Rangakaian mimpi ini terlalu indah, jalan menuju impian ini pun begitu sangat mudah.
sedikit pun tak ada beban dalam setiap langkah yang selalu kujalani menujumu dalam perjalananku. Dalam angan yang selalu kubuat, kupastikan diri ini memang tertuju padamu. Terlalu percaya diri memang, berharap rasa yang kubuat ini menerima timbal balik yang sepadan setelah rasa ini mendarat dihatimu.Terlalu egois? Tidak! Kau menerimaku adalah jawaban yang kunanti dari kedua bibir manismu yang kubayangkan kata kata "aku menerima mu" sengaja aku buat dalam anganku. Memiliki mu adalah sebuah angan yang aku ciptakan dikala aku menikmati senja dengan penuh pengharapan. Apakah aku memaksakan diri untuk mencintaimu? Kurasa tidak, hati ini terlanjur teracuni atas segala statement percaya diriku bahwa aku bisa memiliki mu.
Anganku untuk memilikimu mungkin sudah terlalu jauh aku rangkai. Hingga aku lupa ini baru hanya sebatas angan, yang sebenarnya dalam dunia nyata menyapa mu terkadang aku tak mampu. Aku selalu terlalu sering memujamu, mengagumimu dan mencintaimu dalam semu. Bersembunyi dibalik lini masa, mencari dan berharap kau memposting sesuatu yang bisa kusanggah dan menjadi topic hangat pembicaraan kita.
Namun kembali lagi aku terlalu nyaman bersembunyi. Aku hanya bisa menikmati lini masa mu dengan senyum setelah membaca tulisan dan melihat senyum yang terlukis lewat foto wajahmu yang kau posting. Terlalu nyaman aku bersembunyi, aku lupa seharusnya aku mulai bicara secara langsung. Mengutarakan rasa dengan bibir yang bicara, bukan dengan jemari jemari lentik yang berani menyapa hanya melalui dunia maya.
Terlalu egois kemudian, saat kita sempat bercengkrama hangat melalui ruang obrolan, lalu sesaat entah ada angin apa sosok yang kutahu dirimu hangat tiba tiba menjadi dingin. Sesekali kau mau membalas sapaan ku namun tiba tiba kau pergi dari ruang obrolan yang hangat. Sempat tak kupermasalahkan, kusangka kau terlalu dipusingkan dengan rutinitasmu yang padat. Namun kecewa sempat hadir setelah kita bertatap muka dan kulihat jarimu tak pernah lepas dari layar menyala yang tak terlalu besar namun membalas pesan sapaku saja kau enggan.
Lalu mulai ku sadari, percaya diri ini hanya angan semu. Kita memang terlalu jauh, walalu kutatap lewat layar kaca jarakmu terasa dekat. Keraguan akan diriku pun mulai muncul, adakah celah aku hadir dalam hatimu. Seperti sinar matahari yang menyelinap dalam senja? Kau adalah nyawa dari setiap kata kata yang tertulis. Sedangkan aku? Hanya titik koma yang kau lihat tapi tak perlu kau baca dank au lewatkan begitu saja.
Aku mulai menyadari aku dan kau seperti senja, sempat indah sesaat namun hilang saat gelap malam menyapa. Jika mampu aku ingin mencoba menjadi bintang yang menghiasi dirimu bagai bintang pada malam yang dingin.
![](https://img.wattpad.com/cover/161702611-288-k914914.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Serangkai Kata
Poetryjika ada gelisah, rindu dan cinta. katakanlah. jika dari rangkai kata ini ada yang berkenan berkomunikasilah.