Happy & enjoy reading🤗Sorry for typo🙏
Bahagia itu tentang kalian. Saat senyuman yang sempat hilang itu sanggup aku kembalikan. Janjiku takkan pernah membiarkan senyuman itu lenyap ...
***
Baru saja kakinya menjejal anak tangga terakhir. Suga harus kembali mendengar suara siulan dan surakan heboh dari arah meja makan. Berhubung di rumahnya tidak ada sekat pemisah antar tiap ruangan. Jadi setiap ruangan di dalam rumah, khususnya di lantai bawah semua ruangannya sudah langsung saling terhubung. Kecuali kamar tidur dan kamar mandi tentunya.
"Akhirnya pangeran tidur kita bangun juga. Wikwiw ....," heboh Raga dengan muka tengilnya.
Suga hanya mendelik malas menatap Raga, abangnya. Ia lalu mendudukan diri di kursi sebelahnya. Mulai mengambil piring yang sudah ada nasi yang telah disiapkan oleh bunda.
"Wikwiw ... abang pikir kamu gak bakal bangun kak. Udah telat sejam ini dari jadwal bangun kamu. Perut abang udah lapar banget nungguin kamu bangun," cerocos Raga tanpa memperdulikan wajah protes Suga di sampingnya.
"Kamu tuh yah kebanyakan tidur itu ... makanya mata kamu hilang kak," sambung Raga lagi dengan muka tengilnya yang benar-benar minta ditimpuk.
"Abang diem. Kita makan dulu. Jangan nyerocos mulu kaya knalpot bocor. Heran deh Bunda kenapa Nadia mau tunangan sama cowok bawel kaya abang." Kali ini gantian Bunda yang kembali berceloteh heboh.
Raga cemberut. "Tuhkan mulai deh ... Bunda suka bawa-bawa Nadia ditopik kita,"rengek Raga marah, percis bocah 5 tahun yang kehilangan balonnya.
Suga hanya menggeleng mendengar sahut-sahutan abang dan bunda yang sudah menjadi hal biasa setiap harinya. Ekor matanya melirik Ayah yang tersenyum dan mengedikkan bahu santai sambil menyuap sesendok nasi ke mulutnya.
"Ya iyalah ... Bunda bawa Nadia, dia kan tunangan kamu. Masa Bunda bawa-bawa si Branda," balas Bunda sinis.
Raga mengernyit, menatap Bunda bingung. "Siapa si Branda?" Otaknya sedang berpikir keras kali ini.
Bunda menaruh sepotong ikan di piring Suga. "Itu loh si Branda yang tinggal di ujung kompleks kita," sahutnya gemas dengan kelemotan anak sulungnya.
"Siapa?" tanya abang masih terus berpikir keras.
Suga yang sedang menyuap nasinya mengulum senyum lucu. Ia mengambil segelas air lalu meminumnya dengan cepat.
"Itu loh bang yang pernah nembak abang waktu acara tujuh belasan tahun lalu di lapang kompleks. Kalau gak salah dia nembak abang pas abang lagi lomba makan krupuk ...." Suga menahan tawanya yang akan meledak."Dan dengan gagahnya dia bawa 7 kaleng krupuk buat bantuin abang yamg kesusahan makan satu krupuk." Setelah itu tawa Suga benar-benar pecah.
"Si Branda yang gentong minyak itu?" tanya Raga hati-hati dan was-was.
Bunda dan Suga kompak mengangguk dengan tawa mereka yang sudah meledak. Raga menatap Bunda dan Suga dengan delikan malas, lalu kembali menyendok nasi ke mulutnya dengan kasar. Raga sedang berusaha mengabaikan tawa ledekan Bunda dan Suga. Sungguh, hanya dengan membayangkan kejadian waktu itu saja, mendadak ia sudah bergidik ngeri. Apalagi saat kembali harus mengingat 7 kaleng krupuk yang menjadi pernyataan cinta cewek itu.
"Ehem ...." Suara deheman ayah langsung membuat mereka bertiga kompak berhenti.
Bunda dan Suga sudah menghentikan tawa mereka dan sudah kembali menekuni makan mereka lagi. Begitupun dengan Raga yang sudah mulai menormalkan cara makannya lebih lembut dan tidak sekasar tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With The Sleeping Prince
Teen FictionWARNING 17 ++ Kisah klise sih, dijodohkan?? Saskia Anindya, gadis cantik dan idola di Kampusnya, yang penuh semangat dan ambisi. Tidak menyukai sesuatu yang membosankan. Penyuka hal-hal baru, meskipun itu berbau nakal. Dan intinya dia gadis penyuka...