"aku pulang.." Haechan berucap pelan, mengerti kalau tak akan ada yang menjawabnya, Jaehyun pasti masih bekerja saat ini.
Mendesah pelan ia menjatuhkan tubuhnya, seketika pikirannya melayang pada pemuda yang sejak tadi menghiasi pikirannya, pemuda yang menabraknya hari ini.
"mengapa aku memikirkan dia yang bahkan tak kukenal?" ucapnya pelan, telapak tangan-nya bergerak menyentuh dadanya, terdengar jantungnya yang sekarang berdetak sangat kencang saat wajah tampan itu kembali bermain di pikirannya.
"kenapa aku bertingkah seperti seorang gadis? Mengapa aku tak bisa berhenti memikirkannya?? Apa yang terjadi padaku saat ini???" bisiknya resah
"Ada apa denganmu?" Haechan tersentak saat mendengar suara berat hyungnya menegurnya, ia menoleh dan mendapati Jaehyun yang sedang menatapnya tajam.
"ti-tidak hyung.. aku tak.. tau kau sudah pulang hyung.. maafkan aku...." Haechan berkata takut "apa kau lapar? Aku akan menyiapkan makan malam" secepatnya berdiri hendak berjalan menuju dapur tak ingin membuat Jaehyun marah lagi padanya.
Ia dapat merasakan tatapan tajam Jaehyun padanya.
"aku tak lapar.." Jaehyun menjawab datar, ia menyadari Haechan terseantak kecil dan ia hanya memperhatikan itu dengan dahi berkerut.
Ada yang aneh dengan Haechan-nya
"apa kau baik – baik saja? Sudah minum obatmu??" tanyanya dengan nada khawatir, Haechan mengangguk kecil.
"y-ya.. aku.. benar – benar baik – baik saja Hyung.. aku..aku hanya sedikit lelah .." Haechan menjawab dengan pelan, tak mau membuat Jaehyun curiga padanya.
Jaehyun terus menatapnya tanpa ekspresi, tapi tak lama ia mendesah pelan dan berjalan menuju adiknya.
"okay.. beristirahatlah." Ucapnya, ia mencondongakan badannya dan mencium lembut bibir Haechan yang hanya dapat memejamkan matanya pasrah.
"sleep well baby.." Jaehyun melepaskan ciumannya dan mengelus lembut surai kecoklatan milik Haechan, yang lebih muda hanya mengangguk kecil dan berjalan menuju kamarnya.
"kenapa aku begitu bodoh, hyung akan membunuhku bila ia tau aku memikirkan pria lain.." batin Haechan gugup, ia segera membersihkan dirinya dan setelahnya langsung menuju ranjangnya.
Melemparkan tubuhnya keatas ranjang, pikirannya kembali tertuju pada seseorang, hingga rasa kantuk menyerangnya.
"Jaemin-ah kemana saja kau pergi kemarin, aku mencarimu kemana - mana.?" Haechan berucap kesal saat Jaemin dengan wajah tak berdosa muncul dihadapannya.
"sorry hyung..aku hanya merasa tak enak badan kemarin, hingga aku pulang duluan.."Jawabnya santai, Haechan menatapnya khawatir.
"benarkah? Apa kau masih merasa sakit sekarang??" tanyanya panic dan segera meletakkan tangannya pada kening Jaemin, mencob merasakan suhu badan sahabatnya itu..
"I'm fine Hyung.." Jaemin menjawab kali ini dengan wajah yang berubah menjadi serius, ia menggenggam tangan Haechan erat, membuat yang lebih tua menatapnya dengan senyum heran..
"bisakah kau hentikan pekerjaanmu Haechan-ah.." Jaemin tak pernah memanggil Haechan dengan namanya saja, hanya bila ia benar – benar serius seperti saat ini, senyum Haechan seketika menghilang, ia menunduk dan menghela nafas berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND LIFE (MARKHYUCK)
FanfictionApa kau percaya dengan 'Takdir'? Apa kau mempercayai adanya 'Reinkarnasi'? Apa kau percaya dengan 'Cinta hingga kehidupan berikutnya'?? Dan apa kau dapat yakin jika kau mempunyai kesempatan untuk kehidupan yang kedua kalinya maka kau akan tetap menc...