Thanks for 1.5 viewrs. Happy reading. And i'm sorry this story' is Verry badBrakk
Daniel melemparkan handphone Jihoon dengan kasar, hingga benda itu tak berbentuk. Daniel bahkan tidak peduli dengan harganya .
"Buang kemeja dan boneka itu. Buat kamar ini seperti tak pernah ada yang mengisi"
Daniel kemudian meninggalkan bibi Kim yang hanya bisa mengangguk patuh.
Sementara Daniel tersenyum miris dan dengan cepat meraih kunci mobil nya untuk pergi bekerja.
Daniel melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata. Ia benar-benar muak. Muak dengan Jihoon
Ia yang meminta Daniel untuk membawanya dulu. Tapi ia yang meninggalkan nya tanpa alasan yang jelas.
Setidaknya ia harus berterimakasih dengan benar sebelum pergi. Atau mengatakan hal yang jelas kenapa ia pergi.
"Sialan"
Daniel memukul stir mobilnya.
"Dasar Park Jihoon kurang pendidikan. Harus nya bocah itu bersyukur aku mau memberinya pekerjaan. Aishh "
Daniel benar-benar emosi. Ia bahkan berteriak kepada pejalan kaki saat akan menyebrang.
.
"Sementara kau tinggal dulu disini. Besok atau lusa. Aku akan mencari plat yang lebih besar untuk kita berdua"
"Kau lapar Jihoon-ah?"
Tak ada jawaban. Woojin benar-benar bingung. Dari semalam Jihoon hanya diam dengan air mata yang terus mengalir.
Menangis tanpa suara. Rasanya benar-benar seperti dirimu begitu tersakiti.
Dan Woojin merasa hatinya ikut sakit melihat keadaan Jihoon.
Woojin merasa salah membawa Jihoon pergi dari rumah itu jika ia akan terus seperti ini. Tapi demi tuhan, Woojin hanya ingin yang terbaik untuk Jihoon.
"Maafkan aku. Tapi aku tidak mau kau akan terus tersakiti oleh si brengsek itu nantinya."
Woojin secara lembut mengusap kepala Jihoon.
Tapi Jihoon sudah kembali terisak.
"Apa kau sedih karena meninggalkan barang-barang mu disana ?"
Jihoon diam dan menunduk.
"Aku akan membelikan mu handphone baru jika kau sedih karena meninggalkan nya disana"
Jihoon mendongak menatap Woojin. Memang ia sedih karena meninggalkan handphone nya disana. Ia sudah memiliki jumlah follower yang banyak di akun sns nya, bahkan ia sudah mencapai level 60 di game candy crush nya. Tapi bukan itu bukan.
Jihoon hanya tidak mau merepotkan Woojin. Lagi.
Jihoon dengan cepat menggeleng dan memaksa dirinya tersenyum. Ia meraih note nya
"Woojin-ah. Terimakasih"
CK.
"Ya. Sudah kubilang tak perlu berterimakasih . Itu memang tugasku menjaga mu bayi nakal"
YOU ARE READING
Nielwink in your life
ContoBerisi Oneshoot dari Nielwink Team Jihoon bahagia Team Daniel Bahagia Pokonya mereka harus bahagia