~Prolog~

211 19 1
                                    


⛄❄⛄❄⛄

Seperti air yang disimpan dalam lemari es, dia pun bisa membeku. Tapi anehnya, Kebekuan itulah hanya bisa dilelehkan oleh seseorang yang mungkin hangat dalam hitungan waktu. itulah yang dapat meluluhkan hati si sang balok es.

Jujur, ini bukan kali pertama aku menemukan sosok seperti dia. Dia yang selalu membuatku tersenyum, dia yang selalu membuatku tertawa, dia juga yang bisa membuatku terbawa suasana. Hmm..Mengapa harus dia? Apakah hanya dia yang bisa membawaku ketempat yang belum pernah aku naungi sebelumnya. Sungguh, dilema apalagi ini! terkadang aku berpikir kenapa orang seperti ku bisa terpengaruh oleh sifat dia yang dingin lagi datar. Yang benar saja apakah dia yang kini kurasa berbeda?

Ucapku dalam hati yang tampak senyum-senyum sendiri ketika melihat seorang pria yang tengah berdiri tegak memandangiku dari kejauhan. Oh tidak! Kami berdua saling menatap. Aku melihat matanya begitupun dia yang melihat mataku. Hmm...
Tapi begitulah sifatnya, aku yang menatapnya dengan senyuman. Sedangkan dia hanya menatapku dengan ekspresi datarnya.
Dan tiba-tiba saja dia menghampiriku yang tengah berada didekat lapangan.

"Ngapain lo liat gue kaya gitu? Pake senyum-senyum manis lo itu lagi." ketus cowo itu dengan sedikit kesal tetapi tidak melupakan nada datarnya.

Aku terkekeh,"Hah? Enda kok siapa juga yang Senyum kegeeran ngeliat kamu." ucapku dengan logat kental jawa sambil menutupi. Padahal sedari tadi memperhatikannya.

Pria itupun mengerutkan dahinya "Terus? Kalo lo bukan senyum sendiri ngeliat gue, lo liat siapa kalo gitu?" tanyanya sedikit heran.

"Ya aku lagi liat makhluk beku seantero sekolah ini." jawabku sambil menganggukan kepala.

"Tapi gue bukan satu-satunya." Jawabnya datar tak bernada.

Ya benar, dia memang bukan satu-satunya makhluk beku di sekolah ini dan dihidupku, tapi dia satu-satunya yang bisa bekuin sikap aku yang berbeda 180 derajat darinya.

Kami berdua terkekeh dan masih saling menatap, rasanya memang sedikit aneh melihat keadaan kami berubah seperti ini. Bahkan orang orang yang menyaksikan pertama kami bertemu pun mungkin merasa aneh sekarang. Yang dulu aku sering merendahkan bahkan memanfaatkan pria itu untuk kepentingan ku sendiri, kini sudah berubah menjadi rasa cinta yang tumbuh tanpa sebuah alasan.

⛄❄⛄❄⛄

Tbc💕
Hallo manteman apa kabar? Nah ini prolognya. Asal dicatat aja sebenarnya cerita ini flashback alias (alur mundur). Cerita mengapa mereka bisa ketemu bakal dijawab di chapter selanjutnya. Jangan lupa dibaca ya!
Oh iya jangan lupa buat vote and comentnya juga supaya kita bisa lebih intro kekurangan.

Makasiii💕💕💕
Salam manis

Delyarvi

Seperti balok es Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang