🌸🌸CA5🌸🌸

32 1 0
                                    


Lelah satu kata yang bisa menggambarkan keadaan Amel untuk saat ini. Dari pagi hingga malam dia terus saja bekerja dan hanya beristirahat sebentar. Semuanya ia lakukan demi ke profesionalnya dalam bekerja agar tidak ada satu kesalahan apapun yang akan timbul. Dia selalu ingin semua yang ia kerjakan itu hasil akhirnya akan sempurna. Tidak ingin ada kecacatan sedikitpun dalam hal apapun itu.

Ia selalu menerapkan hal itu dalam bekerja sebagai selebriti papan atas. Ia tak mau namanya jelek dimata publik. Karier yang selama ini ia bangun dengan susah payang akan selalu ia jaga jangan sampai hancur seketika. Ia tidak akan bisa membayangkan semua itu terjadi pada dirinya, tapi sebagai manusia biasa ia tetap akan belajar untuk mengikhlaskan semuanya.

Kalo memang menjadi artis sampai seterusnya adalah rezekinya ia akan menerimanya dengan senang hati, tapi jika itu bukan rezekinya ia akan merelakannya dengan lapang dada. Mungkin itu bukan jodohnya, dan mungkin dalam berbisnis lah pekerjaan yang cocok untuknya.

Amel selalu bersyukur dengan apa yang ia punya, harta, kekayaan, kemewahan, kekuasaan, pendidikan tinggi semuanya ia punya. Tapi hanya satu yang tidak dipunyai oleh seorang Amelia sang artis terkenal. Yaitu masih sayang dari seorang papa ia tidak pernah mendapatkannya. Tapi meski begitu Amel tetap menjadi pribadi yang lembut dan penuh dengan keceriaannya.

Betapa bahagianya setiap orang tua yang memiliki anak seperti Amel yang sangat pengertian pada keluarganya. Amel anak yang baik, sifatnya penuh dengan kelembutan, ia tak pernah dendam pada orang yang sudah jahat padanya. Dia memiliki hati secantik berlian, sangat jarang sekali ada seseorang yang seperti dia.

"Huft capeknya". Keluh Amel mengelap keringat yang mengucur di dahinya.

"Itu karena lo kerja mulu". Nesya yang duduk di samping Amel.

Tanpa menoleh pun Amel sudah tahun siapa orang yang duduk di sampingnya. "Ya mau gimana lagi udah resiko gue jadi artis. Kalo gak kerja ya gue bete dong terus sia-sia perjuangan gue selama ini". Amel sangat menjaga kariernya agar tidak sia-sia.

"Iya sih tapi lo gak capek apa Mel kalo pun lo kelaur dari dunia artis lo masih punya perusahaan dan usaha lo yang lainnya kan". Menoleh ke arah Amel.

"Tapi gue udah nyaman kak dan soal usaha gue lainnya udah ada yang ngurus. Semua udah gue serahin sama keluarga gue". Amel paling tak suka jika ada orang yang menyinggung soal bisnis yang punya.

"Cepat atau lambat lo yang akan ngurus semuanya Mel. Lo inget baik-baik kakak-kakak lo pasti akan nyerahin semuanya sama lo". Nesya mengingatkan Amel untuk mengurus semua bisnisnya.

"Apa sih lo kak selalu aja itu yang lo singgung gue gak mau. Lagian perusahaan yang dipegang sama kak Raka dan kak Rafa itu udah gue serahin sama mereka. Dan gak ada yang bisa menolak permintaan gue". Meski Amel sangat lembut sikapnya tapi dia juga sangat keras orangnya.

"Mel mungkin mengenai kedua perusahaan lo yang ada di luar negeri udah ada yang nanganin. Tapi untuk yang ada di sini belum ada yang nanganin, masa lo mau melimpahkan semuanya sama Amar. Dia sama sekali belum tahu tentang bisnis. Dan Alfa dia punya kerjaannya sendiri". Nesya masih membujuk Amel agar dia mau memimpin perusahaannya.

"Gue pikir-pikir dulu kak, lagian untuk melepaskan semua ini susah kak. Udah menjadi bagian hidup gue kak Ney untuk menjadi artis".

"Tapi kita bisa melakukannya secara perlahan-lahan. Asalkan lo mau melakukannya gue yakin lo pasti berhasil". Ney menasehati Amel.

Tapi kalo gue berhenti jadi artis kayanya sangat sulit. Lagian dengan jadi artis gue bisa cari tahu mengenai papa. Amel kangen papa emang papa gak kangen Amel apa. Alasan Amel menjadi artis selain untuk memenuhi kebutuhan keluarganya ia juga ingin mencari papanya.

"Lo ngelamunin apa sih Mel lagi mikirin bokap lo hem". Ney sangat tahu bila Amel sudah melamun seperti itu pasti mengenai papanya.

Hanya Ney yang tahu dengan apa yang dirasakan olehnya. Semua ia ceritakan pada Nesya. Dia selalu mengerti Amel dan itulah yang membuatnya lebih nyaman untuk berbagi keluh kesah.

"Kak gue kangen papa, gue pengen punya keluarga yang utuh dan harmonis. Kapan kak gue bisa mendapatkan semua itu". Ucap Amel dengan nada yang sendu.

"Iya gue ngerti perasaan lo Mel gue udah kenal lo dari kecil. Jasi semuanya sue tau tentang lo, dan lo harus kuat oke. Masalah bokap lo tenang aja akan gue bantuin". Ney paling bisa mencairkan suasana.

"Yang bener kak". Raut wajah yang tadinya sendu sekarang berbinar.

"Iya beneran nanti gue akan bantuin". Ney meyakinkan.

Amel tak sabar menunggu kabar selanjutnya dari Nesya. Ia sangat menunggu saat-saat ia akan bersatu kembali dengan keluarganya. Ia, mama, papa, dan keempat kakaknya akan hidup bahagia.

Menjadi keluarga harmonis ia sangat ingin memiliki keluarga seperti itu. Tapi sayangnya impian sederhananya belum pernah kesampaian.

Ya Allah Amel mohon pertemukanlah Amel dengan papa. Amel kangen sekali sama papa Amel ingin membahagiakan papa. Semoga dengan bantuan kak Ney Amel cepet ketemu sama papa. Doa Amel.

"Kak kira-kira papa kaya apa ya, ganteng atau jelek". Pertanyaan tidak faedah dari Amel.

"Haha ada-ada lo ya yang jelas bokap lo pastinya ganteng. Orang anaknya cantik begini kok bilang bokapnya jelek". Sambil geleng-geleng kepala.

"Iya juga ya kok gue lola banget".

"Nah itu ngaku lo, emang baru sadar kalo lonya itu lola. Cantik-cantik kok lola sih". Ney meledek Amel.

Dan Amel pun memberikan pelototan pada Ney karena telah meledaknya. Ney pun hanya tertawa menanggapi kemarahan Amel. Memang Amel terkenal tidak mudah marah tapi giliran ia diledek Ney pasti akan mudah tersinggung. Mungkin karena sudah terbiasa dengan Ney jadinya ia mudah marah.

Cinta AmeliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang