Hanya Jalan-Jalan [End] ?

4.4K 214 6
                                    

[Hallo semua! Maaf ya, kemarin banyak yang dm kalau ceritanya error setelah di privat. Jadi, mulai sekarang ceritanya kembali untuk publik lagi.

Mohon maaf juga kalau ceritanya membosankan 😊

Like dan komennya sangat berharga😊]

[♪]

[Kit]

Aku telah membalut tubuhku dengan pakaian yang telah disiapkan oleh King. Setelah memakai sepatu santai aku segera menyusul King untuk breakfast. Tempatnya ada di lantai dua, dekat dengan library.

"Lo mau makan apa?"

King berkata tepat di telingaku. Aku sedikit terkejut. Membalikkan badan dan bertatap muka dengannya. Hari ini sangat menyebalkan sekali.

"Bisa lo gak ngagetin gua?" Tanyaku jengkel. Aku berjalan menuju bangku yang sedikit memojok.

"Gua mau makan nasi goreng dan minumnya... Orange juice aja lah."

King mengambilkan apa yang aku mau. Dia kembali dengan membawa dua piring nasi goreng. Kembali lagi untuk mengambil orange juice yang aku minta.

"Loh, kok strawberry milk?"

"Lo alergi jeruk." Ucapnya singkat.

Dia lalu melahap makanannya dalam diam. Aku tidak bisa menyangkal apapun. King memang benar, aku alergi terhadap jeruk. Aku tadi hanya ingin minum es jeruk saja. Tidak bermaksud lain.

Setelah kami selesai, King mengajakku untuk berjalan-jalan. Dia bilang kalau pantai-pantai di sini sangat indah. Kami pergi dengan berjalan kaki. Mungkin jarak antara hotel kami dengan pantai tidak terlalu jauh.

Sudah lima menit kami berjalan. King di depan dan aku mengikutinya dari belakang. Tiba-tiba King berhenti, membuatku menabrak punggung lebarnya.

"Lo gimana sih? Jalan ya—"

Tangan itu menggenggam erat tanganku. Menyatukan jari jemarinya dengan jari jemariku. Entah kenapa, aku menyukainya. Amarahku tadi entah kemana perginya.

"Lo sekarang istri gua. Gua gak mau istri gua ilang di negeri orang." Ucapnya.

Aku tidak menjawab. Yang aku lakukan hanya mengikuti kemauannya. Kami pun kembali berjalan. Mengeksplor indahnya Bali. Orang-orang di sini sangatlah ramah. Mereka murah senyum dan tak jarang kami menemui orang yang memberikan kami souvenir.

[♪]

Akhirnya kami sampai di pantai. Benar kata teman-temanku, di sini sangatlah menakjubkan. Air yang jernih dengan warna biru sendu. Membuat mata ini tak ingin segera berhenti menikmatinya.

King mengajakku untuk duduk di bawah pohon kelapa. King juga membeli sebuah es kelapa dari kelapanya langsung. Ah, kapan lagi aku bisa seperti ini kalau bukan sekarang.

Kami sama-sama menikmati indahnya Bali. Orang-orang dengan gembira bermain voli. Berselancar dengan ombak yang mendebarkan. Berkejar-kejaran dengan tawa yang mengiringi mereka. Sungguh pemandangan yang jarang aku temui di Thailand.

Tidak ada hal lain yang kami lakukan. Hampir sehari penuh kami hanya duduk diam di tepi pantai di bawah pohon kelapa dengan es kelapa yang entah sudah keberapa kalinya.

Senja telah tiba. Saat yang dinanti-nantikan ketika berkunjung ke pantai akan segera tiba. Sunset, ya itu. Matahari terlihat sangat indah dengan warna jingganya. Langit-langit mengucap salam kepadanya.

"Kit." Panggil King.

Aku menoleh ke arahnya. Menaruh es kelapa milikku di belakangku. King juga melakukan hal yang sama.

"Apa?" Tanyaku.

Entah kenapa, jantungku berdegup lebih kencang. Apa aku gugup? Tetapi alasannya apa aku harus gugup? Ah, jangan berlebihan. Mungkin ini hanya gejala serangan jantung.

Diambilnya telapak tanganku. Dia genggam dengan sepenuh hati. Mata indahnya menatap kedalam manik mataku. Sangat dalam, hingga aku sendiri merasa dia tidak bisa muncul ke permukaan.

"Kit." Ucapnya.

Aku berdehem tanda menyimak.

"Gua di sini cuman mau bilang sesuatu." Dia menarik nafas dalam-dalam. Aku bisa melihat paru-parunya keluar.

"Gua sayang sama lo. Gua gak pura-pura sama perasaan gua. Gua sekarang suami lo dan gak mungkin gua main-main sama lo. Gua jujur sama lo, gua cinta sama lo."

Detakan jantungku menyentak. Aku tahu, aku sangat tahu perasaan King padaku. Di sini, aku yang mempermainkannya dengan segala ego dan gengsiku. Menutupi kenyataan yang sebenarnya perlu diketahuinya. Kenyataan jika aku menyukainya. Tidak, aku lebih dari menyukainya, aku mencintainya. Mencintai seorang King.

Egoku mengalahkanku. Gengsiku menghanyutkanku. Seseorang, entah siapa itu, pernah mengatakan padaku. Jika aku membenci seseorang, kenapa aku harus membenci orang lain? Itu salah.

Maafkan aku, King.

"Gua... Juga cinta sama lo." Ujarku.

Menunduk. Aku memejamkan mata. Aku tidak layak menatap mata indahnya. Mata yang penuh dengan kebahagiaan itu.

"Maafin gua yang udah bohongin perasaan gua sendiri ke lo. Maafin gua yang udah benci sama lo tanpa alasan yang jelas. Maafin gua karena gua gak jujur tentang perasaan gua ke lo. Maafin Gu—"

Ucapanku terhenti. Mataku terbelalak. Bibirku dibungkam olehnya. Ciuman ini tulus. Dia sangat mencintaiku. Sampaikan cintaku padanya juga, wahai Peri Cinta.

Dipegangnya daguku. Dia naikkan sedikit demi sedikit. Tangan kirinya yang bebas menekan tengkukku. Memperdalam ciuman kami.

Mentari senja, saksi bisu ketulusan cinta kami tersenyum lembut. Angkasa bagaikan payung yang meneduhkan untuk kami.  Ombak di pantai berdendang dengan riangnya.

"I Love You, Kit Sacravinara." Ucapnya setelah ciuman kami terlepas.

Pipiku merona, pasti. Kupu-kupu terbang mengitari perut kecilku. Aku sangat bahagia. Ku tak ingin, kebahagiaanku terenggut kembali oleh waktu. Kebahagiaan ini, aku harap tak akan cepat berakhir.

"I Love You, King."

Kami kembali berciuman. Lebih panas. Di tepi pantai.

[End]
















Seriusan ini End?

😘😂😂😘

[♪]

No! Cerita ini tidak akan berakhir disini. Ku masih ingin membaca komentar kalian tentang cerita ini. Ku masih ingin kalian tersenyum ketika membaca cerita ini.

I just think, how to amazed you all.

Part ini berakhir untuk Part masa pacaran antara King dan Kit. Untuk kehidupan rumah tangga mereka, akan author pikirin dulu gimana konsepnya.

Maaf, pasti bakalan butuh waktu lama.
I hope you still waiting for this weird story.

Good bye!! ❤❤❤❤

The Prince Is KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang