Acara lamaran, Seongwoo sumpah mati deg degan. Padahal, ini yang dia tunggu tunggu dari dulu, bersanding dengan Jihoonnya. Padahal juga, ini masih lamaran, belum baca ijab kabul.
KENAPA SEBEGINI MERINDINGNYA?
Daniel yang ada di sebelah Seongwoo agak menoleh, tersenyum simpul, berusaha kuatin Seongwoo.
Padahal, hatinya retak- malahan hancur berkeping keping. Seongwoo akan menikah dengan Jihoon? Yang benar saja! Sama sama cantik begitu menikah? Bah!
"Mas Daniel- sumpah, saya teh, deg degan banget"
Tanpa sadar, Seongwoo melingkarkan tangannya ke lengan Daniel- dengan nada manja.
MAKIN GAK RELA DANIEL TUH, LEPASIN SEONGWOO BUAT JIHOON.
"Seongwoo, kamu bisa duluan sama Guanlin. Aku ada urusan dulu, sebentar aja"
Seongwoo mengangguk patuh, tapi tidak dengan Guanlin. Ia malah terheran, pasti ada yang tidak beres- dan juga, ada yang ia rencanakan.
Gestur Guanlin bertanya kalau Daniel akan pergi kemana, tapi Daniel acuh, malah langsung pergi menjauh.
Ya, tinggal kita lihat nanti apa yang akan Daniel lakukan.
Acara lamaran kini sedang berjalan, keadaannya kondusif, tak ada yang mengganggu. Acara lamaran ini sedikit berbeda dengan acara lamaran kemarin-kemarin yang telah dilalui oleh tim, biasanya akan ada 1 atau 2 pihak yang menentang, atau tak setuju dengan acara lamaran kedua mempelai.
Tapi acara kali ini bisa dibilang paling lancar dalam sejarah nikah gratis, yang tidak lancar, hanya Daniel yang meninggalkan tempat dengan seenak jidat.
Acara lamaran sekarang memasuki sesi tukar cincin. Tim nikah gratis sudah mempersiapkan cincin untuk calon pengantin, dengan wajah gugup tapi dihiasi senyuman itu, Seongwoo membuka kotak mungil berisi cincin sederhana tapi memiliki 'harga'. Ia segera memakaikan cincin indah itu pada jemari Jihoon.
Jihoon hendak melakukan hal serupa dengan Seongwoo. Tapi sebuah suara menginterupsi kegiatannya.
"Tidak! Kumohon, jangan kau pakaikan cincin itu kalau kau tak mencintainya-" suara lirih itu mengejutkan semua orang yang hadir pada acara lamaran tersebut.
"Karena aku. Akulah cintanya, Seongwoo aku mohon katakanlah jika kau mencintaiku." pintanya, ia segera menghampiri seongwoo dan berlutut. Lengkap dengan sebuah kotak kecil berisi cincin yang jauh lebih indah dari milik Seongwoo sebelumnya.
Seongwoo tak bisa mengatakan apapun, lidahnya kelu, ia tak menyangka jika Daniel akan melamarnya di acara lamarannya dengan jihoon. Seongwoo pikir Daniel gila, tak dapat seongwoo pungkiri. Perasaan asing nan hangat menjalari rongga dadanya, pipinya memanas.
Seongwoo melirik Jihoon, didapatinya Jihoon sedang menunduk. Kata-kata Daniel benar, Jihoon tidak sungguh mencintai Seongwoo. Perasaan yang Jihoon punya adalah perasaan sayang antara kakak dan adik. Jihoon akui perkataan Daniel tak ada yang salah, harusnya Jihoon sadar lebih awal dengan perasaannya pada Seongwoo. Jihoon hanya menyayangi Seongwoo sebagai kakaknya bukan pendampingnya.
Begitupun Seongwoo, sekarang Seongwoo sadar. perasaannya pada Jihoon hanya sebatas rasa sayang antara kakak dan adik, tidak lebih. Maka Seongwoo menyuruh Daniel untuk berdiri.
Jihoon sendiri -ia mundur beberapa langkah, ia keluar dari area acara lamaran, Jihoon segera berlari. Ia lari karena malu, karena sedih, karena kecewa pada dirinya yang tak menyadari perasaannya sendiri. Melihat itu,
Guanlin yang kebetulan sedang mematikan kameranya langsung mengejar Jihoon, ia ingin menenangkan Jihoon, dan meyakinkan bahwa masih ada dirinya untuk Jihoon.
------------
Sementara para hadirin hanya bisa memasang wajah cengo. Mereka berusaha mengerti kejadian yang baru saja terjadi, sementara Ayah Seongwoo dan Ibu Jihoon hanya tersenyum maklum, mereka merestui apapun pilihan putra mereka.
Para hadirin pun sama, mereka merestui dan akan menjadi saksi siapapun yang ada dalam acara lamaran ini.
Daniel kini berdiri besandingan dengan Seongwoo yang kelihatan bingung tapi tetap tersenyum hangat pada Daniel.
Daniel memakaikan cincin indah pada jemari lentik Seongwoo. Seongwoo masih bingung dengan apa yang terjadi.
"Mas Daniel, kenapa ngelakuin ini semua? Saya sama Jihoon kan mau lamaran." tanya seongwoo
"Seongwoo, kamu ga bener-bener cinta kan sama Jihoon?" Daniel balik tanya
"Sebenernya saya teh bingung, tapi kayaknya saya teh cuma sayang sebatas adik kakak deh sama jihoon, bukan cinta. Soalnya sayakan cintanya sama mas Dan- eh??!" Seongwoo membulatkan matanya saat menyadari dirinya hampir keceplosan.
"Iyakan? Kamu cintanya sama saya kan? Makanya saya lakuin ini, biar kamu gak salah milih orang, biar kamu ga salah ngejadiin siapa pendamping kamu, masa yang cantik nikah sama yang imut?" ujar Daniel, ia tersenyum tulus pada Seongwoo.
"Aduh! Mas Daniel!! Tolong!! Ini jantung saya berdetaknya cepet banget!" panik seongwoo, ia meremat bagian dada kirinya.
Daniel hanya terkekeh, ternyata Seongwoonya baru merasakan cinta, beruntungnya Daniel.
Ya mereka tak menyadari, bahwa hadirin sudah meninggalkan tempatnya, hanya mereka berdua yang ada. Menikmati tiap lontaran cinta. Benar-benar. dunia serasa milik berdua!
TBC
maap yeoreobun, this is too late :>
See u at next chap!
KAMU SEDANG MEMBACA
NIKAH GRATIS [OngNiel] ✅
FanfictionJadi miskin- ralat. Jadi orang kurang mampu bukan maunya Seongwoo. Berbagai usaha di lakuin, tapi masih terasa nihil. Di tambah, ayahnya meninggal dua tahun lalu. Otomatis, dia jadi tulang punggung keluarga. Keinginan menikah jelas ada, calon siap...