Chapter 6 : Masalah Kecil dan Juga Masalah Besar

114 14 4
                                    



Di sebuah pasar yang ramai, terlihat seorang pemuda mengenakan baju berwarna putih kusam dan celana coklat sedang tawar menawar kepada salah seorang pedagang senjata di salah satu kios yang ada di pasar ini.

"Ayolah! 5 koin perak sudah cukup untuk pedang payah ini!"

Kata pemuda itu sambil menunjuk pedang yang di pegangnya kearah pedagang yang merupakan seorang Orc.

"Hei anak kecil, jika kau ingin barang dengan harga 5 perak kau bisa membeli pisau ini! Jika kau tidak mau, pergi dan enyahlah!"

Kata pedagang itu sambil berteriak, air liurnya berterbangan ke segala arah dari mulutnya yang terbuka lebar itu.

"Siapa yang mau pisau untuk memotong sayur! Baiklah akan aku bayar dengan harga penuh! 13 koin perak! Hmph!"

Pedagang itu hanya bisa menggelengkan kepalanya dan melanjutkan kegiatannya tanpa memperhatikan kembali pemuda yang sekarang mulai tersenyum.

Pemuda itu adalah Lucius yang langsung melaksanakan rencana(bodoh)nya.

Dengan senyum bodoh dia mengaitkan pedangnya itu ke sabuknya dan melanjutkan perjalanannya.

"Heh.. aku tidak menyangka pedang ini bisa aku beli dengan harga 13 koin perak dengan harga aslinya yang mencapai 15 koin perak! Aku tahu aku berbakat! Jika saja barang dagangan di pasar swalayan dekat rumahku di bumi bisa aku tawar!"

Di "Wolrd of Order" biasanya barang yang akan dijual oleh para NPC dan system tidak bisa di tawar sedikitpun dan banyak barang yang memiliki harga mahal yang dapat membuatmu menangis ketika melihatnya.

Tentu saja, dengan kurang canggihnya teknologi saat itu, tidak memungkinkan barang untuk ditawar dari seorang NPC's karena mereka hanyalah seperti NPC yang terdapat dalam game RPG lama di dalam komputer.

Lucius berjalan kesana dan kemari membeli barang dagangan yang dianggapnya menarik dan menaruhnya di dalam Spatial Pocket miliknya yang terikat di pinggangnya.

Spatial Pouch milik Lucis berbeda dengan yang lainnya karena itu sedikit spesial karena langsung tersambung dengan dengan ruang harta dan hanya bisa digunakan oleh dirinya sendiri.

Setelah puas berbelanja beberapa barang yang sesunggunya tidak di perlukan yang juga bisa dikatakan sampah, Lucius berhenti di depan sebuah bangunan berlantai 2 yang di depannya terdapat papan besar bertuliskan "Fighter Inn".

Sambil mengusap – usap dagunya menggunakan tangannya Lucius berkata.

"Fighter Inn? Aku tidak ingat kalau aku pernah membuat tempat ini. Terserah sih, mungkin ada sesuatu yang menarik di dalam."

Sambil menaikkan bahunya dia melangkah masuk ke dalam bangunan tersebut.

Saat Lucius masuk ke dalam bangunan itu dia tercengang dengan apa yang dilihatnya.

Di dalam terlihat sebuah ring terletak di tengah ruangan yang di dalamnya terdapat 2 orang yang sedang memukul baku hantam, yah bukan orang sih tapi seorang Orc dan juga seorang Minotaur sebenarnya.

Banyak dari penonton dari berbagai ras yang duduk di meja yang tersebar di sekitar ring, berteriak sambil mengangkat makanan dan gelasnya atau memukul – mukul meja dengan tangan mereka yang besar dan berotot itu.

Suara teriakan dari dua pertarung tersebut tenggelam dalam gelak tawa dan teriakan dari para penonton yang juga ada beberapa orang yang menjadi bandar taruhan, menggoyangkan kantungnya hingga terdengar suara koin yang bergemerincing di dalamnya dan tertawa setelahnya.

After The Game Over (DROPPED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang