Tiga minggu berlalu dan Seohyun mulai terbiasa membagi pekerjaannya dengan mengurus sang putra agar kepastian jadwal makan putranya tetap terjaga.
Bahkan beberapa kali, dia akan menginap jika memang Daniel bersikeras tidak memperbolehkannya pergi.
"Sini, buka mulutnya" Seohyun menyuapi sang putra di ruang makan.
Begitu suapan selanjutnya kembali mengarah, Daniel menggeleng. "Kamu kenyang? Sisa satu suap lagi sayang"
"Aaa" Anak itu tetap keras kepala.
"Nanti Mommy akan membuatkan ice cream asal Daniel janji akan menghabiskan makan" Seohyun berusaha membujuknya. "Mau ya?"
"Ice cream mommy?"
"Iya sayang" Bibirnya terangkat saat mulut kecil itu terbuka dan menerima suapan makan siangnya saat ini.
"Oh, apa aku mengganggu kalian?" Muncul seorang wanita dengan penampilan elegannya dibalik umur yang hampir memasuki kepala lima.
Seohyun mengenal wanita tersebut, dia adalah adik dari ayah Kyuhyun yang telah merawat pria itu masih berumur 10 tahun.
Dia menggantikan peran seorang ibu setiap kali ayah Kyuhyun tidak berada di rumah dan harus pergi untuk waktu yang lama, sebab itulah Kyuhyun sudah menganggapnya sebagai ibu.
Sebagai seorang wanita yang tidak dapat memberikan keturunan pada suaminya yang telah memutuskan pergi, akhirnya dia menunpahkan seluruh kasih sayang pada keponakan tercintanya.
"Lama tidak bertemu Hyunie" Dia sambil memeluk Seohyun.
"Nde, im.."
"Sstt..." Sebuah jari telunjuk mampir di depan bibir Seohyun. "Hampir satu tahun tidak bertemu kau sudah lupa bagaimana memanggilku"
"Nde eomma"
"Jadi..." Dia duduk disamping Daniel. "Bagaimana kabar cucuku yang sangat tampan ini? Dia tumbuh sangat cepat sejak terakhir kami bertemu"
"Ucapkan salam pada nenek sayang"
"Itu apa?" Telunjuknya mengarah pada kotak kado berukuran besar yah dibawa sang nenek.
"Ini untuk kamu, nenek sengaja membelinya sebelum pulang ke Korea"
"Pesawat" Daniel terlihat antusias menerima sebuah mainan berbentuk pesawat beserta sebuah remote kontrol.
"Benar, suatu saat nanti siapa tau kamu akan menjadi pilot tampan yang hebat"
Cup! Dia mengecup pipi sang cucu.
"Mommy" Daniel menatap ibunya.
Seohyun tersenyum. "Bukankah kamu harus katakan sesuatu sayang? Untuk orang yang memberi kamu hadiah"
"... Maaf...?" Kedua wanita itu sontak tertawa mendengar kata kata polosnya.
"Ikuti nenek.Te-ri-ma ka-sih"
"Te..rima... kasih" Seohyun tersenyum mengetahui putranya begitu menyerap hal yang dikatakan orang lain.
"Sama sama" Dia lalu mengecup pipi Daniel lagi dan menoleh pada Seohyun.
"Kupikir aku tidak akan melihatmu di rumah ini. Syukurlah kau disini"
"Iya, tadi malam aku menginap disini eomma"
"Menginap?" Dia menaikkan alisnya. "Apa kalian... masih bertengkar?"
"Kami..., begitulah" Jawab Seohyun dengan menunduk.
"Sigh~" Dia menghembuskan nafas panjang sebelum menyadari sesuatu dan tersenyum.
"Setidaknya aku tenang mengetahui tadi malam kau menginap bukan karena Daniel"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bond
RomanceAku bertahan selama ini karena Daniel, tapi kamu tiba tiba menarikku kembali ke dalam duniamu seakan semuanya masih baik baik saja -Seohyun Apapun yang akan kamu katakan, akan kubuktikan lagi jika perasaan ini masih tetap ada, dan kali ini aku tidak...