~Dua~

116 13 0
                                    

❄⛄❄⛄

"Ardel lo tau ga tadi yang ngobrol sama lo siapa?." Ucap Diningrah

"Engga, emang siapa?." Tanya Ardel kepada kedua temannya sambil menahan sakit karena tadi habis terjatuh.

"Dia itu kakak kelas yang terkenal dingin seantero sekolah. Emang tuh cowo kalem dan ga banyak ngomong tapi lo bisa nilai sendiri lah seberapa nyebelin tuh orang." Jelas Auzilma.

Namun sayangnya, Ardel tidak menghiraukan itu semua karena dia hanya fokus pada luka yang ada ditangannya itu. Kedua temannya tidak melihat apa yang sedang Ardel lakukan tapi mereka berdua tetap bercerita panjang lebar , tapi saat ketika kedua temannya tersadar bahwa Ardel tidak memperhatikan kedua temannya itu kesal dan marah lalu kedua temannya itu mengomel pada Ardel.

"Del jadi selama gue sama Zilma cerita, lo ga ngedengerin apa?" Ucap Diningrah kesal karena ceritanya tak didengarkan oleh Ardel. Ardel tetap saja fokus pada tangannya yang sedang sakit. "Ardel?!" Tegur diningrah sedikit kesal pasalnya dari tadi Ardel tidak memperhatikannya.

"ARDELL!!." Bentak Diningrah dengan reflex.
"Hah apa??" Ardel terkejut sehingga merespon dengan cepat.
"Sorry sorry tangan gue ini perih banget darahnya keluar terus." Ucapnya tanpa melihat kedua temannya itu dan tetap fokus pada luka pada tangannya.

"Gue kesel deh lama lama. Gue harus datangin tuh si kakak yang ga bisa ngertiin cewe ,, apalagi kan Ardel ga tau apa-apa." Oceh Auzilma .

"Jangan jangan , gue pikir itu masalah gue , biar nanti gue aja yang selesain masalah nya ." Jelas Ardel.

"Tapi del kita kan te-." Ucap Auzilma Namun terpotong oleh Ardel, " udah ga apa-apa,, kalian percaya aja sama gue ya."

Mereka bertiga pun menuju UKS untuk mengobati luka yang ada ditangan Ardel.

Sesampainnya di Uks mereka segera mengobati luka Ardel, tak begitu lama hanya beberapa menit luka Ardel sudah selesai di obati. Ketika di jalan mereka bertemu kakak kelas yang sudah membuat tangan Ardel luka, dengan kesal Auzilma segera mendatangi kakak itu.

"Heh lo kakak kelas yang ga punya hati." Belum selesai Auzilma berbicara Ardel dan Diningrah datang dan menahan Auzilma .

"Udah zil udah gpp nanti aja sama gue ok.?sekarang lebih baik kita kekelas." Ajak Ardel dengan lembut.

Sedangkan si kakak kelas yang menyebalkan itu nyelenong gitu aja. Sumpah kakak itu watados banget Tapi anehnya saat melewati Ardel ia terfokuskan pada tangan Ardel seakan akan dia merasa bersalah.

❄⛄❄⛄

Suasana kelas masih terlihat ribut pasalnya tidak ada guru yang masuk karena Bu Timey selaku guru Matematika berhalangan hadir karena ada keperluan keluarga. Kini kelas layaknya kapal pecah. Ada yang gosip ada juga yang mabar ada yang foto-foto selfie dan banyak hal lagi yang dilakukan dikelas itu. Sedangkan Ardel masih memperhatikan lukanya yang masih terasa perih dan kedua sahabatnya sedang duduk disampingnya. Tiba-tiba kakak kelas watados itu datang kekelas Ardel yang sedang ribut tak karuan.

"Ini roti buat lo, harus dimakan dan ini obat buat obatin luka lo." Ucap sikakak nyebelin dan watados itu.

"Nih ambil obat dan roti lo , kita ga butuh lagian juga tangan Ardel udah di obatin ko. Jadi ga usah repot-repot." Celetus Auzilma dengan penuh kesal.

Pulang sekolah pun sudah berlalu,, jam menit detik terlewati begitu saja. kini menunjukkan pukul 19.45 , Ardel yang sedang asyik membaca novel kesukaan sambil diam diatas tempat tidurnya yang empuk dan nyaman itu . Mendengar suara bel berbunyi ,, itu menandakan ada nya seseorang yang datang . Ardel menuju kebawah untuk membukakan pintu . Diperjalanan menuju pintu Ardel bertemu dengan mba alwi. Perbincangan singkat terjadi disana.

Seperti balok es Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang