Tabrakan

21 1 0
                                    

Masa Pengenealan Lingkungan Sekolah yang dilaksanakan senin lalu telah berakhir pada hari rabu kemarin. Sekarang adalah hari kamis, hari dimana pita, fatimah,ardi, dan siswa lainnya yang kemarin berpakaian putih biru sekarang berganti menjadi putih abu-abu. Masa yang disebut-sebut menjadi masa paling indah. Yap ! Sekarang pita sudah resmi menjadi siswi SMA Pallapa.

Kini pita duduk sendirian di bawah pohon matoa yang sangat rindang dan sedang berbuah ranum. Tempat itu berada di belakang lab. fisika, pita menemukannya saat dia sedang membolos kegiatan ceramah motivasi saat MPLS. Awalnya pita hanya izin ke wc, tapi setelah setoran di wc pita malah berkeliling sma sendirian dan dia menememukan tempat itu dan langsung memetik buah matoa atau lebih tepatnya lempar jumroh ke buah matoa hingga buah itu jatuh dan langsung diproses di perut pita. Setelah memroses matoa diperutnya, pita langsung duduk dan tidur sampai kumandang asar terdengar. Hal itu juga ia lakukan sekarang,  perlahan ia mulai terbawa ke alam gelap.

"Belum ada sehari jadi siswi sma udah jadi pembolos,dasar"

"Ehm?" perlahan pita membuka mata, lalu menoleh ke sebelah kirinya dan melihat seorang cowok duduk di sampingya sambil mentap ke arah pita. Sontak pita langsung terlonjak kaget dan langsung berdiri .

"Hah !"

"Gak usah alay kek gitu, kayak abis liat setan aja lo" ucap ilham.

"Kok kak ilham ada di sini ? Sejak kapan ?"

Ilham menarik tangan kiri pita untuk duduk kembali di sampingnya, dan pita menurut dengan kaku. Dan sekarang jarak mereka hanya terpaut 5 cm.

"Emang kenapa kalo gue di sini ?"

"Ehm gak papa sih, tapi kok kak ilham bisa di sini ?"

"Sebelum lo masuk sma, tempat ini udah jadi tempat favorite gue"

"Dan sekarang kak ilham harus berbagi dengan gue. HARUS!"

"Berbagi tempat dengan lo ?"

"Kenapa ? Kak ilham gak mau ? Ya udah gue pergi deh" pita hampir beranjak dari duduknya. Tapi ilham telah menahan pundak kirinya untuk duduk kembali.

"Denger dulu.."

"Apa ?"

"Berbagi tempat dengan lo... Boleh aja, tapi ada syaratnya"

"Apa?"

"Nanti pulang sekolah lo harus ikut gue"

"Apa ?!"

"Lo budek ya ?"

"Hehe, kagak, biar drama aja kayak di tivi. Phis"

"Jadi gimana ? "

"Ok aja, kemana?"

"Lo bakal tahu nanti"

***

Dikantin, setelah pita menerima apa yang dipesannya dari mbok kantin yaitu es teh dan nasi goreng, saat dia berbalik hendak ke meja untuk bergabung dengan fatimah dan ardi yang sudah duluan disana, pita menabrak tubuh seseorang yang tepat berada didepanya dan membuat es teh yang dia pesan tumpah ke nasi goreng pesanannya,bajunya, dan baju orang di depannya.

"Anjir ! Lo punya mata nggak ?! Jadi basah nih baju gue !" cowok itu melihat bajunya dan langsung mengibas-ngibas baju sekolahnya yang basah tepat di dadanya.

"So..sorry sorry gue kagak sengaja" ucap pita melirik nasgor dan gelas bekas es teh setelah dia berusaha menyeimbangkannya, kemudian berganti melirik baju cowok itu, ada perasaan bersalah dalam hati pita, kemudian pandangannya naik untuk melihat wajah cowok itu. Sontak rasa bersalah itu lenyap seketika.

"Lo ?! Lo lagi lo lagi ! Emang lo ya sukanya buat masalah mulu ! Fak!" nada suara pita meninggi.

"Bukannya kebalik ya ? Lo tuh yang selalu buat masalah ! Tidur dipinggir jalan, buat keributan pas mpls, dan sekarang nabrak gue. Dasar !" Suara ahkam juga meninggi.

"Lo nya aja yang..."

"Apa ?! Lo nya aja yang apa ?!  Hah ?!!Lo harus bersihin nih baju gue ! Titik !"

"Apaan sih lo ? Gaje !! Awas minggir ah gue mau makan laper !!"
pita berjalan berusaha melewati ahkam, niat ingin menjauh dari ahkam tapi saat dia sampai di samping kanan ahkam, pita terpleset oleh cairan es teh yang tumpah tadi, pita langsung menutup mata dan berfikir dia akan terjatuh dan tertumpah nasi goreng miliknya. Tapi yang pita tunggu-tunggu tidak terjadi,dan pitapun membuka matanya perlahan dengan sedikit takut. Yang pita lihat pertama kali adalah wajah ahkam yang mentapnya,dan kini tubuh pita di tahan oleh ahkam seperti gaya ala pemain balet diakhir pentas.

Sesaat mereka saling bertatapan, seperti dunia di sekelilingnya telah lenyap tak bersisa. Padahal sesisi kantin tengah menatap mereka karena suara piring dan gelas pecah yang terlempar oleh pita dan memvuat nasi gorengnya berhamburan di lantai, beruntung pecahan gelas dan piring tak mengenai siapapun.

"Ngapain lo ?! Gak usah modus deh lo !" bentak pita setelah sadar kembali dengan dunianya.

Ahkampun langsung melepaskan pita dan pita langsung jatuh dang mengerang kesakitan sambil mengelus pantatnya.

"Anjir! Ngapain lo jatuhin gue ?!"

"Lo nya kege-eran, ya udah gue lepasin" balas ahkam dengan dingin sambil membuang muka.

"Tapi gak usah tiba-tiba juga kale, sakit tau !"

Ahkam hanya mendengus meremehkan sambil tetap membuang muka.

Saat pita masih mengelus bokong kesayangannya, tiba-tiba ada uluran tangan didepan wajahnya. Refleks pinta langsung mendongak .

"Kak ilham ?" pita pun menerima uluran dari ilham, dan ilham membantunya berdiri.

"Makasih kak"

"Sama-sama" balas ilham dengan senyuman yang manisnya melebihi gula jawa.

"Anjir, manis gilak senyumnya". Gumam pita dalam hati sambil terus menatap ilham, kemudian seperti ada yang meleleh dalam dadanya.

" mau makan bareng gue ? " ajak ilham dengan srnyum manisnya.

"Bo-boleh" pita masih menatap ilham tanpa kedip saat ilham menarik tangan kananya dan meninggalkan ahkam.

"Eh lo mau kemana ?! Bersihin dulu nih baju gue !" bentak ahkam pada pita kemudian menarik tangan kiri pita.

"Apaan sih lo ?! Gue kagak mau ! Harusnya lo yang tanggung jawab ganti rugi buat makanan gue yang jadi mubazir gara-gara lo" sambil berusaha melepaskan tangannya dari cekalan ahkam.

"No no no ! Lo harus bersihin baju gue karna lo udah nabrak gue !"

"Nggak, gue mau.." ucapan pita terputus oleh selaan ilham.

"Udah pita, lo ikuti mau dia aja" ucap ilham  sambil menatap pita.

"Tapi kan tadi..."

"Kapan-kapan juga bisa, oh ya ! Jangan lupa nanti pulang sekolah"

"Siap kak ilham"

Kemudian ilham mengacak atas kepala pita lalu tersenyum manis padanya, manis sekali. Sebelum berlalu ilham melemparkan tatapan dingin pada ahkam yang disambut ahkam dengan tatapan yang tak kalah dinginya. Pita hanya menatap heran pada perang mata diantara ke dua cowok itu, seperti ada dendam yang sangat tajam dibalik tatapan mereka.

***

Absurd LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang