Cuman Info!

7.4K 388 15
                                    

[Author : Kit]

Ucapan Kit benar-benar diluar nalar. Dengan mudahnya dia menolak si tampan King. Bukan hanya itu, dengan menolak King, Kit berarti menolak bantuan dari Tuan Thanapat.

"Kit! Jangan bercanda!" Tuan Sacravicat menaikkan nada bicaranya sedikit.

"Kit tidak menolak pertunangan ini, Yah. Hanya saja, Kit menolak untuk menunggu selama dua minggu. Menurut Kit, itu waktu yang lama sekali jika sekedar bertunangan.  Kit berpikir, bagaimana jika Kit langsung menikah dengan Phi King saja?" Jelas Kit.

Tuan Thanapat terbatuk-batuk. Yang lain ikut terkejut dengan ekspresinya masing-masing. Bagaimana dengan King? Dia hanya bisa melongo mendengar jawaban Kit tadi.

"Hebat! Hebat sekali!" Ucap Tuan Thanapat dengan semangat.

"Kita nikahkan mereka bulan depan. Biarkan istri saya dan Nyonya Faa yang mengurus pernikahan ini." Lanjutnya.

Nyonya Melly dan Nyonya Faa tersenyum tanda mengiyakan. Yiwha dan Fai, mereka tersedak juice nya hingga terbatuk-batuk.

"Dan, kalau bisa. Kit ingin honeymoon ke Indonesia, Paman. Teman-teman Kit banyak yang sudah mengunjungi Indonesia." Pinta Kit.

"Tentu! Kamu dan King akan berbulan madu kemanapun kalian mau."

Kit tersenyum. Tapi ada yang janggal dari senyumannya itu. Tak ada yang menyadari, kecuali adik King yang baru saja pulang dari rumah temannya.

[♪]

[Kit]

Kita memang akan menikah sebulan lagi. Tapi bukan berarti aku akan mencintaimu mulai saat itu. Hanya sekedar info, aku memilih untuk langsung menikahinya karena aku kasihan dengan Ayahku. Jika saya Ayahku tidak membutuhkan bantuan dari Paman Ming, mungkin aku akan menolak mentah-mentah acara bodoh ini.

Mana ada orang yang mau dijodohkan, bahkan bertunangan dengan orang yang belum dikenal sama sekali. Ditambah lagi mereka itu sejenis. Ah, membayangkannya saja aku tidak pernah. Ya, tapi takdir berkata lain. Aku harus mengalami hal konyol seperti ini.

Mungkin setelah menikah beberapa bulan, aku akan meminta cerai dari si bodoh King itu. Hanya sampai bisnis Ayah kembali berjalan normal dan semua ini akan segera berakhir.

"Lo sebaiknya jujur sama perasaan lo sendiri, dasar licik! Jangan mempermainkan perasaan orang lain!" Ucap seseorang.

Aku membalikkan badanku. Seorang perempuan berpakaian casual sedang bersedekap di depanku.

"Berani banget lo ngomong gitu ke gua. Siapa lo? " Tanyaku.

Mungkin dia hanya anak salah satu maid di sini. Sungguh tidak punya sopan santun. Dasar kelas bawah. Mereka tidak memiliki otak yang lebih pintar dari burung merpati. Mereka hanya bisa meminta uang dan uang kepada kelas atas. Tidak ada alasan lain selain memanfaatkan orang kelas atas ketika mereka menjalin hubungan.

"Gua bukan anak babu di sini! Tapi gua adik dari calon suami lo! Dasar bodoh! Dan jangan sekali-sekali ngehina kelas bawah! Karena suatu saat lo mungkin dapat pertolongan dari mereka!"

Dia terlihat marah. Aku meninggalkannya dan kembali ke ruang pertemuan. Sebelum itu,..

"Gua ingetin sekali lagi! Jangan lo permainin hati kakak gua! Karena gua bisa aja ngehabisin lo dengan mudah." Ujarnya.

"Bodoh amat. Freak!" Jawabku sambil berlalu. Kehidupanku sepertinya akan hancur karena berurusan dengan dua orang aneh di keluarga ini. Ugh.

Aku sampai di rumah larut malam. Ayah masih mengurus masalah bisnis dengan Paman Ming. Rasanya melelahkan sekali walau hanya duduk diam dan mendengarkan. Akhirnya, aku memutuskan untuk pulang terlebih dahulu. 

Setelah mengganti pakaianku. Menggosok gigi dan mencuci mukaku akupun merebahkan badanku ke ranjang. Tidak langsung tidur, tapi aku memainkan iPad milikku.

Ketika sedang asyik bermain, ada sebuah pesan masuk. Nomor tidak dikenal. Hanya beberapa orang yang tahu nomor pribadiku, jadi siapa ini?

Dari : +66 84231xxxx
Cek link dibawah, lo pasti bakalan suka deh. Selamat malam, Pria Manis!
>link link link link link<

[♪]

[Author : Kit]

Dia terbangun karena Lue, kucing kesayangannya. Kucing itu terus-terusan mengendus hidung milik Kit hingga ia terbangun di pagi buta. Ini masih jam 6 pagi, Lue.

"Kucing nakal. Kamu membangunkanku, hm? Akan kumandinkan kamu hari ini."

Lue langsung berlari menjauh dari Kit. Karena tidak memperhatikan jalan, Lue menabrak kaki seseorang. Lue mengeong kesakitan. Lalu, dia digendong.

"Lo? Ngapain lo dikamar gua?" Tanya Kit.

"Di sini yang pikun lo apa gua? Kita ada di Bali, sayang. Kita di hotel tempat kamu ingin menginap." Ucap King santai.

"Apa?!" Kit terkejut.

Dia lompat dari ranjang dan melihat sekeliling. Benar saja, dia tidak sedang di kamarnya. Tidak ada koleksi bokep antik miliknya di almari kesayangannya. Koleksi jam tangan miliknya juga tidak ada.

"Ah, ini hanya mimpi." Ucap Kit santai.

"Lue, coba beri tahu Papamu!" King menurunkan Lue dari gendongannya. Membiarkan Lue berlari ke arah Kit dan mencakar kaki kirinya.

"Aw! Lue! Itu sakit!" Kit mengeluh.

"Mimpi?" King bersedekap angkuh.

Dia kemudian membuka lebar gorden berwarna abu-abu yang menghalangi cahaya matahari masuk ke dalam kamar miliknya dan Kit.

"Cepet pakai pakian lo! Jangan biarin orang lain ngeliat tubuh sexy bini gua."

King keluar dari kamar. Setelah pintu tertutup, Kit melihat ke dalam selimut. Dia nyaris berteriak ketika tahu bahwa sekarang dia bertelanjang bulat.

"Sialan lo, King!" Teriak Kit.

The Prince Is KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang