mhib 12 : close your eyes

22.3K 965 14
                                    

“If you wanna know. Tomorrow morning I have to leave. But, wherever I may be, best believe I'm thingking of you. I can't believe how much I love you.”
Close Your Eyes — Westlife

Warn! Ini kilasan balik ya gengs. Waktu Crystal kecelakaan.

Fares sudah bilang bukan, jika dia tidak berniat untuk setia?

Namun, Fares juga sudah memberitahu kalian juga, kan, jika Crystal memaksa Fares untuk setia?

Setelah hari itu, Fares tidak bisa lagi untuk tidur dengan wanita lain. Hanya Crysal yang ada di pikiran Fares. Dan itu membuat Fares merasa frustasi karena bukannya datang gambaran malam yang panas, malah datang gambaran yang membuat mata Fares memanas. Teriakan, tangisan, lirihan parau, rintihan sakit, dan semuanya diselipi permohonan untuk Fares agar berhenti. Maka, di tengah perjalanan, Fares berhenti bermain dengan wanita pilihannya.

Sempat Fares berpikir untuk berhenti menunggu Crystal yang tak pasti. Fares berkencan dengan beberapa wanita, dan semuanya tak ada yang berhasil. Bukan karena Fares yang mengacuhkan mereka. Namun, karena Fares hanya menganggap mereka wanita musiman. Yang jika diberikan uang, mereka akan berada di sisinya. Namun, jika mereka ingin berada di dekat Fares agar terlihat berhubungan dengan CEO sukses dan terkenal, Fares meninggalkan mereka.

Hanya Crystal, satu-satunya yang boleh terlihat dekat dengannya.

Perempuan yang ada di saat Fares masih menjadi lelaki pecundang. Yang bisanya menghamburkan uang untuk berpesta minum. Yang bisanya meminta uang pada orangtuanya tanpa berusaha. Yang bisanya bergantung pada Crystal saat dia ingin mencurahkan isi hatinya.

Crystal dan perhatiannya.

Hanya itu yang membuat Fares merasa kehilangan wanita itu.

Pernah mendengar tentang ditinggalkan seseorang bisa mengubah segalanya? Jika belum, Fares adalah contohnya. Semenjak Crystal pergi, Fares yang tempramental, suka bersenang-senang, tidak mandiri, dan suka berbuat onar, kini menjadi Fares yang tenang terkendali, tegas, tak tersentuh, dan dingin pada wanita.

Dulu, Fares menyebutnya, pengalaman ditinggal pergi. Namun setelah kejadian itu, Fares mengetahui perasaan takut ditinggal seseorang yang berharga.

"Sir, lampu lalu lintas di depan macet. Sepertinya, ada kecelakaan."

Pernyataan itu, membuat Fares yang sedang menatap langit melalui jendela mobilnya, berdeham pelan. Antara tidak peduli, dan tidak terlalu mendengarkan.

Supir pribadinya membuka kaca mobil, lalu memanggil seseorang yang berjalan di samping mobil mereka. "Permisi, Tuan. Ada masalah apa di sana?" tanya supirnya dengan menggunakan bahasa Inggris.

Pria yang berhenti di samping jendela mobil mereka itu terlihat menoleh sekilas ke arah dimana sumber macet itu berada, lalu kembali menatap supirnya. "Oh, ada seorang wanita Asia yang baru saja mengalami kecelakaan."

"Asia?" bukan hanya supirnya yang memastikan kata tersebut, namun, Fares yang tertarik sekaligus khawatir pun ikut bertanya.

"Ya," jawab bule itu sambil mengangguk mengiyakan. "Aku mengenalnya. Dia kenalan Debora."

"Siapa namanya?" tanya Fares kemudian, dengan jantung yang bergemuruh penuh kekhawatiran.

"Crystal. Namanya Crystal Hersono. Apa kalian mengenalnya? Kalian terlihat berwajah Asia—"

My Husband Is a BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang