Justice and love 5 knights (hiatus)

16. Dating and cases

🔞WARNING🔞
Cerita ini mengandung unsur dewasa dan kekerasan, untuk pembaca dibwah 17 Tahun harap bijak.
⚠TIDAK UNTUK DITIRU⚠

Kepada readers, jangan lupa vote and commentnya ya, please jangan jadi silent reader.
Dengan kamu memberikan vote dan komment kamu bisa menjadi tombak semangat untuk penulis, saran dan ktitik bisa menjadi acuan bagi penulis untuk memperbaiki karyanya, dengan itu juga penulis bisa merasa lebih di hargai.

Terima kasih semuanya.. Selamat membaca.

🔥🔥🔥

Hari ini Arif memilih pulang lebih awal. Berbeda dari biasanya, kali ini ia tidak keluar dari kantor seorang diri. Melainkan, bersama dengan seorang wanita cantik disisinya. April Hanarizta Syaila namanya. Wanita cantik yang sudah dinantikannya selama lima tahun belakangan ini .

Arif membimbing April begitu mesra menuju mobil pribadinya. Begitu keduanya telah siap, pedal gas pun segera di tekan kuat-kuat oleh Arif. Membiarkan benda itu membawa keduanya menuju tempat kencan pertama mereka, kencan pertama di pertemuan pertama.

Sebuah kafe bergaya pedesaan semi modern yang indah dan hijau siap menyambut keduanya. Ada bagian di mana terdapat kursi-kursi mewah in door maupun out door di beberapa bagian, ada pula tempat khusus di mana pelanggan bisa memilih tempat yang lebih santai sambil lesehan, seperti yang dipesan Arif saat ini. Keduanya pun duduk bersisian, sembari menunggu pesanan.

"Ceritakan padaku, apa yang sebenarnya terjadi padamu? Kenapa aku tidak bisa menemukanmu, bagaimanapun aku mencarinya? Dan, kenapa kamu begitu lama menemuiku Sementara kamu masih hidup? "Tanya Arif, usai sedikit berbasa basi pada wanita dihadapannya itu.

Arif agaknya sudah tidak sabar untuk mendengar penuturan April, tentang bagaimana ia bertahan selama lima tahun ini. Apa saja yang ia lakukan? Apa yang sebenarnya terjadi? Dan kehidupan seperti apa yang wanita itu jalani lima tahun belakangan ini? . Hal itu selalu menjadi pertanyaan besar di benaknya dan masih banyak lagi yang ingin ia kupas dari seorang April Hanarizta Syaila.

"Ceritanya panjang, kalau aku harus menceritakan semuanya. " Sahut April.

"Tidak masalah, Ceritakan saja! Aku akan mendengarkannya. Sepanjang apapun kisahmu." Sahut Arif penuh keyakinan.

Senyum April mengambang, meski tipis.

"Baiklah. " ujarnya.

Arif sudah bersiap, ia bahkan telah membuka telinganya lebar-lebar.

Sementara itu, di sisi lain April lebih tengah menyiapkan dirinya. Menghela napas sebelum memulai cerita menjadi semacam ritual penting untuk melunturkan Ketegangan. April  terdiam sesaat, berpikir. wanita cantik itu tengah dalam kebimbangan, barangkali ia binggung dari mana harus memulai kisahnya. Setelah menghabiskan sedikit waktu April pun akhirnya buka mulut, ia memulai dengan perlahan.

"Saat itu, aku adalah korban yang terlempar sangat jauh dari tempat jatuhnya pesawat. Kebetulan seorang dokter sekaligus pendaki menemukanku, aku koma selama satu tahun. Kami berada di pulau yang sangat terpencil, itu sebabnya tak ada yang lapor polisi. mereka hanya menemukanku tanpa identitas, mungkin hangus terbakar, mengingat aku juga mengalami luka bakar yang sangat parah. "

April berhenti sejenak. Menarik napas sekali lagi, lalu menghembuskannya. 

"Kamu sama sekali tidak terlihat seperti habis mengalami luka bakar yang parah. " Ucap Arif dengan dahi yang seketika mengerut.

April tersenyum ringan, melanjutkan ceritanya.

"Aku terbangun setelah setahun, Dan Aku sangat syok saat itu Karena wajahku tiba-tiba sangat berbeda dengan wajah asliku. Aku bersyukur, ternyata orang yang menolongku adalah seorang dokter bedah jantung sekaligus dokter bedah plastik. Dia merawatku sangat baik, berbekal foto yang kebetulan tidak ikut terbakar ia berhasil mengembalikan wajahku setelah puluhan Kali operasi yang menyakitkan. Aku sempat mengalami Krisis kepercayaan diri, juga sempat mengalami PTSD(Post-Traumatic Stress Disorder) . Setelah melewati tahun demi tahun akhirnya aku bisa mengatasi semuanya Dan kembali seperti sedia Kala, sampai tiba saatnya aku memutuskan untuk mengembalikan identitasku Dan menemuimu. Begitulah ceritanya." Ucap April mengakhiri kisahnya.