Mimpi Buruk Menma

9.4K 1K 51
                                    

.
.
.

Disclaimer by Masashi Kishimoto

.
.
.


Hari itu hujan turun saat menma dan ayahnya baru pulang dari makam ibu si anak. Tidak banyak orang melewati jalan ini, ditambah hari yang mulai gelap.

Menma melahap biskuit cokelat terakhirnya, bocah tiga tahun itu sesekali bersenandung sebelum akhirnya tertidur. Seharian ini ia begitu aktif bahkan membuat ayahnya kewalahan.

Samar samar ia melihat ayahnya tersenyum sambil mengelus kepalanya sebelum benar benar tertidur.

Namun tiba tiba terdengar suara benturan yang cukup keras, si ayah berusaha mempertahankan stir nya namun mobil menjadi tak terkendali karena jalanan licin dan akhirnya menabrak sebuah batu besar. Setelah mengecek keadaan Menma yang untungnya baik baik saja, si ayah keluar untuk melihat kerusakan mobilnya.

Kedua ban mobil depannya pecah, sisi depan bagian kiri penyok karena menghantam batu, sementara bagian lain hanya sedikit lecet. Ia hanya memiliki satu ban cadangan, mau tidak mau harus berjalan ke kota mencari bantuan derek. Hujan semakin deras, ia tidak mungkin membawa menma bersamanya

"Menma, papa akan mencari bantuan ..tunggu disini ya?"
Si anak mengangguk dengan ragu, ia masih sedikit kaget dengan kejadian barusan. Tangannya semakin erat memeluk boneka yang papanya belikan siang tadi

"Jangan lama lama pa"
Lelaki dengan surai sewarna dengan menma itu mengangguk sambil tersenyum kecil. Menma memandangi ayahnya yang setengah berlari melalui spion, hingga akhirnya si ayah menghilang ditengah gelapnya malam dan derasnya hujan.

Beberapa jam berlalu, menma mulai ketakutan didalam mobil. Ayahnya bilang tidak akan lama, bocah gembil itu sempat berpikir untuk menyusul namun ia urungkan saat melihat betapa gelap jalanan yang hanya diterangi oleh lampu temaram dipinggir jalan

Ia melihat ke spion, ada orang yang berjalan pelan kearah mobil. Tadinya menma mengira itu adalah ayahnya, namun saat ia berbalik untuk melihat lebih jelas lagi ia baru menyadari bahwa itu adalah orang asing. Dia membawa sesuatu di tangan kiri nya sambil diayunkan kedepan dan kebelakang.

Dan ternyata itu adalah sebuah pisau daging besar

"Menma..."

"Menmaa..!"

"Menmaaa!!"

Anak itu membuka matanya, yang pertama ia lihat adalah wajah khawatir papa juga daddy nya. Jantung menma berdetak keras, isakan masih keluar dari bibir mungilnya. Ia bergerak masuk kedalam pelukan Sasuke, mencengkeram piyama papanya

"Papa jangan pergi lagi.. menma tidak mau kesana lagi"

Naruto mengambil segelas air, baru kali ini ia melihat menma begitu ketakukan. Apa ini ada hubungannya dengan orangtua kandung Menma?

"Sssst papa disini"
Menma menolak untuk minum, ia akan segera memeluk Sasuke saat lelaki itu hendak memisahkan diri.

"Kan sudah kubilang jangan menonton film horror"
Naruto ikut mengusap peluh yang membasahi wajah jagoan kecilnya. Menma pasti mimpi buruk karena menonton film horror bersama Sasuke kemarin

FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang