.
.
.
.
Setelah puas saling berpelukan, Seongwoo segera menghampiri Daniel untuk memastikan.
"mas Daniel, i-ni beneran?" tanya Seongwoo, ia tak sadar tengah memegang kedua tangan Daniel. "Iya, ini beneran kok" jawab Daniel, Daniel tersenyum kecut, tapi disisi lain Daniel senang, kedua tangannya digenggam oleh Seongwoo.
Seongwoo yang tak dapat mengontrol perasaan bahagianya pun memeluk Daniel, Seongwoo memeluk Daniel dengan erat, ia goyangkan sesekali tubuh besar Daniel. Daniel sangat terkejut mendapati perlakuan tak terkira dari Seongwoo, tapi daniel diam, ia lebih memilih untuk menikmati daripada berusaha menjauhkan tubuh Seongwoo darinya.
Jihoon? Jelas kaget, ia terdiam untuk beberapa saat, sedangkan Guanlin yang sedang merekam mereka pun, terpaksa menghentikan sejenak aktifitasnya, ia langsung menghampiri Daniel dan Seongwoo, begitu pula dengan Jihoon.
"A' Seongwoo nanaonan sih?" tanya Jihoon dengan kesal, sontak Seongwoo melepaskan pelukannya pada Daniel, ia langsung membungkuk dan meminta maaf pada Daniel,
"Eh, maaf saya teh terlalu bahagia" ucap Seongwoo, ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Iya, gapapa saya ngerti ko,maaf juga Jihoon" balas Daniel, ia tersenyum canggung pada Seongwoo dan Jihoon,
"Yaudah sekarang lanjutin aja ke sesi berikutnya" ucap Guanlin "sekarang kalian lari ke rumah masing-masing, kalian minta restu sama orangtua kalian." jelas Daniel, Seongwoo dan Jihoon mengangguk paham.
Guanlin menyalakan kembali kameranya dan mulai merekam calon pengantin yang sedang berlari untuk meminta restu pada orangtuanya.
Daniel menghela napas, masih adakah kesempatan untuknya?
-----
Jihoon sudah sampai di rumahnya, ia segera mencari ibunya, Guanlin terus merekam kegiatan Jihoon, sementara Daniel, ia menemani Seongwoo.
"Bu~" panggil Jihoon, seorang wanita cantik, paruh baya menghampiri Jihoon "Ada apa ini teh?" tanya nya, Jihoon langsung memeluk ibunya erat. "Eh, Ji ada apa sih?" tanya ibu Jihoon semakin penasaran, Jihoon segera melepaskan pelukannya.
"Ibu, Jihoon mau nikah" jawab Jihoon antusias, ibunya hanya tersenyum dan memperhatikan Guanlin.
-----
"Abah!" teriak Seongwoo, ia memanggil ayahnya yang sedang bekerja di sawah, Seongwoo melambaikan tangannya, mengisyaratkan agar sang ayah segera menghampirinya.
Daniel yang melihat Seongwoo hanya bisa menahan gemas, Seongwoo bertingkah seperti anak kecil yang manis dimata Daniel.
Setelah sang ayah menghampiri Seongwoo, Seongwoo langsung memeluknya, "Naon sih Woo? Ieu abah teh kan masih bau kesang" (apa sih Woo? ini kan ayah masih bau keringet). Seongwoo langsung melepas pelukannya sambil nyengir bodoh,
"Ada apa?" tanya ayahnya lagi, Aeongwoo langsung menjelaskan bahwa ia mendapat hadiah nikah gratis, dan akan segera dinikahkan.
"Hah?! sama siapa Woo nikahnya? Bukannya kamu teh pacarannya sama Jihoon ya?" tanya sang ayah ia heran dengan kehadiran Daniel yang dari tadi melihat kearahnya dan Seongwoo ssembari tersenyum,
"Eh? Kan emang sama Jihoon, abah pikir Seongwoo mau nikah sama siapa emang?" tanya Seongwoo dengan wajah polos yang membuat Daniel gemas,
"Tetep sama Jihoon? Terus ini teh siapa? Abah kira dia calon kamu, tapi kalau kamu sama dia gapapa sih Woo, kalau sama Jihoon kan kalian sama-sama imut, kalau sama dia kan dianya ganteng, hehe" perkataan ayah Seongwoo membuat Daniel sangat bahagia, sekaligus membuat Seongwoo malu, ayahnya bobrok soalnya, tau aja yang ganteng_-
"Gabisa gitu atuh bah, kan Seongwoo sama Jihoon yang dapet hadiahnya, kalau Seongwoo sama mas Daniel yang dapet hadiahnya, ya... berarti kita yang... -eh?!" Seongwoo kaget dengan perkataannya sendiri, ia langsung menutup mulutnya dan membungkuk meminta maaf pada daniel,
Daniel sih senang, ia sudah dapat lampu hijau dari orangtua Seongwoo, tinggal memikirkan cara untuk meneruskannya :))
"Yaudah abah ngerestuin Seongwoo sama Jihoon kan?" tanya Seongwoo, Daniel sebenarnya sudah tau jawabanya tapi ia masih sedikit berharap pada ayah Seongwoo.
Dan jawaban dari ayah Seongwoo membuat daniel dan Seongwoo serasa meleleh seperti eskrim cair.
-----
"Jadi ini calon Jihoon?" tanya sang ibu, Guanlin segera mematikan kameranya dan menyimpannya di kursi.
"B-bukan bu" jawab Guanlin malu, "Bukan atuh bu, kan calon Jihoon teh a' Seongwoo" jelas Jihoon
"Kirain teh ini, siapa namanya? Ih ganteng ya Hoon" ujar ibu Jihoon kesenengan, "Ihh ibuu" Jihoon malu, ibunya malah menggoda Guanlin yang jelas-jelas tak mungkin untuk Jihoon dapatkan,
"Saya Guanlin. bu, saya cuma kameramen acara ini" jawab Guanlin dengan senyum canggung, sebenarnya Guanlin senang, ia dipuji oleh ibu Jihoon.
"Ooh gitu, saya kira calon Jihoon hehe, lagian saya setuju juga kok, kalau calon Jihoon kayak Guanlin ini, ganteng banget soalnya, kalau si Seongwoo mah kan cantik+imut" Jihoon kaget atas perkataan ibunya sedangkan ibunya hanya tersenyum pada Guanlin,
"Ibu ih, udah, jadi Jihoon direstuin kan nikah sama a' Seongwoo?" tanya Jihoon, perasaannya tak karuan ia gugup, tak sadar, Jihoon menggenggam tangan Guanlin dengan erat, Guanlin sama gugupnya dengan Jihoon, ia tak sadar bahwa Jihoon menggenggam tangannya erat.
Ibu Jihoon melihat tautan tangan Jihoon dan Guanlin, ia tersenyum dan menjawab "Nikahnya sama siapa, pegangnya tangan siapa?" goda ibu Park, setelahnya ia segera pergi masuk kedalam rumah, meninggalkan Jihoon dan Guanlin yang mematung atas perkataan ibu Jihoon tadi,
"Ibuuuuuu iihhhhh" teriak Jihoon, ia segera menyusul ibunya dan meninggalkan Guanlin yang sedang menetralkan detak jantungnya.
Tbc...
Vomment juseyo...
Asoi note :
Enak gak boi, apdet malem malem gini? Wkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
NIKAH GRATIS [OngNiel] ✅
FanfictionJadi miskin- ralat. Jadi orang kurang mampu bukan maunya Seongwoo. Berbagai usaha di lakuin, tapi masih terasa nihil. Di tambah, ayahnya meninggal dua tahun lalu. Otomatis, dia jadi tulang punggung keluarga. Keinginan menikah jelas ada, calon siap...