¦prolog✧

2K 246 9
                                    

"Terima kasih banyak untuk hari ini paman, besok setelah pulang sekolah aku akan datang lagi tepat waktu."

"Baiklah, hati-hati di jalan ya! Jangan lupa sayurnya di hangatkan untuk makan malammu!"

"Oke!"

Aozora Anzuly, adalah perempuan 16 tahun yang bekerja paruh waktu di sebuah restoran kecil di daerah Gangseo. Perempuan kelahiran Jepang itu merupakan anak sekolah kelas 1 SMA di SMA swasta yang biasa saja. Banyak kisah yang Anzuly lalui, sehingga perempuan bermarga nama Jepang tersebut bisa sampai di Korea.

"Hahh~ lelah sekali. Beginikah nasib anak yang kabur dari rumah neneknya, setelah mengetahui kalau anak tersebut ternyata di buang oleh mama dan papa nya di Jepang. Ha-ha! Lucu sekali kau Anzuly, masih saja mengingat-ingat hal itu." ucapnya sambil berjalan dengan kekehan meledek dirinya sendiri.

Sekarang sudah pukul 7 malam, setelah pulang kembali ke Apartemen sederhana miliknya, perempuan itu berniat untuk makan, mandi, dan belajar sebentar. Setelah itu, ia langsung bisa tidur hingga pagi tiba.

Di tikungan Gang, ia mendengar suara keributan yang cukup berisik. Anzuly tidak melewati jalanan perkomplekan, melainkan sebuah jalanan sepi yang di kanan atau kiri jalan hanya ada sebuah gedung proyek bangunan. Pelan-pelan perempuan berusia 16 tahun itu melihat apa yang terjadi, ia mengintip dari tiang listrik dan bingo, ia melihat ada seorang laki-laki dengan seragam sekolah yang sama seperti SMA nya sedang di hajar habis-habisan oleh sekelompok orang-orang berseragam sekolah dari SMA lain.

Laki-laki itu tak melawan, mungkin karena ia sangat lemah dan begitu kelelahan setelah melihat seragam sekolahnya yang tidak lagi bagus. Seragamnya penuh dengan noda tanah dan darah, sedangkan kalau Anzuly lihat dari kejauhan saja, wajah si lelaki yang di pukul itu sudah hampir babak belur. Anzuly berusaha mencari cara untuk menolong, tapi tidak mungkin baginya yang tiba-tiba seperti seorang pahlawan langsung menerobos ke perkelahian itu.

Bingo!

Anzuly dapat ide. Sudah lama ia menyimpan sebuah ringtone ini karena siapa tahu saja ia butuh di saat yang di perlukan, dan inilah saatnya. Anzuly mengambil ponselnya dan menyetel sebuah ringtone sirine polisi dengan volume full. Dari tempat perkelahian memang terdengar cukup kecil, tetapi orang-orang yang tengah menghajar laki-laki tak berdaya itu pun ketakutan setelah mendengarnya.

"Hei, dengar tidak, ada suara sirine polisi?"

"Ah sial! Ada orang yang melihat kita dan melapor! Ayo cepat kita pergi!"

Semuanya lari terburu-buru hingga menghilang ke berbagai arah. Anzuly segera pergi dan menolong laki-laki yang terkapar di atas aspal jalanan itu.

"Hei! Hei! Kau sudah aman sekarang, kau tidak apa-apa?" panik Anzuly berusaha membuatnya untuk terduduk.

"Khk! Agh..." ringis laki-laki itu saat ia tudak bisa merasakan tubuhnya lagi.

"Ke rumah sakit ya, kita ke rumah sakit ya?"

"Ng–nggak usah. Akh!"

"Nggak usah bagaimana! Kalau tulangmu ada yang patah bagaimana! Ayo ku bantu kau untuk berjalan, kita ke rumah sakit!" Anzuly membantu laki-laki itu dengan merangkulnya, namun laki-laki itu menepis dan tetap tidak mau di bawa ke rumah sakit.

Troublemaker // Kim Gimyung 『✔』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang