tahukah dirimu? aku menyusuri jalanan ini telah berkali kali, telah menguras peluh entah sudah berapa kali. dan dirimu? masih tak peduli bagaimana perasaan ini begitu berarti? setidaknya untuk ku. seharusnya dirimu memandang dari sudut pandangku juga.
tapi apa hak ku memaksa bukan? siapa aku dalam hidupmu? dirimu memandangku bisa saja hanyalah sebatas seseorang yang tak berguna. mengganggu tempatnya mungkin saja bukan?
tahukan dirimu? ketika malam datang menyapa, ketika aku menghisap sebatang roko dan menghirup aroma kopi yang memenuhi langit langit teras rumahku. dalam rintik hujan yang selalu mendukung untuk hati menjadi melankolis. bayangan manis senyummu selalu menjadi halusinasi paling menyenangkan.
maaf aku selalu berkhayal tentangmu. tapi tenang lah aku tak pernah berkhayal yang macam macam, aku hanya terlalu gemar mengagumi wajah cantikmu. senyum yang begitu teduh. dan kata hai yang keluar dari bibirmu lebih merdu kudengar dari pada nyanyian artis manapn.
maaf aku terlalu mencintaimu, aku terlalu mengejarmu, aku terlalu berharap padamu. hatimu adalah untuk yang aku harapkan. mengejar mu selama ini kuharap bukan menjadi pelarian masa lalu. tapi maaf ternyata aku tersiksa pula. berbagai beda dan batas yang tak membua kita bisa bersama terlalu menyakitkan untuk aku tahu.
kini biarkan tetap seperti ini. ternyata aku masih kuat menikmati sakit hati, berlali tanpa tujuan, berlayar tanpa tahu tempat berlabuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serangkai Kata
Thơ cajika ada gelisah, rindu dan cinta. katakanlah. jika dari rangkai kata ini ada yang berkenan berkomunikasilah.