chapter 5

13 8 0
                                    

Tak apa Jika kau menginginkan itu, tak apa jika kau akan pergi dari ku, yang jelas hapus lah rasa bersalah ku terhadapmu agar aku bisa pergi tanpa rasa bersalah lagi

Di dalam kelas di atas meja Sahila hanya terlamun dan membayangkan semua kondisi yang sedang bersinggah di kepalanya

Hal apa yang harus gue lakuin selanjutnya?

"Lo kenapa?" Tanya Zidan yang menghampiri bangku Sahila "masih kepikiran?" Dan Sahila hanya terangguk

"Masalah itu diselesaikan bukan dipikirkan"

"Tapi jika tidak dipikirkan bukanya akan berdampak buruk dan menyakitkan"

"Mmm memang, tapi hal yang Lo lakuin seolah-olah menyiksa Lo sendiri"

Bantu gue dan bantu gue supaya gue bisa hapus rasa suka gue terhadap Lo, bantu gue supaya gue bisa suka lagi sama ikhsan atau paling tidak hapus saja rasa suka gue sama kalian berdua agar gue gak merasa bersalah

"Udah lah.. kalo bisa gue bantu, tapi gue juga bingung?"

"Bingung kenapa?"

"Karena gue gak tau apa masalahnya dan gue gak tau harus bantu apa"

Kalau pun Lo tahu gue rasa Lo gak bakalan bisa bantu, yang ada Lo bakalan benci sama gue

"Lo gak perlu tahu, tapi Lo juga bisa bantu"

"Terus bantu apa?"

"Bantu aja gue selalu ngerasa kalo gue gak sendirian"

"Tanpa Lo minta itu, semasih bisa gue akan selalu ada buat lo"

Sahila tersenyum "Nah gitu dong muka lo itu jangan di buat kaya awan mendung, tapi bikin kayak pelangi abis hujan"

"Apa sih Lo"

"Yeee merah yee udah kayak bak pau lagi panas tahu"

Sahila memanyunkan bibirnya dan melipat kedua tangannya di depan dada, dan Zidan hanya terkekeh ketika melihat tingkah laku Sahila yang mengemaskan

Akhirnya langit cerah muncul lagi di wajah nya, akhirnya senyuman indah terlukis di bibir nya, dan gue berharap hal yang membuat dia sedih, bisa cepat pergi seperti angin lalu, yang tak perlu dikenang dan seharusnya di lupakan. Zidan menatapnya sembari tersenyum bahagia

"Woy" seketika Doni mengebrak meja mengagetkan mereka berdua

Sahila dan Zidan menatap Doni dengan ekspresi emosi

"Wiss santai dong bro, serem amat Lo berdua"

Sandi terkekeh ketika menghampiri mereka "Emangnya macan serem?"

"Lebih tepatnya sih singa, yang siap mau nangkep mangsa" sambung Doni sembari terkekeh

Zidan pun menimpuk Doni dengan buku yang tepat berada di depannya

"Awss, sakit be*o"

"Bodo"

***

"San" dan ikhsan menatap Sahila dengan penuh pertanyaan "gue tahu pasti sekarang lo lagi ngerasa hal aneh terjadi kan, dan gue tahu banyak pertanyaan yang ingin Lo tanyakan"

"Iya, kamu bener la, terus apa alasan kamu jadi berubah sikap sama aku?"

Sahila tersenyum "gue juga gak tahu san, gue juga bingung dengan semua ini"

"Terus kenapa kamu gak mau merubah nya lagi seperti dulu"

"Mungkin waktu yang memaksaku untuk menjalankan semua ini tanpa memberi tahu"

sahilaadriatasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang