"But all the while you hear the creature creepin' up behind, you're out of time."
▬▬▬▬▬▬
"Kau tak bisa ikut bersamaku, ini bukan tempatmu." Jaemin mencoba menyakinkan makhluk itu dengan memegang kedua sisi bahunya perlahan.
Namun Namja itu tak merespon. Ia hanya menatap Jaemin dengan mata birunya yang kembali bersinar terang.
"Tak boleh?" Namja itu menatap Jaemin dengan tatapan polosnya dan kepala yang dimiringkan. Membuat yang ditatap menahan pekikkan gemas karena melihat itu.
'Ya Tuhan, bagaimana ada Monster seimut ini?!'
"Memangnya kenapa kau ingin ikut denganku?" Jaemin mencoba menghalau kegugupannya dengan kembali bertanya.
Namja itu mengerutkan alis. Matanya berpendar bingung menatap Jaemin.
'Ia tak mengerti dengan yang kukatakan.' Jaemin membatin.
Baru saja ia hendak melontarkan satu pertanyaan lagi, namun tiba-tiba saja dibelakangnya, dari arah jendela, terdengar suara menggaruk yang sangat keras.
Jaemin otomatis menyembunyikan dirinya dibalik bahu Makhluk itu. Mengintip lewat bahunya yang lebar.
"S-siapa itu?" Jaemin menatap ngeri saat melihat beberapa makhluk berwujud menyeramkan yang masuk dengan menjebol jendela dan dinding.
'Bagaimana bisa mereka lewat sana?'
"Pengikutku." Namja itu menggumam pelan. Matanya menelisik lurus pada kumpulan monster yang kini berlutut dihadapannya.
Jaemin mendeliki menatap pemuda itu.
'Jadi ia tak sendirian disini?! Bagaimana bisa ada pengikutnya juga?!'
"Tuan muda, kami sudah menemukan jalan kembali ke Istana." Salah satu dari monster mengerikan itu membuka suaranya.
Jaemin bisa melihat Namja itu melebarkan matanya dan beralih menatap kearahnya sekilas.
"Tidak. Aku tak akan kembali."
Para monster itu terlihat terkejut. Begitu juga dengan Jaemin.
"Tapi Raja akan marah besar jika kau tak kembali kesana, Pangeran." Monster yang lain menimpali.
"Kalian pulanglah dan katakan padanya bahwa aku sedang ber-observasi dengan kehidupan manusia. Aku akan kembali jika sudah selesai." Perlahan tangan Namja itu turun dan menarik tangan Jaemin kedalam genggamannya.
Jaemin melebarkan matanya. Ia ingin melepaskan tangan itu, namun ia tak mau ambil resiko untuk dimakan disini. Jadi lebih baik tidak.
'Dia tak mengerti apa yang kukatakan, tapi kenapa dia sangat lancar berbicara dengan para monster itu? Bahkan menggunakan kata observasi. Apa memang bahasa kami terdengar berbeda?'
"Baiklah jika itu perintahmu. Kami akan pulang." Para monster itu membungkuk singkat sebelum pergi menghilang menjadi debu.
Seusai menghilangnya para monster itu, monster yang satu lagi, yang sedari tadi menggenggam erat tangan Jaemin, kini beralih untuk mengangkat Namja manis itu dalam gendongannya.
Singkatnya, Bridal Style.
"Hei, ap-apa yang kau lakukan?! T-turunkan aku!" Jaemin memekik saat merasakan kakinya sudah tak menapak tanah.
"Diamlah. Ayo pulang, aku ingin tidur." Namja itu berbisik dan mengecup kilat bibir Jaemin setelahnya. Membuat sang empunya terpaku dan terdiam.
'Kau sudah kehabisan waktu, Na Jaemin-ku.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Thriller
Fanfiction"Sesuatu yang menggetarkan hati." A lyrics-fiction of "Michael Jackson - Thriller" Na Jae Min × Park Ji Sung [Bahasa]