Maaf apabila terdapat banyak typo, and happy reading 😘
"sayang kau kembali tinggal disini?"
Jihoon mengangguk menanggapi ucapan Ibu Daniel dan dengan lahap memakan makanan yang ibu Daniel buat.
"Tentang yang eomma katakan dulu, kau sudah memikirkan nya ?"
Jihoon terdiam sejenak dan berpikir.
Ah tentang ia yang harus mengobati trauma nya?
"Sayang tidak perlu di jawab sekarang. Kau bisa memikirkan nya dan mengabari eomma."
Jihoon tersenyum dan mengangguk.
Keduanya kemudian kembali larut dalam pembicaraan Ibu Daniel, tanpa menyadari ada seseorang yang dengan penasaran mengenai obrolan mereka .
Daniel. Orang itu
Dan sekarang Daniel benar-benar penasaran.
Jadi ibunya meminta Jihoon melakukan apa ?
Jika untuk menikahi Jihoon tentu ia tahu, tapi kenapa mereka seperti menyembunyikan sesuatu dari Daniel ?
Maka disini Daniel sekarang, menarik ibunya yang sempat menemani Jihoon tidur.
"Ada apa Niel ? Tidak biasanya kau ingin ditemani tidur oleh ibumu"
Daniel tertawa miring. Dia bukan Jihoon yang seperti bocah harus ditemani tidur.
"Jadi eomma, apa yang kau sembunyikan dibelakang ku dengan Jihoon" tanya Daniel tajam pada ibunya.
Dasar anak tidak sopan.
"M-maksdumu ?" Jujur ibu Daniel sedikit gugup, ia memang tidak pernah mengatakan pada Daniel bahwa Jihoon yang tidak bisa bicara karena traumanya.
"Eomma ayolah. Aku rasanya gila, Jihoon terus menolaku? Apa eomma yang menyuruhnya ? "
"Yang benar saja. Aku mendukungmu dengan Jihoon"
"Lalu apa eomma," tanya Daniel sedikit memohon.
Dan ibunya tersenyum dalam hati.
Anakanya benar-benar jatuh cinta pada Jihoon.
"Kau tanyakan saja pada Jihoon,, eomma ingin kau tau dari Jihoon dan bisa membujuknya,"
"Membujuk apa? "
"Kau tanyakan saja. Eomma pulang dulu okay"
"Eommaaa,,," seru Daniel patus asa.
....
Daniel terus memperhatikan Jihoon yang sedang asyik bermain game di ponsel nya.
Entah siapa yang mengajarinya.
Dan Daniel kesal karena diabaikan.
"Park Jihoon"
Tidak ada jawaban .
"Ya Park Jihoon"
Masih tidak ada Jawaban.
"YA PARK JIHOON"
Daniel berteriak dan mengagetkan Jihoon yang sedang fokus dengan game nya menjadi kalah.
Jihoon memutar bola matanya malas, ia bangkit dari sofa ruang tengah yang sedang mereka duduki bersama.
Dan melemparkan ponsel nya keatas Sofi itu.
YOU ARE READING
Nielwink in your life
Historia CortaBerisi Oneshoot dari Nielwink Team Jihoon bahagia Team Daniel Bahagia Pokonya mereka harus bahagia