Diambang Batas

9.5K 1.1K 66
                                    

.
.
.

Pagi ini Menma sibuk menyusun bantal diatas ranjang. Ia ingin sedikit membereskan rumah karena papa nya kini tengah sibuk membuatkan dia susu. Senin pagi yang mendung. Naruto menghabiskan banyak waktu untuk mengumpulkan niat berangkat sekolahnya, berbeda dengan Sasuke yang kini sudah memakai seragam.

Cup!

Mata Naruto terbuka lebar. Ia menoleh kesamping menemukan bocah gembil yang tengah menahan senyum, seraya menutup bibir dengan kedua tangan kecilnya

"Menma memberikan daddy morning kiss? baik sekali"
Naruto dengan gemas menarik menma kedalam dekapannya membuat anak itu tertawa tawa. Sasuke hanya menggelengkan kepala melihat interaksi keduanya

"Cepatlah Naruto kita akan terlambat"

.
.
.

Menma menguap untuk yang kesekian kalinya. Papa nya bilang mereka akan pulang pukul 4 sore. Anak dengan manik biru itu menunggu dengan patuh dirumah. Ia pernah menunggu papa nya lebih lama dari ini, jadi ditinggal sebentar seperti ini bukan apa apa.

Mata biru nya hampir terpejam saat mendengar suara bel berbunyi. Menma sempat berpikir itu adalah papa atau daddy nya, tapi untuk apa mereka membunyikan bel? ia dilarang membukakan pintu untuk siapapun.

Disisi lain, Naruto dan Sasuke masih berada dalam kereta. Lelaki berkulit tan itu sesekali melirik kearah temannya, kulit putih juga wajah manis itu tidak pernah membuatnya bosan untuk memandang

"Sasuke.."
bisiknya pelan pada si raven yang kini tengah memejamkan mata, membalas panggilan temannya dengan sebuah gumaman tidak jelas

"Apa kau masih normal?"

Ia masih berbisik. Sasuke tidak langsung menjawab, membuat Naruto ketar ketir karena pertanyaannya sendiri

"Tidak tahu"
Jawaban singkat itu entah kenapa membuat sudut bibir si pirang tertarik keatas, membentuk sebuah senyuman kecil

"Apa kau ingin tahu?"
Tanya nya dengan suara pelan, namun sedikit mendesak. Sasuke membuka onyx nya, menatap Naruto yang kini seolah terhipnotis dengan keindahan mata itu

"Kenapa memangnya?"
Si raven cukup popular di sekolah, sifat dingin dan angkuhnya tidak membuat para siswi gentar untuk mendapatkan hati Uchiha muda itu. Namun berbeda dengan Naruto yang seringkali berpacaran dengan beberapa gadis, Sasuke akan langsung menolak semua orang yang meminta nya menjadi kekasih.

Ia tidak pernah merasakan apapun saat gadis gadis itu menyatakan perasaan mereka.

"Karena aku ingin tahu"
Jawab Naruto, lelaki pirang itu menggigit bibir bawahnya sekilas. Menahan agar dirinya tidak menerkam bibir Sasuke yang demi apapun terlihat sangat menggoda untuk ia kecup

Naruto penasaran

Apa bibir itu semanis milik mantan mantannya?
Ia penasaran, reaksi seperti apa yang akan Sasuke berikan jika ia menjamah tubuh si raven

"Jika kau berpikiran kotor maka jawabanku tidak"

Naruto meneguk ludah. Baik. Menaklukan seorang tsundere memang bukan perkara mudah

FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang