mhib 19 : sepatu

18.1K 783 7
                                    

"Ku senang bila di ajak berlari kencang. Tapi aku takut, kamu kelelahan. Ku tak masalah bila terkena hujan. Tapi aku takut kamu kedinginan."
Sepatu - Tulus

"Kamu kelelahan? Pusing? Mau istirahat dulu?"

Mendengar pertanyaan beruntut itu membuat Crystal mendelik jengah pada Fares. Memang, sih, apa yang dilakukan Fares hari ini sangat manis menurutnya. Ya, bagaimana tidak manis? Saat Crystal mengatakan pada asisten rumah jika Crystal akan pergi berbelanja ponsel, asisten rumahnya itu malah menelfon Fares. Crystal tahu jika asisten rumahnya hanya mengikuti perintah dari Fares. Namun, tetap saja Crystal merasa kesal karena Fares harus menunda rapatnya hanya untuk mencegah Crystal berbelanja.

"Aku cuma beli hape dan beberapa keperluan." ucap Crystal saat itu, melalui telfon asisten rumahnya. Dia duduk tegak di sofa dengan dandanan yang sudah rapi.

"No. Aku yang akan belikan. Tugas kamu hanya diam di rumah dan jangan kemana-mana sampai sembuh total." jawab Fares kemudian.

Crystal mendelik sebal mendnegarnya. "Res, aku cuma pergi sebentar aja. Kamu jangan berlebihan gitu, deh. Kalau aku belum sembuh total, dokter nggak mungkin ngebolehin aku pulang."

"Nggak, sayang. Sekali nggak, tetep nggak boleh. Tunggu setahun lagi, baru kamu boleh belanja keluar."

"SETAHUN?!" Crystal berteriak, tidak terima. "Res, aku ini istri kamu, bukan tahanan!"

Helaan napas berat terdengar dari Fares. "Plis, untuk sekarang, turuti ucapanku. Aku nggak mau terjadi sesuatu sama kamu lagi. Apalagi, Jakarta lebih padat kendaraan daripada NY."

"Sok tau, kamu!"

"I really know it."

Crystal menggeram di tempatnya.

Terdengar ketukan pintu di sebrang sana. "Masuk!" seru Fares, pada entah siapapun itu. "Sir, rapat akan di adakan 5 menit lagi."

Mendengar suara lembut seorang perempuan di sebrang sana membuat Crystal mendengus kesal. "Pokoknya, aku bakal belanja sekarang-"

"Nggak boleh."

"-dengan atau tanpa persetujuan kamu! Titik!" baru saja Crystal akan menutup sambungan, seruan Fares terdengar lagi di telinganya.

"Fine! Kamu boleh belanja! 15 menit lagi, tunggu aku dan jangan kemana-mana!"

Alis Crystal bertaut bingung. "Maksud kamu?"

"Sir, sebaiknya kita berangkat sekarang."

"Aku antar kamu ke mall."

"Tapi Res-"

"Sir, Dewan Direksi sudah berkumpul-"

"TUNDA!" teriak Fares di sana, membuat Crystal berjengit kaget. "Kamu dengar? TUNDA! Sekali lagi kamu mengoceh, walaupun kinerjamu benar-benar kompeten, saya tidak akan segan-segan memecat kamu."

"Baik, Sir. Rapat akan saya tunda."

"Jangan pergi kemana-mana. Aku ke sana sekarang."

Dan sambungan pun terputus. Saat itu, Crystal mengetahui jika Fares sangat tegaan, diktator dan menyebalkan dalam dunia kerja. Jika Crystal menjadi bawahan Fares, Crysal pasti akan langsung resign saat mengetahui bosnya sangat menyebalkan.

My Husband Is a BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang