9

123 24 4
                                    

Sebuah Audi R8 hitam memasuki pekarangan sebuah rumah. Keluarlah seorang perempuan dengan surai hitam dari dalamnya. Dia memandangi sejenak bangunan yang sudah lama ia tinggalkan itu.

Sebuah rumah berlantai 2 yang nampak nyaman. Ber cat putih pengan pekarangan yang luas. Rumah itu dikelilingi pagar kayu.

Di ambilnya backpacker dari dalam mobil lalu melangkahkan kakinya yang terbalut ripped jeans. Dia tak perlu menekan bel atau mengetuk pintu. Dia hanya perlu menekan 6 digit angka untuk membuka pintu itu.

Saat dia sudah masuk, kata pertama diotaknya adalah "rindu"

Saat pertama kali menginjakkan kaki ke Korea, disinilah dia tinggal. Diletakkannya backpacker pada sofa besar berlapis kulit yang terlihat mahal.

Di copotnya Hoodie keluaran Peaceminusone itu lalu diletakkan pada sandaran sofa yang menyisakan kaos abu abu keluaran merk yang sama.

Dia menaiki tangga menuju lantai 2, dan mencari sebuah ruangan. Setelah sampai diruangan yang dicarinya, ia langsung membuka pintu tanpa mengetuk.

Ruangan itu tidak kosong. Ada seorang lelaki dengan rambut mint yang duduk disana. Lelaki itu tidak menoleh sedikitpun.

"Kau terlaku fokus pada pekerjaanmu sehingga tidak tau bahwa aku datang?"

Lelaki dengan surai mint tadi menoleh dan memandang jengah perempuan di depannya

"ada perlu apa?"

"hey Min Yoongi! aku sudah lama tak pulang, Sambutlah aku"

Yoongi bangkit dari kursinya lalu melangkah mendekati perempuan dengan kaos abu abu itu.

"kukira kau telah melupakanku dengan adikmu Bae Irene, atau sekarang Yoo?"

Ucap Yoongi diselingi tawa sarkas di akhir kalimatnya.

"Jinyoung belum pulang?"

Tanya Irene

"Dia akan pulang pukul 5 nanti. Jika tidak telat"

Irene memutar matanya jengah. Adik laki lakinya memang nakal.

"hey Min, mau kubuatkan Milkshake?"

"Dengan oreo"

"Call"

**

Hari ini cuaca cukup mendukung. Matahari bersinar cerah layaknya senyuman yang terukir dibibir anak kecil dengan tas biola di tangan kirinya. Dia bersenandung lembut sembari melangkah mendekati seorang lelaki berkacamata hitam yang sedang bersandar pada Range Rover biru donker.

"Oppa lagi yang menjemput Seori?"

Katanya sembari mendongak menatap Oppa nya.

"Ya bagaimana lagi. Aku kasian padamu"

Gadis kecil itu mendengus lalu membuka pintu mobil dan masuk.

"Oppa, ayo pulang. Apa Oppa tidak lelah berdiri?"

Kino mendengus pelan mendengar penuturan anak dari kakaknya.

"Dasar setan kecil" gumamnya pelan saat sudah memasuki mobil.

"Oppa berbicara sesuatu?"

Kino hanya menggeleng disertai sebuah kata Tidak dari mulutnya.

Sepanjang perjalanan Seori hanya diam. Kino heran akan hal itu. Biasanya anak kecil dengan tinggi setara dengan Bonsai itu akan berceloteh mengenai sekolahnya.

"Kau punya hutang?"

Kino jengah, akhirnya dia mengeluarkan apa yang diotaknya.

Seori menoleh kearah Kino saat mendengar penuturan aneh dari Oppa nya.

"No"

"Lalu kenapa kau diam?"

"Oppa tidak akan marah jika Seori jujur?"

"Aku tak akan marah" Jawab Kino yang masih fokus pada jalanan didepannya.

"Kata teman Seori, Seori tidak disayang mama dan daddy"

Kino mengalihkan atensinya dari jalanan pada Seori. Dia terkejut karena menurutnya kedua kakaknya itu sangat menyayangi Seori.

"Kenapa bisa?"

Seori menunduk.

"Seori selalu bersama Oppa, Daddy jarang menjemput Seori. Mama juga sering menitipkan Seori pada Kino Oppa dan Umji Eonni"

Kino perlu bicara dengan Kihyun dan Irene.

"Apa Seori merasa seperti itu? Seori merasa Mama tidak sayang Seori?"

Seori menggeleng.

"Mama sayang Seori"

Kalimat anak umur 5 tahun itu menggantung. Kino menunggu lanjutan dari kalimatnya.

"Tapi Seori tidak yakin jika Daddy sayang Seori"

Kino harus menyarankan pada Kihyun agar ia fokus pada anaknya. Bukan setumpuk kertas di belakang papan nama bertulis Yoo Kihyun yang terdapat pada meja besar.

"Daddy kan sibuk mencari uang untuk Seori. Seori suka ice cream kan? Jika daddy tidak mencari uang, Seori tidak bisa makan Ice Cream"

Seori hanya mengangguk paham.

Seori kembali diam.

"Mau menjemput Umji Eonni?"

Seori menoleh

"Dan kita makan Ice Cream bersama. Kau mau rasa apa?"

Mata Seori berbinar mendengar tawaran Kino.

"OREO!!"

"Mari menjemput Umji Eonni dulu"

"Call"

**

"Kau bodoh"

Irene tau bahwa sepupunya bermulut pedas. Dia akan mengungkapkan apa yang dia rasakan.

"ya aku tau"

"Kau sangat bodoh"

Irene jengah. Ingin sekali dia menjambak surai Mint milik sepupunya itu.

"Ini abad ke 21 dan kau masih memakai cara lama untuk memiliki anak? kupikir suamimu terlalu kaya untuk melakukan bayi tabung. Tapi ternyata dia tak sekaya itu"

Irene menatap Yoongi yang berada di depannya.

Saat ini mereka sedang berhadapan di meja bar yang terdapat pada dapur Yoongi disertai dengan Milkshake oreo yang menemani mereka.

Irene menceritakan segalanya pada Yoongi. Tentang keinginannya untuk menjadikan Jisoo  menjadi istri Kihyun.

"Melepas orang yang kau cintai untuk orang lain? kau gila. Sangat gila. Dosa apa aku di masa lalu hingga sekarang menjadi sepupumu?"

Yoongi menghabiskan Milkshake nya yang masih sedikit

"Kamarmu ada di lantai 2 pintu warna putih. Kesana lah! renungi apa yang kau inginkan. Dan temui aku saat kau tak akan menyesal untuk selamanya"

Ucap Yoongi sebelum berlalu meninggalkan Irene yang masih diam.

_______
_______________
_______________________

Triggle Love [Yoo Kihyun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang