03. Terjerat Rasa

72 5 1
                                    

08.47 PM

"Hai !" Delete soon.
"Hallo !" Delete soon.
"Athala ?" Delete soon.
"Atha like back dong ! " Delete soon.
"Ta gimana soal tugas Matematika?" Delete soon.

Tulisku dalam sebuah kolom chat media sosial. Yaa pada Athala, Athala Dika Mahendra yang ku ceritakan tempo hari. Namun tak ada yang kunjung ku kirim,karena memang nyatanya aku tak memiliki kemerdekaan sebagai seorang wanita. Ada beberapa hal yang lebih baik dirahasiakan,ada rasa yang lebih baik tetap dalam raga,ada cinta yang hanya akan ku bagi pada tinta tuk ku lukis menjadi aksara.

Rasanya begitu mengerikan harus jatuh cinta,nyatanya memang cinta hanya penumbuh rasa dilema dalam dada, pematah segala arah yang terangkai oleh langkah langkah yang mengandung falsafah dari pada alkisah pepatah yang indah.

Malam itu, aku hanya berputar putar dalam media sosial,membolak balikan time line,mengecek notif dan melirik pesan yang berisi makhluk makhluk alay yang mengirim pesan tanpa tahu cara menulis kata dengan benar. Dan disaat jariku menelusuri lingkup time line, selalu saja muncul status Athala dengan gaya bahasanya yang menarik untuk ditilik. Aku mampu menafsirkan statusnya malam itu tidak ditujukan untuk seorang wanita, dia tidak sedang dirundung pilu,tapi tak juga dijerat rindu.

Aku selalu teringat pada ucapan Ratika hari itu,bahwa Athala sudah memiliki seorang kekasih,dan aku takut jika kehadiranku dapat mengganggu kehidupannya.

Malam itu ,Aku membaca semua status Athala,semua foto yang dia posting,semua tempat yang dia kunjungi,dan apapun yang dia sertakan di media sosialnya. Dan seperti tak ada yang istimewa dalam hidupnya, tak ada seorang wanita yang tengah ia puja,namun aku menemukan foto Athala dan Ratika yang masih ia publik di media sosialnya. Yaa sepertinya benar kata Tika memang Athala masih menginginkannya.

Namun,malam itu rasanya aku sudah tak tahan harus menelan rasa sendirian,aku menginginkan malam dingin ini ku habiskan dengan memulai percakapan bersama seseorang yang ku idamkan.
Hingga akhirnya,yaa aku melakukannya.

"Ta, tugas Mtk mana? Kirimin ke gue,gue ga ngerti cara ngisi no 4"
Tulisku pada papan pesan Athala,dan akhirnya berhasil ku kirim.

Ternyata hanya selang sepersekian detik Athala membalasnya.
"Oiya nih ... " Balasnya dengan menyertakan jawabannya yang difoto dari bukunya.

Rasanya begitu melegakan bagiku,karena hal yang aku khawatirkan tak terjadi.
Dengan cepat akupun membalasnya kembali.

"Apasi ini ta?ga keliatan juga" balasku karena memang entah dalam keadaan apa Athala memotret bukunya tapi semua tulisan dalam buku itu seolah berlarian tak begitu nampak. Atau memang ini sengaja diatur hingga tulisan tulisan dalam buku Athala sengaja berlarian dan meninggalkan kami agar lebih dekat dalam hangat.

"Besok aja yaa gue bawa" Balasnya dengan singkat tapi sangat cepat.

"Okedeh thx yaa" Balasku lagi seolah mengakhiri percakapan singkat malam itu.

Sejujurnya ada rasa yang tak bisa menerima jika akhirnya kegelisahan yang berjalan begitu lama,dan bisa dijeda karena keinginan menjadi nyata. Namun harus diusaikan karena ketakutan akan anggapan bahwa tak sepantasnya seorang wanita melakukan hal seberani itu. Ah rasanya begitu bodoh aku harus bertekad untuk memulai semuanya,karenanya akupun yang harus mengakhiri segalanya dengan segera agar kekalutan tak berjalan panjang. Biarkan ku simpan rasa yang tersisa untuk kujadikan bahasa lara dalam prosa.

Namun,
ternyata Athala masih membalas pesanku,aku kira kebahagiaanku malam itu agar segera berakhir ternyata tidak.
"Tapi kalo gw lupa ngasih ingetin ya" balasnya lagi.

Ah aku semakin dirundung kegalauan,dijerat kekalutan,didera kegelisahan. Sejujurnya ada rasa yang aku harapkan, namun di sisi lain akan ada kenyataan yang harus aku terima dengan keberanian.

Namun, aku tak begitu kuat aku belum mampu menerima realita pahit atas rasa yang terlalu dipaksakan. Lebih baik aku sudahi segalanya dengan segera.

Yaa,aku tak membalas pesannya lagi malam itu. Semua berakhir dititik itu.

Esoknya...
Aku merasakan ada yang berbeda padaku dengan hari hari biasanya,aku tak pernah sekalut ini. Benar benar rasa yang aneh bagiku.

Hingga tiba tiba...

Gimana nih part ke-3???
Happy reading !
Jangan lupa vote dan comment yaa💗

ATHALA "Dekapan Senja"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang