Chapter 10!
Warn: Typo bertebaran bagai ranjau.
Cahaya mentari menyusup masuk melalui sela - sela jendela. Ruangan yang cukup gelap dengan kontras memperlihatkan sosok tubuh mungil berbalut selimut tebal. Sosok itu terbangun, mengerang pelan. Matanya mengerjapkan perlahan, menetralkan cahaya yang masuk melalui matanya. Ia duduk di pinggir ranjang.
Tampak pada wajahnya ekspresi linglung. Ia meringis, terasa denyutan nyeri pada kepalanya. Tak mau diambil pusing dengan keadaan sekelilingnya. Ia berjalan mendekati knop pintu walau jalannya agak sempoyongan , rasa nyeri di kepalanya cukup membuatnya pening. Ia memutar knop pintu itu, membukanya tanpa ingin membuat sedikitpun decitan yang berasal dari engsel - engsel pintu.
Ia menoleh kepalanya ke kanan dan kiri. Sunyi, hanya itu suasana yang bisa ia gambarkan. Bahkan langkah kakinya terdengar jelas. Rumah ini terlihat seperti istana menurutnya.
Ia sekarang berjalan menuju tangga ke bawah yang terbagi dua. Ia berjalan cepat menuruni tangga, yang ia hanya pikirkan sekarang segera menuju pintu keluar.
Tampak beberapa langkah lagi menuju pintu besar yang kira - kira setinggi 3,5 meter itu. Saat ia ingin membuka pintu itu, ada seseorang yang mencengkram bahunya. Memaksa tubuhnya agar berhadapan dengan pemuda itu.
"Ingin kabur?" kata - kata itu bukan pertanyaan seolah dibalik kata - kata itu ada tanda penekanan penuh intimidasi ditambah sorot matanya yang tajam bersitatap pada dua manik hitam jernih didepannya.
"Jawab aku, Yoongi." kata - katanya kali ini adalah sebuah perintah yang harus dijawab dan bersifat mutlak. Yoongi menundukkan kepalanya, meremat ujung kausnya.
"A- aku t-tidak." ucapan terbata - bata Yoongi terputus saat pemuda dihadapannya ini mengangkat dagunya, sehingga Yoongi dapat melihat rahang wajah yang tegap serta kedua manik itu terus menatap lurus ke arah Yoongi.
"Hei, manis. Kenapa kau tergagap ? Jika kau ingin keluar dari sini setidaknya isilah perutmu dahulu." tatapan tajam itu seketika melembut.
Ia menarik tangan Yoongi menuju ruang makan. Menarik sebuah kursi lalu mendudukkan Yoongi disana.
"Kenapa? Makanlah !" Yoongi tetap terdiam menatap makanan yang tersaji didepannya.
"Tenanglah tak ada racun dimakanan itu. Mau kusuap?" Yoongi menggeleng pelan. Ia mulai memakan makanan itu. Sedangkan Jungkook, yaitu pria yang duduk didepannya tengah menopang dagunya dengan tangannya. Raut wajahnya tetap datar, tetapi sesungguhnya ia tersenyum dalam diam.
Setelah beberapa lama, Yoongi sudah menyelesaikan makanannya. Ia masih berdebat dalam pikirannya sendiri.
"S-siapa kalian s-sebenarnya?" setelah pertanyaan yang lontarkan dari Yoongi, hanya ada sebuah keheningan. Keduanya terdiam.
"Emm.. Bagaimana menjelaskannya , ya?" pria itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Kau benar - benar ingin tau?" Yoongi mengangguk.
"Benarkah? Kau yakin ?" suara itu bukan dari pria didepannya tetapi pria yang tiba - tiba berada di belakangnya. Yoongi terjengit kaget, kursi yang ia duduki hampir jatuh jika tidak ada tangan yang menahannya.
"Maaf mengagetkanmu." pria itu duduk disebelah Yoongi.
"Perkenalkan namaku Namjoon. Kau Yoongi, kan?" Yoongi mengangguk takut - takut.
"Tak perlu takut padaku. Tadi kau bertanya siapa kami. Akan kujelaskan, kau pasti tau makhluk legenda yang bernama Vampire. Vampire itu memang ada didunia ini dan berbaur disekeliling mu dan termasuk kami ini. Tapi kami bukan Vampire biasa, kami adalah dampire yang intinya kami tidak memiliki darah Vampire murni. Dengan begitu, kaum kami tidak memakan atau menghisap darah manusia melainkan darah hewan."
![](https://img.wattpad.com/cover/150901007-288-k292824.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood Stone ! Maknae line x yoongi
FanficYoongi si pemilik kalung blood stone dari warisan sang nenek harus berhadapan dengan 3 vampire tampan yang selalu menggodanya. Dan bagaimana cara 3 vampie tampan mengambil hak blood stone dari yoongi dengan cara membuat sang pemilik jatuh hati kpd v...