Sesuai rencana Amel kemarin dia akan pergi ke kantornya. Seminggu sudah dari hari dimana dia sudah memutuskan untuk berhenti dari dunia keartisan. Sekarang dia sedang merias diri di depan cermin rias yang ada di kamarnya. Dia memakai rok span selutut dan memakai baju berjas dengan warna biru pastel senada dengan warna rok yang dia pakai. Rambutnya ia tata dengan sangat rapai dengan diikat ponytail.Tidak lupa dengan ia memakai sepatu berhak setinggi 10 cm yang menunjang penampilannya semakin cantik. Dirasa sudah siap ia pun segera turun ke bawah untuk sarapan bersama mama dan kedua kakaknya.
Di meja makan semuanya sudah menunggu kedatangan Amel. Karena semuanya sudah lengkap Alfa pun memimpin semuanya untuk memulai sarapan. Mereka sarapan dengan keadaan yang sangat tenang tanpa adanya suara yang mengusik. 10 menit Amel selsai memakan sarapannya lalu dia pamit untuk pergi bekerja. Tapi belum satu langkah dia pergi mama dan Amar memanggilnya sehingga mengharuskan dia kembali duduk.
"Ada apa mama sama kak Amar manggil aku". Karena bingung Amel pun menanyakan langsung pada orang yang memanggil namanya tadi.
"Mama cuma mau tanya kenapa kamu kok pake pakaian ala-ala orang kantoran kaya gini". Mama melihat Amel dari ujung kepala sampai kaki dengan tatapan bertanya.
"Ya Amel mau kerja lah masa iya mau shopping ke mall gak lihat apa Amel udah rapih kaya gini". Ucap Amel dengan percaya diri.
"Tapi kamu mau syuting kan kok pake pakaian kantor". Alfa heran dengan tingkah laku adik perempuannya itu.
"Amel gak mau syuting". Jawaban Amel barusan membuat ketiga orang yang mengintrogasinya itu melongo tak percaya. Tadi Amel bilang dia tidak mau syuting sedangkan mereka tahunya Amel itu kerjanya jadi artis.
"Amel mau ngantor". Karena tau isi pikiran keluarganya yang bingung dengan maksud dari perkataan Amel ia pun mengklarifikasikannya.
Amar, Alfa dan Tania mereka tidak salah dengar dengan ucapan Amel barusan. Amel tadi bilang dia akan ngantor gak salah selama ini seluruh keluarga sangat tau Amel itu tidak tertarik dengan dunia bisnis dia lebih menyukai pekerjaannya sebagai selebriti. Makanya seluruh bisnisnya ia serahkan pada mama dan kakaknya sdangkan Amel tinggal melihat laporan keuangan saja.
Seluruh bisnisnya memang sudah diurus oleh keluarganya tapi dia tidak pernah lepas dari tanggung jawab. Amel masih menyempatkan dirinya untuk selalu mengontrol dan ikut andil dalam perkembangan seluruh bisnisnya. Usahanya yang ia rintis dari nol sampai menjadi sangat sukses tidak terlepas dari otak encer nya. Semua ide brilian yang ia miliki dia kembangkan untuk membuat usahanya semakin maju.
Dari penghasilan yang diperoleh setiap bulannya kini Amel telah menjadi pengusaha muda tersukses di Indonesia. Ia termasuk pemilik perusahaan terbesar di Indonesia dengan keluarga Aryasa pemilik perusahaan terbesar nomor satu.
Selain perusahaan Amel juga membangun mall, hotel, lestoran, caffe, butik, spa, dan kontrakan yang merupakan usahanya yang lain. Semuanya ia bangun dengan hasil jerit payahnya sendiri dengan dibantu mama dan kakak-kakaknya mengurus semaunya. Amel anak yang sangat baik, pintar, cantik dan berhati lembut selembut sutra. Sudah cantik, sukses, baik hati, anaknya nurut sama orang tau kurang apa coba. Dia terlalu perfect untuk dijadikan pendamping hidup.
Laki-laki yang berhasil menaklukan hatinya sangat beruntung bisa memiliki Amel yang berkepribadian baik dan lembut. Pandai memasak, bisa bersih-bersih rumah, suka dengan anak kecil dan dia sangat rajin beribadah. Hanya saja dia tidak bisa olah raga selain renang, lari dan ilmu beladiri. Selain itu Amel orangnya paling tidak suka jika keputusannya tidak disetujui ia akan berubah menjadi perempuan pemarah.
"Amel kamu yakin mau ngantor sayang terus gimana sama karier kamu menjadi artis". Mama masih heran dengan sikap putrinya itu.
"Ya aku berhenti jadi artis ma dan aku akan memulai dari awal lagi. Mulai sekarang Amel akan menjadi wanita karier". Tekat Amel pada dirinya sendiri ia akan memulai karier barunya dengan semangat.
"Itu sih terserah kamu asalkan itu yang terbaik mama akan dukung kamu tapi gimana sama karier kamu". Sebagai ibu Tania harus sepenuhnya mendukung keputusan Amel.
"Ya aku berhenti jadi artis terus beralih jadi wanita karir ma". Amel menjelaskan pada mamanya bahwa dia sudah tidak lagi menjadi artis.
"Tapi Lia kamu udah bangun karier kamu dari nol terus kamu berhenti gitu aja". Alfa masih tidak mengerti dengan isi pikiran adik bungsunya itu.
"Aku udah pikirin ini baik-baik kak mungkin belum rejekinya aku terus menjadi arti. Dan mungkin aja dengan aku menjadi pekerja kantoran aku bisa lebih maju lagi". Penjelasan Amel pada sang kakak agar mau menerima keputusannya.
"Kak Alfa udah ya biarin Amel melakukan apa yang ia mau dia udah gede bukan anak kecil lagi. Dia bisa nentuin apa yang baik untuk masa depannya sendiri. Kita sebagai kakak hanya bisa berdoa dan mendukung setiap keputusannya". Amar memberi pengertian pada Alfa supaya dia tidak mengungkit lagi yang sudah-sudah.
"Oke kakak gak akan ikut campur lagi asalkan itu buat kamu bahagia kakak akan mendukung kamu". Sambil mengelus kepala Amel dengan penuh kasih sayang.
Ini yang paling Amel sukai dari keluarganya mereka sangat perhatian dan selalu mendukung setiap apa yang ia lakukan. Beruntungnya dia masih memiliki mama dan kakak-kakaknya yang baik hati dan selalu menyayanginya. Ia berjanji akan selalu menjaga keluarganya agar tetap rukun.
Terima kasih ya Allah engkau telah mengirimkan mama dan kakak-kakak yang baik hati dan selalu menyayangi hamba. Semoga kami sekeluarga selalu sehat dan mudahkanlah hamba dalam mengais rizki-Mu yang halal. Amel selalu berdoa untuk dirinya dan seluruh keluarga.
"Ya udah ya ma Amel mau berangkat kerja dulu assalamu'alaikum". Pamitnya sebelum berangkat ke kantor.
"Wa'alaikumsalam hati-hati di jalan ya". Balasan salam dari mama, Alfa dan Amar.
Setelah Amel pergi Amar dan Alfa p
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Amelia
Teen FictionCantik, pintar, baik hati, pekerja keras, pantang menyerah, menjadi tulang punggung keluarga semua itu ada pada diri Amelia yang lebih akrab dipanggil Lia. Dia gadis kecil yang bangat baik hati yang selalu membantu banyak orang. Semuanya ia tolong d...