Title : Gone
Cast : Taehyung & Yoongi (YAOI)
Genre : Drama, angst (YAOI)
Length : 630 words
Author : orangkayaberbudi
Disclaimer : Serius ini yaoi buatan saya yang taegi shipper sangat tidak mendidik, jangan terpikir untuk mengcopas, nanti Anda sesat :'V
***
"Menurutmu, akan lebih baik kalau salju turun dari langit, malam ini atau besok pagi?"
***
"Sedang apa?" tanya Yoongi, menghampiri Taehyung yang duduk, mencelupkan kaki ke dalam hijaunya air danau yang dipenuhi teratai merah jambu.
"Hmm, berpikir?" jawab Taehyung asal, diikuti tawa kecil miliknya. Yoongi mendengus, lantas mengambil tempat di sebelahnya dan ikut mencelupkan kaki pada air yang cukup dingin di penghujung musim panas.
"Bagus sih, otakmu memang harus dipakai."
"Eiy, otakku selalu kugunakan untuk memikirkanmu, Hyungie."
"Aku tak peduliii." Yoongi sengaja menutup telinganya, sembari membuang wajahnya agak menyerong agar Taehyung tak melihat semburat yang senada dengan teratai yang menemani mereka.
"Hahaha, oh ya, kenapa kau ke sini? Rindu?" goda Taehyung, beberapa kali mencolek bahu Yoongi gemas.
"Jangan terlalu percaya diri. Hanya... tak sengaja melihatmu duduk di dermaga danau dari dalam penginapan."
Bohong, sebenarnya Yoongi memang mencari Taehyung. Ia sedikit kesal karena ditinggal sendirian. Ia sudah menggerutu dan menyumpah. Namun, begitu melihat bahu Taehyung yang familiar itu, perasaan lega melingkupi batinnya.
Juga hatinya.
"Hum, padahal aku akan bahagia sekali saat kau mencariku, mengkhawatirkanku atau menyumpahiku." Tiba-tiba saja tangan Taehyung sudah merangkul bahu Yoongi dengan manisnya, mengabaikan kegugupan yang tiba-tiba muncul dalam diri yang lebih tua.
"U-uh, yah waktuku terlalu berharga untuk dibuang, apalagi jika alasannya mengkhawatirkanmu."
"Tsk, dasar."
Hening adalah teman mereka selanjutnya, hanya beberapa teratai yang bergoyang karena kaki Taehyung bergerak di dalam air.
"Hyung, menurutmu, akan lebih baik kalau salju turun dari langit, malam ini atau besok pagi?"
Yoongi mengernyit. "Bodoh, mana ada salju turun di musim panas."
"Tsk, jawab saja."
"Hmm, kalau bisa sih sekarang karena musim panas benar-benar mengerikan." Taehyung tertawa gemas atas jawaban spontan Yoongi. Ia mengusap gemas helaian rambut Yoongi, mengabaikan tatapan protes yang masih terlihat manis karena semburat merah jambunya.
"Kalau aku, aku ingin salju turun besok pagi."
"Kenapa?"
"Karena ... aku belum mau menghilang."
Yoongi terdiam, melirik dengan pandang tak mengerti pada Taehyung.
"Hyung," lirih Taehyung. Kini keduanya berhadapan, kedua tangan Taehyung menangkup pipi Yoongi, lalu menatapnya dengan senyum.
Akan tetapi, kenapa tatapan Taehyung begitu sendu?
"Kau harus bisa menerimanya."
"Menerima apa?"
Pipi Yoongi diusap pelan, dengan Taehyung yang masih memertahankan senyumnya.
"Aku mencintaimu, Hyung, dan ... kau harus bisa menerimanya. Menerima ...bahwa aku sudah tidak ada bersamamu."
-
-
-
Yoongi tersadar akan sesuatu, tempatnya sama, tubuhnya berada di lokasi yang sama, hanya saja tanpa Taehyung di sampingnya. Pemuda delapan belas tahun itu terlihat linglung, ia memandang kosong, bingung dan sedih secara bersamaan.
"Ta-Taehyung?"
Yoongi menoleh ke segala arah. Air matanya sampai jatuh, ia memanggilnya, memanggil Taehyung berulang kali, melirihkan namanya berulang kali dan menanyakan keberadaannya berulang kali.
"Taehyung... kau di mana? Ini belum turun salju." Yoongi melirih, teramat pelan dengan air mata yang sudah jatuh semakin deras.
-
-
-
Lima tahun lalu...
"Hyung, besok turun salju!"
"Ya terus?"
"Katanya es akan lebih cepat membeku karena suhu gila akan terjadi malam ini! Aku mau jalan di atas air es danau nanti!"
Nyatanya memang air danau membeku dengan lapisan es tipis di sana. Taehyung terlalu bersemangat berjalan, sampai ke tengah, bagian dalam danau.
Sampai, matanya mendadak melotot, retakan es membuatnya terpaku di tempat. Dari jauh Yoongi yang baru selesai membawa cokelat panas untuk mereka berdua terlihat melambai. Namun, ia merasakan ada hal aneh, Taehyung hanya terdiam, bahkan tidak membalas lambaian tangannya.
"Tae? TAEHYUNG?!"
"...."
"Hei, kemari, aku bawa cokelat panas!"
"Hyung, aku tidak bisa."
"Hah? Apa? Aku tak mendengarnya!"
"Aku... tidak bisa." Bunyi retakan itu semakin jelas, senyum itu kian dipaksakan. "Hyung, aku mencintaimu."
"Hah? Apa?"
"Aku... mencintaimu."
Crack!
"KIM TAEHYUNG!"
-
-
-
Menurutku, akan lebih jika salju tidak pernah turun, karena jika itu terjadi, kita pasti masih bersama, benar bukan?
END
Terima kasih sudah baca
Tolong reviewnya manteman. Dan jujur, saya nulis ini sebenernya karena kepikiran temen seangkatan yang udah pulang duluan. Baru aja. Gimana ya... shock, sedih, sempet mikir kalo ini cuma prank gitu, haha ah udah ah, hehe.
Makasih udah baca
KAMU SEDANG MEMBACA
Salju
FanfictionSetiap cerita ditulis dengan penuh makna oleh staf dan pelanggan Flow de Mémoire Café. ©FDM 20181011 . Selamat hari jadi ke-900. Selamat menikmati karya kami. . Tertanda, Flow de Mémoire Café. Because every moment is precious.