chapter 4

18 6 5
                                    

"Kalo menurut gue sih si ceweknya yang kegatelan" ceplos fitri sembari melihat keatas dan membiarkan dagunya ditopang oleh tangan kanan

Jleb!!!

Dada gue serasa sesak gak tahan pengen teriak tapi malu

"Huss kalo ngomong" lanjut Belinda

"tapi menurut gue kalo yang namanya perasaan gak ada yang bisa cegah kan, orang itu peristiwa alam" ucap gia

"Ya tuh betul kata gia, tumben gi lo lurus" ucap Belinda menyindir

"Ya dong gue" ucapnya kegeeran "ehh apa lo bilang lurus, maksud lo?"

"Ya tumben tumbenan otak lo lurus kayak jalan tol gak berkelok kelok hehe" candanya

"Euhh dasar kalo laki udah gue timpuk Lo" umpatnya

"Eh udah udah kenapa jadi ribut sih" ucap Fadila melerai keduanya "gue pikir emang sebenernya gak salah soalnya perasaan, kan kalo perasaan gak bakalan ada yang tahu apa kelanjutannya ya kan, lagian yang salah mereka sahabatan"

"Apanya yang salah sahabatan?" tanya Sahila

"Bukan sahabatannya tapi pemilihan sahabatnya"ucap Fadila

"Maksud lo gue belum ngerti"

"Jadi kebanyakan ya kebanyakan bukan pasti semua ya tapi kebanyakannya kalo sahabatan sama lawan jenis pasti ada suka di salah satunya dan itu yang akan menghancurkan persahabatan apa lagi kalo udah punya pasangan"

"Oh gitu ya" sahut Sahila

"Iya kurang lebih sih, tapi bukan berarti gak boleh sahabatan sama lawan jenis, ini cuma contoh kebanyakan orang, itu juga tergantung sih sama orang orangnya ya kalo mereka betul betul perduli sama arti sahabat berarti ya gak akan saling suka tapi jika di salah satunya ada maksud lain ya gak tahu juga"

Sahila hanya terangguk oleh perkataan fadila tanpa ingin menyanggah atau membantah

Jujur gue sekarang bener bener dilema gue yang bikin semua ini jadi ribet gue yang udah masuk ke dalam permasalahan dan tentunya ini ulah gue sendiri

"Btw emang itu kisah siapa?" Tanya Fadila

"Em_euhh_itu_apa_sinetron iya sinetron" ucapnya gugup dan mengacungkan jarinya seperti sedang mengingat ingat

"Hmm" sahut Fadila sembari menyelidik muka Sahila

Gawat apaan sih Fadila pake lihatin gue segala kan gue takut ketahuan bohong nya

"Hey ambil tuh pesenannya gue sama intan repot kalo harus bawa sepuluh mangkuk ke sini" ucap indah

"Yaudah sans kali dah ah" sahut Gia

Merekapun pergi ke warung yang tadi indah dan intan memesan makanan, untuk mereka

"Bi mana pesanan indah dan intan"

"Yang ini" sembari menunjuk mangkuk mangkuk di sebelah kiri nya

Mereka langsung mengambil makanannya masing masing tanpa tertukar

"La tolong ambilin dong mangkuk yang di sebelah lo, kejauhan" ucap Fadila

"Yang mana"

"Itu yang isinya bakso"

"Nih" Sahila hanya terpelongo ketika seorang lelaki yang menurutnya berbeda dimensi tapi bisa bisanya dia bersikap seperti itu pada Sahila, tanpa sadar ia hanya memandangi tingkah laku sang cowok dan lupa untuk mengambil mangkuk yang di ambilkannya

"Khm.." dehaman sang cowok yang akhirnya membuat Sahila tersadar dari lamunannya

"Eh_mm_makasih"

sahilaadriatasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang