Dreizehn

1K 132 19
                                    

Kastil Arundel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kastil Arundel

Seorang pria duduk di disebuah singgasana di dalam sebuah ruangan yang cukup luas untuk didiami oleh satu orang di dalamnya. Ruangan yang sunyi, cukup gelap dan cukup terang. Di sisi kiri dan kanannya terdapat beberapa kaca jendela yang menjulang tinggi.

Plokk plokk plokk

Suara tepuk tangan bergema dipenjuru ruangan. Pria dengan mata setajam elang dengan manik berwarna merah darah mengkilat itu tertawa renyah, lalu tersenyum miring. Ia beranjak dari singgasananya menghampiri sang putra.

"Ceritamu benar - benar cukup menghiburku. Setidaknya aku tidak bosan dan punya pekerjaan baru. Jadi putraku, kihyun. Keluarga Kertia sudah bertindak lebih dulu?" Kihyun mengangguk.

"Benar, ayah."

"Keluarga Kertia memang selalu cepat bertindak dan bukankah mereka keluarga yang terlalu baik ? Mendapatkan blood stone untuk kepentingan otoriter dan dapat bekerjasama dengan kaum werewolf. Sungguh tujuan yang mulia, tapi anakku sejak kapan kaum Vampire dan Werewolf dapat berdamai ? Lagipula blood stone dapat memperkuat kekuatan kita menjadi tak terkalahkan dan kita dapat menguasai 3 kerajaan sekaligus, memusnahkan seluruh rival ku dan memperbudak seluruh manusia. Bukankah itu tujuan yang lebih hebat?" yang ditanya hanya menyeringai.

"Jadi, apakah kita membutuhkan keluarga lainnya dalam misi besar ini?"

"Kurasa begitu. Pasti keluarga Kertia juga meminta bantuan pada keluarga lainnya."

"Bagaimana jika meminta bantuan keluarga Tradio, ayah?"

"Lagi? Kau tau betapa tidak becusnya keluarga itu melaksanakan misi yang sangat mudah? Mengadu domba keluarga Kertia dan Landegre apa susahnya? Kita tak bisa terlalu mengharapkan bantuan keluarga itu lagi." tegas sang ayah.

"Jadi, bagaimana ayah?" tanya Kihyun.

"Kau pasti tau kita harus berbuat apa."







✒✒✒







"Yoongi-a, kau tak usah sekolah dahulu dan beristirahatlah, ne!" kata seorang namja yang berada dihadapan Yoongi.

"Aku ingin sekolah, hyung."

"Dengar apa yang kukatakan tadi bukan sebuah permohonan tapi perintah, jadi aku tidak terima penolakan." tegasnya.

"Tapi, jin - hyung aku-"

"Tidak ada tapi- tapian, Yoongi. Kau harus tetap berada dirumah, tidak boleh keluar dan bibi Lee akan datang siang nanti, dia akan  mengawasimu." baru saja Yoongi ingin melayangkan protesannya kembali tapi sudah dipotong oleh Jin.

Blood Stone ! Maknae line x yoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang