My Kiss

265 26 0
                                    

Bagi sebagian orang, pekerjaanku saat ini adalah pekerjaan terbodoh yang aku jalanin.

Dulu, sebelum aku menjalani pekerjaan ini. Aku salah satu staff sebuah Yayasan Sosial.

Dimana aku membantu yayasan tersebut untuk memudahkan keseharian para lansia, jompo, anak yatim-piatu, dan beberapa orang dengan kelaianan psikis.

Seperti membuatkan sarapan, menyiapkan makan pagi, siang, dan malam.
Juga bercengkrama dan membacakan cerita untuk anak yatim-piatu.

Sampai suatu hari, sebuah tawaran mengampiriku.

Sepasang suami-istri datang kepadaku, ah bukan. Lebih tepatnya datang ke yayasan tempatku bekerja.

Saat itu mereka melihat keadaan yayasan dengan wajah antusias.

Tapi, setelah pandangan kami bertemu. Wanita itu datang menghampiriku.

Dengan ramah, ia menanyakan namaku, dan hal-hal lainnya.

Sampai sebuah kalimat meluncur begitu saja dari wanita itu.

"Aku memiliki seorang anak laki-laki. Sudah 5 tahun ini terpuruk akibat traumanya. Bahkan dia tidak bisa berbicara, dia enggan bersuara. Walau itu padaku, Ibunya, juga Ayahnya"

"Aku menginginkanmu untuk merawatnya, nak. Ibu yakin padamu. Apa kau bersedia?"

Semenjak itu, aku akhirnya berada disini.

Sudah memasuki bulan keenam.

Awalnya aku sangat canggung dan kesulitan.

Tapi, satu hal yang membuatku memudahkan segala cara.

Chup

Aku mencium bibirnya.

Yah, hal yang hampir 6 bulan ini aku lakukan padanya.

"Jangan menjambak rambutmu. Aku tidak menyukainya, Hyunwoo" ucap ku pelan.

Dia kembali tenang, memasang ekspresi datarnya.
Tatapannya yang sendu, serta peluh keringat disekitar pelipisnya.

"Apa yang kau pikirkan, hmm? Semua akan baik-baik saja" ketepuk kedua bahunya.

Nafasnya pun mulai teratur.

"Aku harus kembali ke dapur. Sarapan segera siap" ucapku sembari tersenyum.

Aku keluar dari kamarnya. Segera menuju dapur.

"Selamat pagi, Pak, Bu!" sapaku hangat pada sepasang suami-istri ini.

"Pagi, Nak. Apa Hyunwoo kurang baik hari ini?" tanya khawatir Nyonya Son.

"Tidak, Bu. Dia hanya mengeluh kepalanya sakit. Mungkin semalam dia terjaga" sahutku sambil mengoleskan beberapa roti dengan selai cokelat.

"Nak, apa kau jadi meminta cuti minggu depan?" tanya Tuan Son sembari menyesap teh hangatnya.

"Benar, Pak. Aku harus menyelesaikan beberapa hal. Apa diijinkan?" tanyaku dengan senyum penuh arti.

"Lama sekali sampai satu bulan. Apa kau tidak betah berada di keluarga ini? Atau kau sudah lelah merawat Hyunwoo? Atau bayaran kami sudah tidak cocok?"

Aku terkekeh mendengar pertanyaan bertubi dari nyonya Son.

"Bukan begitu, Bu. Aku hanya butuh menyelesaikan beberapa hal. Dan semua itu tidak melunturkan niatku untuk membantu keluarga ini maupun merawat Hyunwoo" aku menjawab tulus.

Brak...

Sampai kudengar suara pintu tertutup keras.

Aku berlari menuju satu tujuan.

Your Story (K-pop idol Random) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang