Awal Baru

3 0 0
                                    

Kampus nan teduh terlihat, pepohonan rindang dan bunga-bunga yang indah menghiasi, kolam dan danau buatan menambah indahnya kampus tempatku kuliah ini. Sungguh indah kampusku, tapi.. sepertinya tak seindah nasibku sekarang, sebagai Pendamping Kelompok.“Jongkok dek,, jongkok” Teriak seniorku memerintah mahasiswa baru, termasuk aku yang sebenarnya sudah jadi kakak tingkat. “Dari sini kalian jalan jongkok ke arah sana, terus muter kesini, nyanyikan lagu Indonesia Raya” teriak seniorku lagi. Aku pun menuruti, mau menentangpun takut, badan besar tinggi, rambut gondrong, nyeremin dah, kayak genderuwo, hiii.. aku dan mahasiswa baru lain pun berjalan jongkok dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. “Indonesia .. Tanah airku..” begitulah kami bernyanyi. “Lebih keras dek” bentak senior lagi. “INDONESIA.. TANAH AIRKU..” nyanyian kami lebih kencang, begitulah Masa Orientasi  selama beberapa hari pertama masuk kuliah untuk mahasiswa baru.

Selesai acara orientasi mahasiswa, ada waktu libur selama tiga hari, dan ini aku manfaatkan untuk pulang ke daerah asalku Surabaya. Ayah dan Adikku menyambut kehadiranku dengan bahagia, adikku sekarang kelas satu SMA dan ia masuk ke sekolahku dulu. “Kakak berapa lama liburan?” tanya adikku sambil membantu membawakan barang bawaanku. Aku duduk di sofa sambil bersandar, “Gimana awal kuliah? Asik” tanya ayah yang juga duduk di sofa satunya. “Ah.. Ayah kan sarjana, kayak gak tahu aja” jawabku. “Hahahaa pasti asik ya” tawa Ayah. “Asik yah, asik” jawabku sambil mengacungkan jempol, “Asik untuk seniornya, tidak untuk kakak tingkat” sambungku. “Hahahaaaa.. gak apa, nanti bakal jadi cerita sendiri kok itu, dan bakal kamu kangenin” kata Ayah. “Nih, teh untuk kakak, biar capeknya hilang, untuk ayah juga adek bikinin” ucap adikku sambil membawa dua gelas teh, untukku dan ayah. “Wah adekku sudah besar, sudah rajin sekarang” pujiku padanya, “Yee adek mash dari dulu sudah rajin kak” jawab adekku. Kami pun bercerita panjang lebar, sampai malam hari. 

Jam tujuh malam, aku sedang beristirahat duduk dipinggir kasur tidurku, di meja belajar aku lihat sebungkus kado, aku raih kado tersebut “Kado apa.an ini?” gumamku, seketika aku mengingat bahwa itu pemberian dari Anin yang katanya untuk hadiah kelulusan SMA. Aku bolak balik kado tersebut, lalu aku letakkan kembali ke meja belajar, aku melamun, aku memikirkan sesuatu yang ntah apa itu, seperti merasa ada yang lupa, ada yang tak teringat, aku coba mengingat-ingat tapi pikiranku buntu. “tok.. tok.. tok” suara pintu berbunyi, “Kak.. kakak belum bobok kan?” ucap Via adikku. “Belum dek, ada apa? masuk aja” aku mempersilahkan dia masuk. “Ada yang mau adek tanyain nih” ucapnya. “Hemm apa dek? Serius banget kayaknya, sini sini duduk” aku penasaran. “Kak, wajar sih orang jatuh cinta?” tanyanya. “Ciyee adek aku sudah gede, sudah nanya cinta-cinta.an, ya wajarlah dek” kataku. “Kalau cewek cinta sama cowok duluan, wajar nggak?” tanyanya lagi. “Hayoo, adek kakak cinta sama siapa hayoo” selidikku. “Ahh kakak, jawab aja deh” paksanya. “Wajar aja sih dek, tapi apa iya ada cewek cinta duluan sama cowok? Toh kalopun cewek cinta sama cowok, apa iya dia berani ngungkapin?” jawabku sekenanya. “Yaelah kakak, cewek mah kalo cinta sama cowok, gak diungkapin pake omongan, tapi pake tindakan, makanya cowok kudu peka” jawabnya seakan mengajariku. “Yeee nih anak sok-sokan ngaajrin pula” jawabku sambil narik hidungnya “Aduh kakak, sakit tahu” protesnya, “Hahaha gak apa, kamu sih sok ngajarin” jawabku. Dia pun bangkit mengambil bantal dan melemparkan padaku “Biarin, kakak sih gak peka” jawabnya. “Gak peka apa.an, gak ada cewek yang cinta sama kakak kok” jawabku. “Kakak tu gak peka, dasar kakak gak peka, kakak gak peka” ucapnya sambil bernyanyi mengejek sembari pergi keluar kamar.

Aku pun memikirkan omongan Via, cewek kalo jatuh cinta, cewek ngungkapin gak lewat omongan tapi tindakan? Tindakan yang seperti apa coba? Terus cowok disuruh peka terhadap tindakan yang cowok saja gak tau gimanna. Cinta cinta cinta, ahh lupakan aja apa itu cinta, kalau dipikir-pikir sudah lama aku gak mikirin tentang cinta. “Apa aku pernah jatuh cinta?” aku bertanya pada diriku sendiri. “Ahh gak usahlah jatuh cinta, percuma jika nanti akan dikhianati seperti Ali” aku mengalihkan pikiranku tentang cinta, mengingat peristiwa Ali dan mantannya yang aku pun sudah lupa namanya, saat aku mencoba mengingat-ingat namanya, aku pun tertidur.

Metamorfosis (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang