Meski perih ku yakin waktu kan menyembuhkan, entah untuk menghadirkan yang baru atau menghilangkan semua kenangan yang dulu
"Mulai dari mana dulu?"
"Mulai dari menyukai Hinga tumbuh menjadi benci" ucap Sahila spontan. Semua mata terbelalak mendengarnya
"Lo kenapa Sahila?" Tanya Fitri. Sahila mengerjap-ngerjap kan matanya
Gue tadi ngomong apa?* Batin sahila
"Apa, emang tadi gue ngomong apa?"
"Tadi Lo ngomong 'mulai dari menyukai hingga tumbuh menjadi benci' Lo lagi galau ya" curiganya
Bodo banget sih.. gue kira tadi gue ngomong dalam hati ehhh malah..*batin sahila. sembari menepuk keningnya
Fitri menyikutnya yang menyadarkan sang empunya "ehh eng_gak gue gak papa kok, ini_apa_itu.. gue keingetan kata kata dari novel yang baru gue baca"
"Oh" ria namun masih menyimpan curiga "Lo gak bohong kan?"
"Enggak" sembari mengelengkan kepalanya
"Yaudah lanjut nyusun organigram nya"
Hampir aja gue ketahuan, Sahila.. Sahila..
"Kenapa tangan Lo?" Tanya Edo
"Kemarin gue habis nangkep macan" sahut Albi
"Halah, gimana mau nangkep macan coba, nangkep belalang juga Lo takut" lanjut yuki dengan nada meremehkan
"Wahh kalo punya mulut tuh jaga, jangan maen kasar lu" sahut Albi tak terima
Edo, Adzin, dan Arkan terkekeh melihat dua sahabatnya seperti ibu-ibu arisan yang selalu meributkan hal sepele
"Heh!! kalian bisa diem gak! Kalo enggak udah terusin aja" ucap Edo. Yang langsung di toyor oleh Arkan "lu do, sama aja kayak mereka"
Dan Adzin yang tak mau ambil posisi dalam hal itu hanya diam dan menertawakan
"Sungguh enak menjadi Adzin, tidak perlu menghabiskan suara untuk merebutkan sebuah hal yang tak guna, dan asik menertawakan penderitaan orang, yang iya jadikan bahan tontonan" ucap Edo sembari geleng geleng tak kuasa
"Heh emang siapa suruh mereka ributin hal kaya gitu" akhirnya Adzin angkat bicara
"Yee kita bukan kayak Lo berdua cuman gomong ketika dibom atom" sahut Albi kepada Adzin dan Arkan
"Daripada gomong cuma buang tenaga dan bahas hal gak guna" skak Arkan
"Udah bi.. udah, masing kita suka ngomong tapi kita pasti kalah kalo mereka yang ngomong" ucap yuki pasrah
"Udah lah debatnya gue laper" sahut Edo
"Yu kantin" ucap Yuki.
Bruk!
Tak lama setelah Yuki bicara Adzin menabrak seseorang dengan tidak sengaja
"Bro hati-hati kalo jalan" ucap Yuki "mbak nya gak papa?" yang di balas dengan gelengan oleh perempuan tersebut dan tatapan sinis dari para sahabatnya
Sahila masih diam. Menunggu kata maaf dari bibir sang lelaki yang sudah menabraknya. Namun diam Sahila sia-sia Sahila langsung ditarik oleh sahabatnya untuk pergi dari tempat itu
"Bilang maaf kek, gak tahu diri banget!" ucap Belinda sembari berlalu dari tempat itu
"Hey bro" tepuk Edo dari belakang "gak usah di ambil hati omongannya, cewek emang pedes, tapi.. emang Lo salah juga sih, kenapa lo gak minta maaf aja tadi" Adzin tak menghiraukan perkataan Edo ia pergi terlebih dulu meninggalkan para sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
sahilaadriatasya
Ficção AdolescenteAkan kah ada cinta yang bisa mengerti dan selalu membuat satu sama lain tidak bosan Akankah cinta bisa membuat hati selalu bahagia, apakah cinta akan selalu adanya hatinya Aku akan berusaha karena usaha tidak akan mengecewakan hasilnya