Mulai ada rasa ?

10 1 0
                                    

"Assalamualaikum bi" pita menyalimi bibinya dan diikuti ahkam. Sekarang ini, mereka sudah sampai di cafe milik bibinya pita, tempat pita bekerja paruh waktu.

"Wa'alaikumsalam. Loh ini siapa pita ? Pacar kamu ? Wah wah.. Baru masuk sma langsung punya pacar " ujar riana (bibi pita) sambil memandang takjub  pada ahkam.

"Bukan bukan bi, dia bukan pacar pita dia cuma-"

"Iya benar tante, saya pacarnya pita. Mungkin dia masih malu tan" potong ahkam sambil menggandeng bahu pita.

"Apaan sih lo ? Lepas ah" berontak pita sambil melepas tabgan ahkam dari bahunya.

"Dia ini mau bantu kerja dicafe ini bi, selama seminggu"

"Lho ? Kan bibi gak lagi cari karyawan ?"

"Bibi gak usah nggaji dia bi, ahkam sama aku udah buat kesepakatan" pita menerangkan sambil melirik ke arah ahkam, dan ahkam tampak berusaha menyembunyikan kegeramannya.

"Kesepakatan ? Kesepakatan apa ?" tanya riana.

"Adalah bi, itu rahasia anak muda hehe. Jadi gimana bi ? Dia boleh bantu pita kerja di sini kan ?"

"Oke, terserahlah. Yang penting kantong bibi aman hehe" riana nyengir kemudian berlalu. Sekedar info, jadi riana bibinya pita ini masih dibilang muda lah, umurnya sekitar 34 tahun. Jadi masih gaul ye-o.

***

Pita mengelap meja-meja yang kosong sambil mengambil piring-piring kotor. Sesekali pita melirik ke arah ahkam yang sedang menyambut para pengunjung cafe dan mencatat pesanan mereka, terlihat sangat profesional.

"Eaaa, yang senyum - senyum sambil ngeliatin pacar" goda citra pada pita.

"Siapa yang senyum-senyum ?" pita jadi salah tingkah karena tercyduck oleh citra. ("Lah lagian ngapa pula gue senyum-senyum ke ahkam ? Ampunilah pita yang khilap ya Allah") lanjut pita dalam hati.

"Eaa Salting lu ya. Hahah" citra masih saja menggoda pita.

"Tau ah " pita berbalik ke belakang hendak menuju dapur sambil membawa beberapa piring kotor dan lap meja yang tersampir di bahu.

Sekilas pita melihat ilham memasuki cafe. Untuk memastikan penglihatannya, pita berbalik lagi dan benar saja ilham memasuki cafe sendirian. Sesaat pita melirik ke arah ahkam.

"Ahkam ! Sini !" pita memanggil ahkam untuk mendekat. Setelah ahkam berda di depannya, pita langsung memberikan piring-piring kotor yang dipegangnya pada ahkam.

"Nih taruh ke belakang, gue mau melayani pengunjung teristimewa" setelah itu pita langsung menuju ke meja ahkam.

"Hm ? Pengunjung teristimewa ?" ahkam mengernyitkan keningnya sambil memiringkan kepalanya. Karna penasaran, ahkampun membalikkan badannya.

"Shit ! Dasar cewek modus !" gerutu ahkam saat melihat siapa pengunjung istimewa itu.

***

"Ehmm.. Kak ilham mau pesen apa ?" tanya pita setelah sampai di meja ilham.

"Loh pita ? Kamu merja di sini ? " tanya ilham yang kaget melihat pita.

"Hehe, iya kak aku kerja paruh waktu di sini, kebetulan ini punya bibi aku" terang pita.

"Oh.. Kayaknya aku bakalan jadi pelanggan setia di sini deh" pita dan ilhampun tertawa.

"Lo mau pesen apa ? Gak usah kebanyakan ngomong, pita masih harus kerja. Emangnya lo yang punya cafe ?" ujar ahkam sarkas yang muncul tiba - tiba dari belakang pita.

"Ahkam kalo ngomong dijaga ya" ujar pita sambil menatap tajam pada ahkam.

"Apaan ? Lo juga jadi cewek kok modusan ! Cih !"  ujar ahkam tak kalah tajam menatap ahkam.

"Udah udah. Pita, aku mau pesen white coffey sama burger" ilham tersenyum manis.

"Ok, kak layanan kilat untuk kak ilham. Tunggu bentar !" pita pun berlalu sebelum meninggalkan ahkam dan ilham, pita mengejek ahkam sambil menjulurkan lidahnya. Dan ahkam pun hanya memalingkan wajahnya karena tak kuasa melihat wajah konyol pita.

"Lo suka sama pita" ucap ilham datar  Setelah pita sudah tidak terlihat.

"Cih ! Gue ? Suka sama cewek konyol kayak dia ? Haha ! Bukan tipe gue banget. Oh.. Gue tau ! Lo suka sama pita atau cuma mau jadiin pita pelampiasan lo ?"

"Haha ! Itu urusan gue, lo gak perlu ikut campur !" sarkas ilham.

"Dia polos, dia gak punya salah sama lo ! Jadi gue rasa lo harus mikir seribu kali lagi" ahkam semakin geram.

"Haha lo peduli !"

"Kalo iya kenapa ?! Lo harus inget ! Gue gak bakal biarin pita jadi mainan lo !" setelah menucapkan itu ahkam berlalu meninggalkan ilham.

***

22.00

Setelah pulang dari cafe, ahkam mengantarkan pita pulang ke rumah.

"Ok, makasih. Inget lo besok masih harus bantu gue kerja lagi" ucap pita sambil menyerahkan helm pada ahkam.

"Iya bawel lo !"

"Siapa tau lo pikun haha"

"Ish ! Gue masih muda kali, udah ah gue pulang, capek !" ahkam sudah menyalakan motornya.

"Sono gih"

"Ehmm pita "

"Apa lagi ? Katanya mau pulang "

"Gue gak mau lagi lihat lo deket sama ilham "

"Lho ? Apa masalahnya ? Lo gak suka ? Lo cemburu ? Emang lo siapa gue ? Pacar gue ?"

"Kalo gitu lo jadi pacar gue " ahkam menatap pita seksama. Dan pita semakin mengernyitkan dahinya bingung.

"Apaan sih lo ? Lo gak sakit kan ?" pita mengecek kening ahkam dengan punggung tangannya.

"Adem kok ? Lo ngigo ? Tapi masak lo ngigo sambil melek ?" tanya pita pada diri sendiri.

"Haha ! Gue gak sakit , gue cuma becanda tadi" ahkam tertawa garing.

"Fhuh, kirain ..."

"Tapi yang lo jangan deket-deket ama ilham itu gue serius. Inget itu ! Gue pulang dulu" ahkam langsung melaju dengan jantungnya yang berdetak tak beraturan semenjak pita menempelkan tangannya pada kening ahkam dan membuat wajah mereka semakin dekat.

Sementara pita masih berdiri mematung di depan pagar rumahnya sambil menatap bingung pada ahkam yang sedang melaju meninggalkannya.

"Maksudnya apaan sih ?! Dasar cowok aneh !"

"Eh eh, ini kenapa lagi jantung gue kok rasanya gak karuan, au ah mending tinggal tidur aja" ujar pita pada diri sendiri, kemudian dia masuk ke dalam rumahnya.

***

Gimana buat ceritanya sampe di sini ? Jangan lupa tinggalkan jejak ya biar gue makin semangat nulisnya 😅

Absurd LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang