2. my son !!

121 31 98
                                    

Pagi-pagi sekali sirine polisi berbunyi bersahut-sahutan, beberapa detektif dan polisi berseragam mengamankan tempat kejadian. Tim forensik dengan seragam putih khasnya mulai melakukan olah TKP, mencari barang bukti dan berusaha menemukan keganjilan pada korban yang terbaring kaku dan pucat itu. Sebuah tag nama di atas sakunya memberitahukan nama gadis muda yang malang itu "Zakiya Bagaskara".

Banyak sekali warga berkumpul menyaksikan kejadian itu, mereka saling berbisik satu sama lain sambil bergidik ngeri sekaligus tidak percaya ada kejadian mengerikan seperti ini di desa mereka.

"Siapa gadis itu?? "Tanya ibu-ibu yang masih berbalut sarung lusuh dengan handuk kecil menggulung di rambutnya yang basah.

"Tidak tahu, sepertinya bukan dari desa ini. " Sahut pemuda di sampingnya.

Ibu Pram menyelinap di antara mereka, mengintip. Melongokkan kepalanya melihat jasad gadis muda yang belum ditutupi kain penutup itu.

"Mengerikan sekali. " Ia bergidik ngeri.
"Kapan kejadiannya?? Kenapa aku tidak mendengar apapun. " Gumamnya lagi.

Seseorang di sampingnya menyahut meski tidak ditanya.

"Aku dengar dari polisi yang ngobrol-ngobrol sepertinya kisaran jam sembilan sampai jam sepuluh , malam tadi kejadiannya.ngeri rasanya melihat langsung. "Jelas wanita semampai yang kebetulan berdiri di belakang ibu Pram.

"Begitya , ya?? " seketika ibu Pram terperanjat, "hah..!!! Jam berapa kamu bilang tadi ?? " Tanyanya kemudian.

"Kalau tidak salah dengar sekitar jam sembilan sampai jam sepuluhan"

"Hah??? "

Wajah wanita itu berubah cemas, ia segera berlari kembali ke rumah. Sementara yang melihat hanya terbengong saja, tanpa ingin tahu karena mereka terpaku pada keributan di depan sana sehingga tidak banyak yang memperhatikan tingkah aneh ibunya Pram.

Wanita yang kira-kira berusia dua puluh lima tahun itu terburu-buru menutup pintu rumahnya, kemudian mendekati suaminya yang tengah bersiap hendak pergi bekerja. Putra semata wayangnya juga masih bersiap untuk kesekolah, melihat gelagat istrinya yang tampak cemas tentu menimbulkan kecurigaan di mata sang suami.

"Ada apa ma?? Kenapa wajahmu begitu?? " Tanya pria berusia lima tahun di atasnya itu.

"Di belakang sekolah, ada mayat gadis. Polisi sedang melakukan olah TKP, kamu tahu kapan kejadiannya?? " Tanya ibu.

"Mana aku tahu, kan kamu baru saja memberitahuku. Oh.. Jadi karena itu pagi-pagi sudah ribut sirene polisi, " sahut ayah, " Tapi, apa ada yang salah?? "

"Malam tadi jam berapa kamu kamu menjemput pram?? "

Bukannya menjawab ibu malah balik bertanya.

Ayah melihat arlojinya, menerawang. Mengingat-ingat.

"Sekitar jam sembilan atau setengah sepuluh ma, kenapa?? " Tanya ayah.

"Itu adalah waktu kematian gadis itu, bukan kematian biasa tapi itu pembunuhan pah. Kamu mengerti kan maksudku?? " Jelas ibu.

Sontak keduanya melempar pandangan kearah putra mereka, yang dipandangi hanya tersenyum saja sembari berlari mendekat pada keduanya dengan wajah ceria. Ayah membelai lembut rambut putranya, sambil tersenyum ia bertanya.

"Pram, boleh papa tanya sesuatu??? "

Pram mengangguk dengan senyum imutnya yang khas, membuat meleleh siapapun yang melihatnya. Tapi kali ini kecemasan keduanya mengalahkan itu.

"Tadi malam, kamu lewat belakang sekolah kan?? Apa kamu melihat sesuatu?? "

Pram diam sebentar, ibu cemas segaligus takut akan mendengar jawaban dari putra kecilnya itu. Ia takut apa yang dipikirkannya adalah benar, ini mengerikan.
Pram akhirnya hanya menggeleng setelah tampak berpikir, aneh.

Justice and love 5 knights  (hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang