First day.

1.6K 161 23
                                    

Mataku masih terjaga di tengah keheningan malam ini,jam weker berwarna biru laut yang senada dengan warna mataku sudah menunjukkan sekitar pukul satu pagi.Sebentar lagi akan pagi dan besok adalah hari kelulusan entah kenapa aku sama sekali tidak ingin hari ini akan terjadi.

Fikiranku selalu melayang-layang ketika mengingat ucapan Ayah sebelum dia meninggal,ucapan atau lebih tepatnya pesan yang tidak akan pernah aku lupakan.Kala itu ketika dia sedang sekarat karena serangan jantungnya mendadak kumat Ayahku memanggilku dan membisikan sederet kalimat itu dengan ucapan lirih.

Bahkan aku bingung ketika Ayahku sudah ingin meninggal saja dia masih menyeramkan.Katakan saja aku anak durhaka I never mind kalian tidak akan pernah tahu rasanya menjadi seorang keluarga Butterfield,jika kalian tahu rasanya kalian pasti lebih memilih untuk kembali ke dalam rahim ibu kalian.

Well my dad was a killer.Dia sudah lama pensiun semenjak kematiannya beberapa tahun lalu dan Ayahku tetap gila,segila ketika dia membunuh orang-orang tak bersalah-oh well mungkin mereka bersalah sedikit-dan memfotonya lalu memperlihatkannya kepadaku.

Masa kecilku sudah di penuhi dengan darah-mata orang yang keluar-darah lagi-daging yang keluar dari tubuhnya-darah lagi dan sederet hal menjijikkan lainnya,entah apa tujuan Ayahku memperlihatkanku atau lebih tepatnya memerkan kepada anak lelakinya yang kala itu masih memakai popok di balik celana dalamnya.

Kalian semua bertanya tentang Ibuku? biar aku ceritakan sedikit,Ibuku meninggal ketika melahirkanku.Aku tidak sedih sama sekali,aku tidak pernah melihatnya,merasakan kasih sayangnya walaupun sedikit.Yah walaupun terkadang aku penasaran akan wajah Ibuku.

Atau bisa saja Ayah yang membunuh Ibu.

Jangan salahkan aku mempunyai fikiran biadab seperti itu,biar aku tekankan sekali lagi ini semua berkat didikan Ayahku yang super gila atau lebih tepatnya mendiang Ayahku.Aku tumbuh menjadi anak yang sensitif,anti sosial,penuh curiga dan yang aku kagumi adalah tingkat kewaspadaanku sangat tinggi.

Dan besok ketika aku melepaskan statusku sebagai pelajar-yang-tidak-pernah-mengencani-seorang-gadis akan berubah menjadi lelaki-tangguh-yang-membunuh-setiap-orang-yang-melakukan-kesalahan.

Yah,Ayahku ingin aku menganggantikan pekerjaan keparatnya itu,mulai besok oh mungkin hari ini.

-

Aku mengembangkan senyum sinisku,kemeja putih yang kukenakan untuk acara pelepasan siswa senior sekitar beberapa menit yang lalu kini sudah kotor bercampur dengan lumpur,di hadapanku berdiri tiga orang paling (sok) berkuasa di sekolahku.

"Jadi si cupu Asa kini berani tersenyum miring seperti itu rupanya," Brooklyn Beckham anak pemilik yayasan sekolahku memandangku dengan tatapan meremehkan sekaligus mencemooh,"Apa yang membuatmu berani pada kami nerdy?"

Aku tetap memasang senyum sinis kebanggaanku sambil mendorong bahunya-keras atau tidak sama saja- sampai-sampai Brooklyn mundur beberapa langkah."Aku tidak mempunyai urusan apapun lagi denganmu Beckham,stop bother me or you'll regret it.get it?"

Brooklyn dan kedua babunya yang malang hanya memandangku dengan tatapan penuh dendam dan kebencian oh well although I didn't kick his ass like he did it to me.Aku menepuk-nepuk ujung kemejaku yang kotor dan mengambil tas selempangku yang terlempar entah kemana tadi.

Getaran handphone pada saku celana jeans membuatku tersentak beberapa saat,sebuah pesan masuk dari nomor tidak di kenal,mataku seketika membelak membaca pesannya,dengan langkah cepat aku segera pulang ke rumah.Karena ternyata dia telah menungguku.

--

Author note : Hi ! kalau misalnya ini gaada yang minat eng..gak bakal aku hapus sih kan sayang ini mikirnya susah banget :( *lo kenapa curhat si Z.. oh ya coy kalau suka itu di comment sama vote dong jadi yang nulis itu semangat membaranya keluar haha jk dan oh ya ini bakal short chapter gitu kalau panjang-panjang ngebosenin,semoga gak aneh ilysm <3

The Killer; completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang