Hitam Di Atas Putih

5.7K 144 5
                                    

Budayakan like dan komennya, segala kritik dan saran sangat berharga buat author. 🙌🙌🙌😊

[♪]

"........
I wish this would be over now
But I know that I still need you here

Di bawah sinar rembulan. Gitar itu dipetik dengan apiknya oleh dirinya. Mulutnya terus bersenandung seirama menghasilkan perpaduan yang sangat sempurna. 

You say I'm crazy
'Cause you don't think I know what you've done
But when you call me baby
I know I'm not the only one

Jika kalian mendengarnya bernyanyi, teduhlah hati kalian. Masalah seakan lenyap entah bagaimana caranya. Rembulan bahkan tersenyum mendengar nada-nada indah yang teralun begitu merdunya.

You've been so unavailable
Now sadly I know why
Your heart is unobtainable
Even though you don't share mine

You say I'm crazy
'Cause you don't think I know what you've done
But when you call me baby
I know I'm not the only one

Tapi tidak dengannya. Hatinya kini bergoncang tidak karuan. Air mata itu mengalir begitu derasnya. Senyum manis perlahan lenyap bersamaan dengan suara isakannya.

I have loved you for many years
Maybe I am just not enough
You've made… "

"Aku tahu hiks aku bukanlah satu-satunya."

[Author : Mint ]

Pagi ini Mint terbangun dengan gitar yang masih dipeluk olehnya. Matanya sembab karena semalaman dia menangis. Beruntung baginya, tidak ada siapapun dirumahnya. Orang tuanya sedang pergi ke Bangkok.

Drtt Drtt

Mint mengambil ponselnya yang bergetar. Sebuah pesan singkat masuk ke ponselnya. Bukan dari orang yang diharapkan olehnya. Dia menggerang frustasi.

From : P'Tan
7.23AM

Kamu seharusnya sudah bangun dan sarapan, Mint. Aku sudah menunggumu di studio.

Mint mengecharge ponselnya. Setelah menaruh gitar kesayangannya di tempat seharusnya, dia pergi ke kamar mandi. Suara gemercik air menandakan bahwa di dalam sana sedang ada kegiatan membersihkan sekaligus menenangkan diri. Sungguh.

[♪]

Mint sudah sampai di studio tempat Tan berada. Mint dan Perusahaan Tan bekerja sama untuk membuat sebuah single baru. Untuk itulah Mint datang ke sini.

"Akhirnya kamu datang juga. Kamu telat setengah jam lebih Sanviravich Manuwat."

"Ayolah P', jangan memanggilku dengan nama itu.." Pinta Mint dengan memelas.

"Okay okay. Let's go! Mereka sudah menunggu di dalam. Aku tidak ingin membuat mereka menunggu lebih lama."

Mereka masuk ke dalam studio. Berjalan menuju studio utama dan melewati sebuah lorong panjang. Di setiap sisi penuh dengan foto-foto musisi terkenal.

Mint dan Tan sampai. Mereka berdua masuk dan disambut dengan para personil band pilihan Tan. Tan pun memperkenalkan Mint pada mereka.

"Mint, perkenalkan ini Cho, San, Foo dan itu.. Bisakah kamu berbalik?!" Ucap Tan pada seorang lelaki yang sedang mengutak-atik keyboard.

Pria itu berbalik. Menampakkan wajah tampannya yang sangat berkharisma. Semua orang akan takjub dengan ketampanannya. Semua orang, kecuali Mint. Dia hanya diam tak menanggapi.

"Ah, itu Ardo." Ucap Tan.

"Ardo, ini Mint vokalis baru kita." Lanjutnya.

Ardo terkejut. Tangan kanan Mint sudah siap untuk berjabat tangan, tetapi Ardo masih diam terpaku. Dia tidak bergerak sama sekali.

Mint menurunkan tangannya. Berjalan menuju ruang kedap suara yang akan menjadi tempat dia merekam suara merdunya.

Mint melihat sekeliling. Banyak tumpukan kertas yang berisi lirik lagu yang telah dicoret-coret. Bukan hanya setumpuk, tapi banyak sekali. Dia melihat dan seperti berpikir pada tiap kertas itu.

Menggeleng. Artinya Mint tidak pas dengan lirik di lembaran-lemabaran sebelumnya. Kakinya kembali melangkah..

Srekk

"Oh!"

Dia menginjak sebuah kertas. Membungkuk, dia mengambil kertas itu. Mencoba bersenandung seirama dengan tangga nada yang telah terlampir. Dia tersenyum di akhir suaranya.

"Aku mau yang ini P'! Ini atau tidak akan!"

[♪]

Ancaman Mint membuat Tan tak berkutik. Dia bahkan sempat berdebat dengan Ardo, musisi penulis lirik gagal tersebut. Ardo menolak keras pilihan Mint karena dia berpikir jika lirik itu sangat hancur.

Namun Tan tak kalah bicara, dia terus menekan Ardo dengan alasan kontrak kerja yang telah disepakati sebelumnya. Di kontrak itu telah tertulis dengan jelas,

Keputusan Vokalis adalah mutlak adanya, tidak dapat diganggu ataupun dirubah secara sepihak.

Begitu kata kontrak kerja. Mau tak mau Ardo akhirnya setuju dengan Mint. Mereka diberi waktu oleh atasan Tan selama sebulan untuk menyelesaikan single ini.
Tan tidak masalah, tetapi Ardo dan Mint berbeda.

"Gua mau dua bulan Tan. Lo kira gampang nemuin nada yang pas buat lirik ancur itu?"

Ardo bersikeras dengan pilihannya.

"Aku tidak bisa P', kurasa dua bulan adalah waktu paling cepat. Tolong atur itu, aku harus pergi." Ucap Mint santai.

Sekarang semua beban ada di Tan. Lagi-lagi dia yang harus mendapat semprotan dari atasannya yang sangat galak. Malang sekali nasibmu Tan.

[♪]

Ini cerita awal untuk couple kedua kita. Untuk foto couplenya akan author upload di part selanjutnya (part 9) jadi, tunggu kelanjutannya ya!! 🙌🙌

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 24, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Prince Is KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang