"It's close to midnight and something evil's looking from the dark."
▬▬▬▬▬▬"Kau akan kemana setelah ini Jaemin-ah?" Namja berkulit tan itu-Lee Haechan-bertanya pada sang sahabat yang sedang asik menghabiskan sisa Popcornnya.
Ya, mereka baru saja menonton film horor keluaran terbaru yang sedang populer di internet.
Thriller.
Film horor itu begitu populer karena tingkat ke-horor-annya yang sudah berada diatas rata-rata dan patut diacungi jempol.
Bahkan bagi maniak film horor seperti Jaemin dan Haechan pun film itu adalah sebuah inovasi baru dan bisa dibilang film horor terbaik.
Tidak melebih-lebihkan tapi itulah kenyataannya.
"Entahlah, aku rasa aku akan pulang saja. Ini sudah hampir tengah malam." Jaemin melirik arloji yang terpasang di pergelangan tangannya. "aku rindu pada kasurku."
Haechan terkekeh dan memukul pelan bahu Jaemin. "Maka dari itu carilah pasangan. Sudah 23 tahun tapi hanya bantal dan guling yang menyambutmu saat sampai di rumah. Menyedihkan sekali hidupmu itu."
Well, menganggu dan mengejek status single Jaemin mungkin akan menjadi hobi Namja manis satu anak itu mulai sekarang.
Ya, Haechan memang sudah menikah. Ia menikah dengan seorang pria pengusaha yang kaya raya bernama Mark Lee dua tahun yang lalu. Mereka juga telah dikaruniai seorang anak yang manis bernama Lee Chenle.
Karena sudah memiliki status seperti itulah yang membuat Haechan sangat gemar menasehati Jaemin untuk segera menikah atau setidaknya mencari pasangan.
Agar Namja manis itu tidak hidup terlalu bebas lebih lama. Terkadang perilaku Jaemin yang suka pergi ke club dan minum alkohol membuat Haechan risau.
Memang Jaemin tidak pernah bermain dengan para jalang-jalang diluaran sana, tetapi sebagai seorang sahabat yang dipercaya oleh mendiang orangtua Jaemin untuk menjaga anak itu, ia tetap saja khawatir.
Karena ia tak bisa selalu mengawasi Jaemin mengingat ia harus mengurus Chenle dan juga suaminya sekarang.
"Aku tahu apa yang kau pikirkan, Chan." Kalimat pelan dari Jaemin membuyarkan lamunan Haechan.
Namja manis itu tersenyum maklum dan menepuk bahu sahabatnya itu pelan.
"Urus Chenle dan Mark Hyung dengan baik. Aku sudah besar. Aku pasti akan mencari orang yang akan menjadi pendampingku nanti."
"Aku janji."
Haechan tersenyum saat Jaemin menggambar bintang tak kasat mata ditelapak tangan dan menempelkannya di dahinya.
Itu janji rahasia yang mereka miliki sejak sekolah dasar.
"Cih, seperti bocah saja." Haechan mencibir. Namun setelahnya ia tertawa karena senyum bodoh Jaemin.
"Tapi aku agak heran. Kenapa Mark Hyung membiarkanmu keluar bersamaku ditengah malam begini? Bukankah kau harusnya mengurus Chenle?"
Haechan tersenyum dan merebut popcorn yang tinggal setengah dari tangan Jaemin. "Mark Hyung mengajak Chenle ke tempat Eomma nya. Mereka bilang akan menginap disana selama semalam. Jadi aku bebas disini."
Jaemin mencebikkan bibirnya. "Ibu macam apa kau ini? Pisah dari suami dan anak kenapa malah senang?"
"Aku senang karena kita bisa kembali seperti saat-saat kita sekolah dulu."
"Ah, sudahlah. Aku mengantuk. Aku akan pulang." Jaemin merapatkan jaketnya. Tangannya memberi isyarat pada Haechan untuk berpisah.
Haechan memutar bola matanya malas. "Ya sudah. Sana pulang. Habiskan waktu dengan para kesayanganmu si bantal dan si guling itu."
Jaemin tak menjawab. Namja manis itu hanya berjalan santai sambil melambaikan tangannya pada Haechan.
"Cih, dasar penyendiri." Haechan tersenyum tipis dan berjalan berbalik menuju rumahnya.
°°°
Jaemin yang sedang menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya sedikit tersentak saat merasakan sebuah getaran dari arah sakunya.
Langsung saja ia meraih benda persegi itu dan melihat siapa gerangan yang telah Mengiriminya pesan.
Jung Jay Hyung
Jaem, aku meletakkan beberapa bahan makanan di lemari es mu tadi. Eomma yang menyuruhnya. Tak usah berterima kasih :)Jaemin mendecih. "Siapa juga yang mau berterima kasih padamu." Gumamnya sambil terkekeh.
Ya, Namja yang mengiriminya pesan adalah Jung Jaehyun. Kakak sepupunya sekaligus orang yang paling menyebalkan menurutnya.
Walaupun sudah menikah, Jaehyun masih tidak jauh dari sifat kekanakan dan juga jahil miliknya.
Dan sialnya Jaemin yang selalu menjadi korban atas kejahilan sang kakak.
Baru saja Jaemin hendak mengetikkan pesan balasan untuk Jaehyun, tiba-tiba saja terdengar bunyi bergemerisik dari arah semak-semak yang tak jauh disebelahnya.
Jaemin memasang alarm waspada. Bisa saja itu adalah orang jahat mengingat ini sudah memasuki waktu tengah malam.
Tapi ia tak takut. Ia sudah dibekali dengan ilmu Taekwondo nya yang sudah Black Belt.
Ia tak takut.
Jaemin memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku. Dengan santai namun tetap waspada ke sekitar ia kembali berjalan.
Bunyi gemerisik itu semakin jelas terdengar. Membuat Jaemin semakin mempercepat langkahnya.
"Apa ini hanya firasatku ya?" Jaemin bergumam.
Bisa saja suara gemerisik itu hanya tupai atau kucing liar yang lewat. Pikirnya.
Keraguan dalam batin Jaemin perlahan menghilang. Sekarang ia yakin bahwa suara gemerisik itu hanyalah hewan. Karena suara itu tidak terdengar lagi sekarang.
Jaemin kembali berjalan dengan santai dan ia menghilangkan kewaspadaan-nya.
Tanpa ia sadari, sesosok makhluk dibalik kegelapan sedang menatapnya dengan seringaian tampan, namun juga bengis.
"I got you, Na Jaemin."
~
Who's excited?
KAMU SEDANG MEMBACA
Thriller
Fanfiction"Sesuatu yang menggetarkan hati." A lyrics-fiction of "Michael Jackson - Thriller" Na Jae Min × Park Ji Sung [Bahasa]