan di restoran kecil itu membawa sebuah bungkusan plastik yang berisi makanan pemberian pemilik toko. Lewat jalan biasanya, perempuan bersurai hitam itu tidak memperdulikan bagaimana seramnya jalanan malam. Ia menikmati perjalanannya menuju Apartemen.

"Kak Gimyung nunggu lama nggak ya?" gumamnya.

Tepat di depannya persis, ada sebuah mobil sedan hitam berhenti menghalangi jalannya. Lampu mobil menyinari wajahnya, sehingga Anzuly menepis cahaya lampu mobil dengan tangannya.

"Ugh— siapa sih?"

Mesin mobil yang menghalangi jalannya itu pun mati, sehingga pantulan cahaya mobil ikut mati. Anzuly menelaah siapa yang menghalangi jalan pulangnya itu, sehingga terlihat seorang laki-laki berpakaian seperti bodyguard keluar dari mobil dan menghampiri Anzuly.

"Maaf mengganggu waktunya Nona, ada seseorang yang ingin bicara dengan anda melalui telepon." ucap bodyguard tersebut memberikan sebuah ponsel pintar kepada Anzuly.

Anzuly ragu-ragu, ia terlihat cukup ketakutan setelah melihat pria bodyguard di depannya itu. Perlahan, Anzuly menjulurkan tangannya dan menerima ponsel yang diberikan oleh si bodyguard tersebut. Langsung saja Anzuly menerima panggilan itu dan memanggil seseorang di sebrang sana.

"Halo?"

"Akhirnya aku bisa berbicara denganmu, nak."

Anzuly sedikit melirik ke arah sang bodyguard sambil membalas ucapan seorang pria di telepon itu.

"Ma–maaf sebelumnya, anda siapa ya? Apa ada kesalahan yang saya lakukan sehingga anda berbicara dengan saya lewat telepon dan mengirimkan seorang bodyguard?"

"Bukan seperti itu nak, kau tidak memiliki kesalahan apapun. Aku mengirimkan bodyguardku kepadamu hanya untuk memberikan panggilan telepon ini saja. Ada yang mau aku bicarakan denganmu, sekarang kau bisa ikut dengan bodyguardku untuk bertemu denganku."

Anzuly takut. Tentu saja perempuan tersebut akan menolak ajakan laki-laki di panggilannya itu. Anzuly tersenyum canggung dan tidak mau menatap bodyguard yang terus menatapnya itu.

"Ah begini... sepertinya saya memang ada salah ya dengan anda, tapi bisa tidak kalau ingin bertemu dengan cara baik-baik? Maksudku... Mmm..."

"Nak, paman bukan orang jahat. Paman memanggilmu karena Paman ingin sekali meminta tolong padamu."

"Minta tolong?"

"Kau kenal dengan Kim Gimyung?"

Anzuly terdiam beberapa saat setelah mendengar nama itu. "Ya, dia kakak kelasku. Pa–paman siapa ya?"

"Aku Kim Gabryong, Papa nya Gimyung."

Papa kak Gimyung? pikir Anzuly.

"Ah... Uh... Ka–kalau begitu pasti Paman memanggil saya karena saya pernah berbuat kasar kepada Putra Paman ya?"

Kim Gabryong tertawa di panggilan itu, nada suara khas seorang pria tua yang tertawa. "Tidak nak, sekarang kamu ikuti bodyguard paman saja. Selebihnya paman akan menjelaskannya kepadamu."

Anzuly nampak ragu, Gabryong, Papa Gimyung mengajaknya untuk bertemu, sedangkan malam ini ia memiliki janji dengan Gimyung untuk mengadakan pesta kecil-kecilan di Apartemennya. Anzuly adalah sosok perempuan yang berpegang teguh terhadap janji, perempuan itu lebih memilih untuk berpesta dengan Gimyung.

"Maaf sebelumnya paman, tapi malam ini aku ada acara dengan anak Paman."

"Dengan Gimyung?"

Troublemaker // Kim Gimyung 『✔』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang