Gadis kecil dengan dress biru muda menatap malas pada makanan yang ada didepannya. Rambut panjang yang biasanya dikuncir rapi kini tergerai dengan jepit kecil berwarna pink.
"Seori tidak makan?"
Seori menggeleng pelan
"Kenapa?"
"Seori miss mama"
Kepala bertemu dengan meja.
"Mama akan menyuapi Seori"
"Seori mau disuapi?"
"Seori mau mama"
Yang lebih tua menghela napas.
Sekarang dia menempatkan dirinya di kursi tepat di samping gadis kecil itu.
"Seori dengan Aunty dulu ya?"
"Seori"
Suara seorang lelaki mengalihkan perhatian mereka. Seori berlari menghampirinya.
"Daddy"
Kihyun berjongkok sejajar dengan sang anak.
"Seori miss mama"
Tangisnya pecah. Hidung dan pipinya memerah.
Kihyun dengan cepat menggendong sang anak dan pergi dari area ruang makan.
Tanpa menyapa Jisoo.
Memang dia tidak diharapkan.
**
Kihyun marah. Dia tak habis pikir dengan Irene. Apa yang ada di pikiran istrinya?
Seori sudah tidur sejak 2 jam yang lalu berkat Umji. Entah bagaimana bisa anaknya dekat dengan kekasih adiknya itu.
Dia sekarang ada di apartement milik sang adik. Tempat ini cukup nyaman dan luas untuk ditempati anak SMA seperti Kino.
Disudut ruangan terdapat tenda kecil bewarna Hijau yang dipenuhi dengan boneka. Ada juga sepatu roda pink yang tergeletak sembarangan. Semua itu milik anaknya.
Seori sering sekali bermain di apartemet Kino.
Kihyun merasa gagal menjadi ayah. Dia jarang bermain dengan sang anak. Bahkan dia tak tau apa makanan kesukaan Seori.
"Tuan Yoo mau minum apa?"
Umji yang berbicara. Dia merasa canggung dengan Kihyun. Dia tak pernah bertemu dengan lelaki itu.
"Buatkan aku kopi. Oh ya, jangan terlalu kaku dengan memanggilku Tuan Yoo"
Umji hanya mengangguk pelan dan pergi ke dapur.
"Noona dalam perjalanan pulang"
Kihyun memijat pelipisnya.
"Hyung, kenapa Noona gencar sekali menyuruhmu menikah lagi?"
"Ayah ingin aku memiliki anak laki laki. Dan kau tau sendiri Irene tidak bisa mengandung lagi"
"Pak tua itu memang banyak maunya"
Kihyun menyandarkan punggungnya di sofa. Pikirannya melayang.
"Oh ya, bagaimana perempuan tadi?"
"Entah"
Kihyun menutup matanya. Dia lelah.
Dia sangat mencintai istrinya. Namun sang istri lelah dengan segala tuntutan ayahnya.
"Dimana Seori?"
Suara halus dan penuh kekhawatiran mengalihkan atensi mereka.
Disana berdiri seorang perempuan cantik dengan dandanan yang apa adanya. Rambut yang biasa tertata rapi kini dibiarkan begitu saja.
**
Jisoo termenung di ruang tamu rumah Kihyun. Dia memikirkan segalanya. Tentang bagaimana dirinya. Bagaimana hidupnya.
Seori menolaknya. Gadis itu bahkan melontarkan sedikit kalimat pedas.
Dia telah ditolak disini. Yang pertama oleh Yoo Kihyun yang sialnya akan menjadi suaminya. Dan yang kedua adalah Yoo Seori yang akan menjadi anak tirinya.
Irene bukanlah perempuan yang selalu mengandalkan sang suami. Dia memiliki penghasilan sendiri. Irene adalah seorang desainer yang sedang naik daun. Irene juga cerdas.
Jisoo melihat foto wisuda pendidikan master nya tadi. Dengan Kihyun yang berada di sampingnya.
Parasnya juga cantik dan anggun.
Jisoo merasa tak pantas sekarang.
Dua hari lalu, Irene telah membayar hutang hutang orang tuanya, tentu beserta bunga yang tak sedikit. Dia juga membeli apartemen yang lebih besar untuk ditinggali adiknya.
Kulkas yang kosong juga di isi penuh oleh segala macam makanan. Perempuan itu juga membayar uang sekolah adiknya.
Irene tidak hanya memiliki kecantikan pada wajahnya. Hatinya juga demikian.
Irene bilang bulan depan dia akan dibawa ke orang tua Kihyun. Dia harus mempersiapkan segalanya bulan ini.
Keluarga Kihyun bukanlah keluarga biasa. Yang Jisoo dengar, ayah Kihyun dulunya seorang perwira yang mundur dari jabatannya lalu menjadi pengusaha dan sang ibu adalah seorang dokter bedah.
Jelas bukan keluarga sembarangan. Mungkin itu yang menyebabkan Irene menyuruhnya untuk bersiap sebulan penuh.
Dirinya membaca satu persatu note yang telah dituliskan Irene pada ponselnya. Note yang berisi apa yang harus dilatihnya sebulan ini.
Jisoo tak mengetahui apa yang harus dilakukan. Semuanya asing.
Apa itu table manner?
Dia juga harus latihan berjalan dengan anggun.
Harus berlatih berbicara.
Banyak hal asing yang harus dia lakukan.
*tring*
Notifikasi ponsel mengalihkan perhatiannya. Ada sebuah pesan dari nyonya besar.
Yoo Irene
Kau sibuk?Tidak
Yoo Irene
Bisakah aku minta tolong padamu?Untuk apa?
Yoo Irene
Bisa kau siapkan air hangat untuk Seori? aku akan membawanya pulang namun dia belum mandi.
dengan cepat ia mengetikkan kata Iya sebagai balasan pesan tersebut.
Dia tak boleh terlalu bersantai. Dia akan bergantung pada Kihyun dan Irene. Dia harus tau diri.
"Demi adikmu Jisoo" Gumamnya pelan
_____________________
_______________
_________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Triggle Love [Yoo Kihyun]
Randomjika kau mencintai seseorang.. kau perlu berkorban untuknya..