4

173 27 8
                                    

Ruangan itu temaram dengan tirai yang tertutup. Seorang perempuan sedang bergelung dengan selimutnya disana. Selang beberapa detik lelaki dengan surai dirty brown keluar dari sebuah pintu. Rambutnya basah menandakan dia baru selesai mandi.

Lelaki itu menatap sang istri yang sedang tertidur dengan tenang. Ini hari Minggu dan mereka harus beribadah. Namun ia enggan untuk mendekati yang sedang tidur.

Setelah memakai pakaian lengkap dia keluar dari ruangan itu. Sesaat setelah sang lelaki keluar. Perempuan tadi membuka matanya. Dia melihat jam yang sudah menunjukkan angka

07.03

Dia harus segera bangun dan menjalani harinya. Dilangkahkan kakinya memasuki kamar mandi.


**


Kihyun menoleh saat ada suara langkah kaki yang mendekat. Irene sedang disana, membuka kulkas dan meminum air dingin. Kihyun sangat hapal kebiasaan istrinya. Setelah wanita itu membuka mata yang ditujunya adalah kamar mandi. Setelah mandi, Irene baru akan minum air.

"Ki, masakanmu"

Suara Irene mengintrupsi Kihyun yang sedang mengamati dirinya dan melupakan Omurice di depannya.

Kihyun lalu menyelesaikan masakannya dan menaruhnya pada 2 piring. Untuk Irene dan dirinya.

"Kau ingin minum apa Ki? Jangan kopi! kulihat kau sudah terlalu banyak minum kopi"

Ucap Irene sembari melihat toples kopi yang hanya tersisa sedikit. Seingatnya, dia sudah mengisi penuh toples itu sebelum dirinya kecelakaan.

"Apapun, terserahmu" Ucap Kihyun sambil menaruh piring di meja pantry

"Mau kubuatkan racun hangat?"

Kihyun melihat Irene dengan pandangan heran. Apa istrinya menjadi bodoh?

"Kau bilang terserah aku. Mau kubuatkan racun hangat??"

Kihyun ingin sekali memukul Irene jika tidak ingat bahwa perempuan cantik itu adalah istrinya.

Irene kembali menyebalkan.

"Buatkan aku teh"

Kihyun mengalah.

Senyuman puas menghiasi bibir Irene.


**

Salju tidak turun pagi ini namun cuaca dingin masih mendominasi.

"OPPA!! DIMANA MANTEL BIRU SEORI????"

Pagi ini Seori berada di apartemen Kino. Irene yang mengungsikan Seori kesini. Sebenarnya Kino ingin menolak, namun bagaimana lagi? sang kakak ipar mengancam akan mengacaukan masa mudanya.

Kino selalu pusing jika dihadapkan dengan gadis kecil setinggi pahanya itu. Ia ingin sekali menaruh anak itu kedalam karung lalu membuangnya jika tidak ingat bahwa anak itu adalah darah daging Kihyun.

"OPPAAAAAAAAA"

Sebuah teriakan anak kecil menggema kembali di unit apartemen bernomor 35 itu.

"Bisakah kau diam? oppa pusing menghadapimu"

Kino memandang Seori dengan tatapan memohon. Dia harus ke gereja sekarang namun dia belum mempersiapkan apapun karena dari tadi sibuk mengurusi keponakannya.

"Dimana mantel biruku?"

"Apakah kau kemarin membawa mantel biru?"

Seori mengangguk.

"Itu ada di mobil Oppa. kau diamlah, oppa mau mandi"

Setelah menyelesaika kalimatnya, Kino melengganh pergi meninggalkan Seori yang lelah berhadapan dengan oppa nya.


Triggle Love [Yoo Kihyun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang